Fakta-fakta di Balik Penangkapan Mahasiswa Amerika Serikat yang Demo Bela Palestina

Justina Nur | Beautynesia
Minggu, 28 Apr 2024 17:30 WIB
Fakta-fakta di Balik Penangkapan Mahasiswa Amerika Serikat yang Demo Bela Palestina
Foto: Getty Images via AFP/MICHAEL M. SANTIAGO

Sejak 7 Oktober 2023 hingga sekarang, serangan Israel terhadap warga Palestina tak henti jadi sorotan. Serangan itu tentu menimbulkan banyak kecaman dan memunculkan aksi solidaritas dari berbagai negara.

Bahkan protes atas serangan Israel ke Palestina tersebut juga menyebar ke perguruan tinggi di Amerika Serikat. Beberapa waktu lalu berbagai mahasiswa dari kampus ternama di Amerika Serikat termasuk Universitas Columbia dan Universitas Pennsylvania yang tergabung dalam ivy league turut melakukan aksi demo pro-Palestina.

Seperti yang dilansir dari AP News, para mahasiswa menyerukan universitas-universitas agar memisahkan diri dari perusahaan apa pun yang mendukung upaya militer Israel di Gaza.

Protes-protes di banyak kampus tersebut diketahui diatur oleh koalisi kelompok mahasiswa. Kelompok mahasiswa tersebut sebagian besar bertindak secara independen, meski para mahasiswa mengatakan bahwa mereka terinspirasi oleh rekan-rekan mereka di universitas lain.

Berikut beberapa fakta-fakta di balik demo pro-Palestina yang dilakukan oleh mahasiswa dari berbagai universitas di Amerika Serikat.

Penangkapan Lebih dari 100 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina

Demo Mahasiswa Pro-Palestina Meluas di Kampus-kampus AS

Mahasiswa di AS demonstrasi dukung Palestina/ Foto: DW (News)

Seperti yang dilaporkan oleh AP News, para pengunjuk rasa mahasiswa pro-Palestina mendirikan tenda di universitas ivy league di New York tersebut minggu lalu. Kemudian, polisi mencoba membersihkan perkemahan pada tanggal 18 April ketika mereka menangkap lebih dari 100 pengunjuk rasa.

Tindakan penangkapan mahasiswa pengunjuk rasa pro-Palestina tersebut justru menjadi bumerang. Hal itu ternyata menginspirasi mahasiswa atau pelajar di seluruh negeri dan memotivasi pengunjuk rasa di Universitas Columbia untuk berkumpul kembali.

Rektor Universitas Columbia, Nemat Shafik dikabarkan yang memberi wewenang kepada polisi untuk membersihkan puluhan tenda yang didirikan oleh para pengunjuk rasa. Hal ini karena ia merasa pengunjuk rasa telah melanggar peraturan dan kebijakan universitas yang melarang mengadakan demonstrasi tanpa izin dan tidak mau berhubungan dengan pihak pengelola.

Walikota New York, Eric Adams mengatakan bahwa polisi melakukan lebih dari 108 penangkapan karena masuk tanpa izin. Ia juga mengatakan bahwa mahasiswa mempunyai hak kebebasan berpendapat, namun tidak berhak melanggar kebijakan universitas dan mengganggu pembelajaran di kampus.

Mahasiswa Terlibat Mendapatkan Skors

Kesaksian mahasiswa Indonesia tentang demonstrasi menentang perang di Gaza yang meluas di kampus-kampus AS

Mahasiswa di AS demonstrasi dukung Palestina/Foto: BBC World

Dilansir dari Al Jazeera, beberapa mahasiswa yang terlibat dalam aksi protes tersebut mengatakan bahwa mereka mendapatkan skors dari Columbia dan institusi asosiasinya, Barnard College. Salah satu mahasiswa yang diskors adalah Isra Hirsi, putri Ilhan Omar, seorang Demokrat di Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat.

Seperti yang ditulis Hirsi di akun media sosial pribadinya, ia mengatakan bahwa dirinya tidak akan terintimidasi oleh langkah yang diambil oleh pihak kampus, dan akan terus mendorong transparansi investasi Universitas Columbia, divestasi dari perusahaan yang terlibat dalam genosida dan amnesti bagi siswa yang menghadapi penindasan. Ia juga bertekad untuk tetap berdiri teguh sampai tuntutan mahasiswa terpenuhi.

