Saat anak berulah atau tidak menuruti perkataan orangtuanya, kadangkala membuat emosi terpancing sehingga secara refleks orangtua membentak dan mengutarakan kata-kata ancaman pada anak.
Namun meski tidak mudah, Beauties dan suami perlu mengontrol diri saat memarahi anak agar tidak sampai kelepasan. Sebab, bentakan dan ancaman bisa menimbulkan dampak negatif pada mental anak di kemudian hari. Apa saja dampak negatifnya?
1. Luka Mendalam pada Anak
Dilansir dari Keep Your Cool Parenting, memarahi dan mengancam anak dengan kata-kata kasar dan tidak pantas akan meninggalkan luka atau trauma yang begitu dalam untuk anak. Sebab, anak-anak kemungkinan besar akan bertanya-tanya sendiri, "Kok aku diginiin?" atau "Kok papaku/mamaku sampai ngomong kayak gitu ke aku?"
Di sisi lain, bila seorang anak mendapat ancaman dari orangtuanya sendiri, dia jadi menangkap bahwa itu adalah cara paling efektif untuk bernegosiasi atau merespons sesuatu.
2. Merusak Hubungan Orangtua dan Anak
Perlakuan dan ancaman orangtua saat marah bisa membuat anak berpikir bahwa itulah jawaban atau satu-satunya tindakan yang dimiliki orangtuanya. Ancaman orangtua saat memarahi anak juga berpotensi menimbulkan rasa benci anak kepada orangtuanya, perselisihan atau perang dingin antara orangtua dan anak.
Dilansir dari I'm with Holly, lebih spesifiknya lagi, tindakan memarahi anak, apalagi sampai mengancamnya, membuat anak tidak merasa dimengerti dan dihargai oleh orangtuanya sendiri.
3. Sulit Mengambil Keputusan
Anak yang sering dimarahi dan diteriaki orangtuanya berpotensi punya ketakutan besar yang dampaknya adalah sang anak selalu ragu untuk mengambil keputusan atau melakukan sesuatu. Dikutip dari The Swaddle, bahwa ketakutan adalah adalah salah satu unsur perusak hubungan orang tua dan anak karena bisa meruntuhkan rasa percaya dan aman seorang anak. Selain itu, bisa berdampak pada pemikiran anak bahwa salah sedikit akan berakibat fatal.
4. Kebencian pada Orangtua
Dilansir dari Keeping Your Cool Parenting, ancaman seringkali dianggap sebagai senjata terbaik untuk menghentikan perilaku buruk atau kesalahan kecil yang dilakukan anak. Namun, jangka panjangnya adalah anak-anak kemungkinan besar akan membenci orangtuanya. Sebab, tidak ada anak yang senang bila dihukum dan menerima perkataan kasar atau yang tidak pantas didengar.
Bagaimana Jika Sudah Terlanjur Mengancam Anak?
1. Belajar mengomunikasikan keinginanmu atau alasanmu tidak suka dengan perilaku anak yang menjengkelkan bagimu.
2. Tanyakan pada dirimu sendiri, sudah siapkah menerima respons dan dampak di hari-hari berikutnya pada anak apabila terucap kata-kata yang mengancam padanya?
3. Tetap tenang dalam menyikapi anak yang baru saja melakukan kesalahan agar dia merasa masih dicintai, diterima, dan mau memperbaiki sikapnya.
4. Carilah cara untuk menegur anak yang lebih kreatif, komunikatif, dan mudah dimengerti agar tidak melulu membentaknya, apalagi disertai ancaman yang mungkin di hari nanti membuatmu menyesal sudah mengungkapkannya.
---
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!