Direktur HAM PBB Undurkan Diri, Sebut PBB Gagal Cegah Genosida di Palestina
Direktur Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang berbasis di New York, Craig Mokhiber, mengundurkan diri dari jabatannya. Alasannya, ia merasa PBB gagal mencegah genosida di Palestina.
Sebagai informasi, genosida adalah tindakan yang dilakukan untuk menghancurkan, seluruhnya atau sebagian, suatu kelompok bangsa, etnis, ras atau agama.
Sejak Sabtu (7/10), Israel terus-menerus melancarkan serangan di Gaza. Hingga saat ini, 8.805 warga Palestina tewas dalam serangan tersebut, sebagaimana dilansir dari Al Jazeera.
Tak hanya menyebut PBB gagal mencegah genosida, Mokhiber juga mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS), Inggris, dan sebagian besar negara di Eropa "sepenuhnya terlibat dalam serangan mengerikan tersebut".
Pada Sabtu (28/10), Mokhiber menulis kepada komisaris tinggi PBB di Jenewa, Volker Turk, mengatakan, "Ini akan menjadi komunikasi terakhir saya kepada Anda", mengacu dalam perannya di New York.
"Sekali lagi kita melihat genosida terjadi di depan mata kita dan organisasi yang kita layani tampaknya tidak berdaya untuk menghentikannya," paparnya, dilansir dari The Guardian.
Sebut AS Cs Mendukung Israel
Direktur HAM PBB Undurkan Diri, Sebut PBB Gagal Cegah Genosida di Palestina /Foto: SOPA Images/LightRocket via Gett/SOPA Images
Menurut Mokhiber, PBB telah gagal mencegah genosida sebelumnya terhadap Tutsi di Rwanda, Muslim di Bosnia, Yazidi di Kurdistan Irak dan Rohingya di Myanmar.
“Komisaris Tinggi kami gagal lagi," ungkapnya.
“Pembantaian besar-besaran terhadap rakyat Palestina saat ini, yang berakar pada ideologi pemukim kolonial etno-nasionalis, merupakan kelanjutan dari penganiayaan dan pembersihan sistematis yang telah berlangsung selama beberapa dekade, sepenuhnya didasarkan pada status mereka sebagai orang Arab … tidak ada keraguan," lanjutnya.
Mokhiber mengungkapkan bahwa apa yang terjadi di Palestina saat ini adalah contoh kasus genosida. Ia juga menyebut bahwa AS, Inggris, dan sebagian besar negara di Eropa tidak hanya “menolak untuk memenuhi kewajiban perjanjian mereka” berdasarkan Konvensi Jenewa tetapi juga mempersenjatai serangan Israel dan memberikan perlindungan politik dan diplomatik terhadap apa yang kini tengah terjadi.
Dalam suratnya, Mokhiber menyerukan diakhirinya negara Israel secara efektif.
“Kita harus mendukung pembentukan negara sekuler yang demokratis dan tunggal di seluruh wilayah Palestina yang bersejarah, dengan hak yang sama bagi umat Kristen, Muslim, dan Yahudi,” tulisnya.
Ia menambahkan, “dan, oleh karena itu, penghapusan kelompok-kelompok yang sangat rasis dan pemukim-proyek kolonial dan mengakhiri apartheid di seluruh negeri.”
Profil Craig Mokhiber
Craig Mokhiber/Foto: Dok. Twitter
Mokhiber telah bekerja untuk PBB sejak tahun 1992 dan memegang sejumlah peran penting. Ia memimpin tugas komisaris tinggi dalam merancang pendekatan pembangunan berbasis hak asasi manusia, dan bertindak sebagai penasihat senior hak asasi manusia di Palestina, Afghanistan, dan Sudan.
Mokhiber adalah seorang pengacara yang berspesialisasi dalam hukum hak asasi manusia internasional. Ia pernah tinggal di Gaza pada tahun 1990an.
Dalam perannya sebagai direktur kantor komisaris tinggi hak asasi manusia di New York, terkadang Mokhiber mendapat kecaman dari kelompok pro-Israel karena komentarnya di media sosial. Dia dikritik karena memberikan dukungan terhadap gerakan boikot, divestasi, sanksi (BDS) dan menuduh Israel melakukan apartheid, sebuah tuduhan yang dia ulangi dalam surat pengunduran dirinya.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!