Menurut laporan Al Jazeera, Universitas Columbia mengatakan bahwa pihaknya mulai memberhentikan siswa yang ikut serta dalam kamp terbaru tersebut. Bahkan, menurut juru bicara universitas melalui email mengatakan bahwa pihaknya akan terus mengidentifikasi mahasiswa dan akan mengirimkan pemberitahuan secara resmi.

Imbas dari aksi demonstrasi mahasiswa pro-Palestina, dilaporkan oleh Al Jazeera pada 22 April 2024, pihak Universitas Columbia akhirnya memerintahkan perkuliahan diadakan secara virtual atau online untuk meredakan ketegangan yang masih terjadi di kampus New York City selama demonstrasi pro-Palestina.

Selain itu, rektor Universitas Columbia Nemat Shafik mengatakan bahwa dosen dan staf harus bekerja dari jarak jauh jika memungkinkan dan mahasiswa yang tidak tinggal di kampus harus menjauh.

University of Southern California Batalkan Upacara Wisuda

University of Southern California Batalkan Upacara Wisuda/ instagram.com/aljazeeraenglish

Demonstrasi pro-Palestina ini merembet berbagai kampus tak hanya di Universitas Columbia. Saat protes berkobar di sekitar kampus, University of Southern California bahkan ikut membatalkan upacara wisuda. Seperti yang dilaporkan AP News, universitas tersebut membatalkan pidato wisuda yang disampaikan oleh pembaca pidato perpisahan yang pro-Palestina dengan alasan keamanan.

Bahkan, Departemen Kepolisian Los Angeles mengatakan lebih dari 90 orang ditangkap pada Rabu malam lalu atas tuduhan masuk tanpa izin selama protes di universitas. Satu orang turut ditangkap atas tuduhan penyerangan dengan senjata mematikan. Meski begitu, tidak ada laporan korban terluka. Universitas tersebut mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka telah menutup kampus dan polisi akan menangkap orang-orang yang tidak meninggalkan lokasi demonstrasi. 

Protes di Universitas George Washington dan New York University

Ada sekitar 50 mahasiswa Universitas George Washington di Washington DC yang mendirikan tenda perkemahan di halaman universitas tersebut pada hari Kamis. Hari berikutnya, para mahasiswa termasuk profesor dari Universitas Georgetown ini melakukan aksi mogok kerja dan berbaris ke kampus George Washington. Para pengunjuk rasa menuntut agar universitas melakukan divestasi dari Israel dan mencabut skorsing terhadap kelompok mahasiswa pro-Palestina.

Akibat aksi demonstrasi ini, universitas mengatakan akan memindahkan ujian akhir sekolah hukum ke gedung lain dari gedung tempat semula dijadwalkan. Tidak hanya itu, universitas meminta para pengunjuk rasa untuk membongkar tenda dan membubarkan diri pada pukul 7 malam.

Selain itu, sebuah perkemahan dilaporkan didirikan oleh mahasiswa di New York University membengkak menjadi ratusan pengunjuk rasa awal pekan ini. Pihak kepolisian pada hari Rabu mengatakan bahwa ada 133 pengunjuk rasa telah ditahan. Meski begitu, mereka mengatakan semua pengunjuk rasa telah dibebaskan dengan panggilan untuk hadir di pengadilan atas tuduhan perilaku tidak tertib.

Aksi Unjuk Rasa di Universitas Pennsylvania

Pennsylvania University adalah kampus terdahulu dari Elon Musk

Pennsylvania University/ Foto: upenn.edu

Kamp protes dari para pengunjuk rasa terus berkembang hingga Jumat pagi di kampus Universitas Pennsylvania di Philadelphia. Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh sekolah tersebut mengatakan bahwa para pejabat terus memantau perkemahan tersebut, yang dimulai pada hari Kamis, dan belum menerima laporan apa pun mengenai perilaku ancaman atau kekerasan yang dilakukan oleh para pengunjuk rasa. 

Namun, pihak kampus tetap memperingatkan bahwa protes atau pidato yang melanggar kebijakan universitas, mengganggu bisnis universitas, atau menimbulkan lingkungan yang mengintimidasi, bermusuhan, atau penuh kekerasan tidak akan ditoleransi. 

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE