
Harus Cari Jalan Keluar, Ini 5 Tanda Kamu Mengalami Kekerasan Emosional dari Pasangan

Tindak kekerasan faktanya tak hanya melulu soal pemukulan atau perilaku kasar. Dalam sebuah hubungan, baik percintaan, persahabatan, maupun keluarga, ada tindakan negatif yang dampaknya tak kalah besar, yaitu kekerasan emosional.
Dilansir dari Very Well Mind, kekerasan emosional adalah tindakan mengontrol orang lain dengan melibatkan emosi, misalnya melontarkan kritik tajam namun tidak membangun, mempermalukan, menyalahkan, menyudutkan, mengancam, hingga memanipulasi. Berbeda dengan konflik atau pertengkaran biasa, kekerasan emosional umumnya berlangsung secara terus-menerus, serta melukai harga diri dan martabat korban.
Sedihnya, kekerasan emosional ini umumnya tidak disadari oleh korban dan pelaku sehingga dianggap sebagai sebuah kewajaran. Alhasil, kejadian ini terus berulang dan pada akhirnya menciptakan hubungan tidak sehat yang berdampak pada kerusakan psikis. Sebelum semua terlambat, yuk simak tanda-tanda kekerasan emosional yang dilansir dari Safe Horizon berikut ini!
1. Kritik Berlebihan dan Cenderung Menghakimi
![]() Tanda-Tanda Kekerasan Emosional/Foto: Unsplash.com/Julia Taubitz |
Saling melontarkan kritik untuk membangun adalah hal wajar dalam hubungan makhluk sosial. Namun dalam kasus kekerasan emosional, kritik umumnya disampaikan dengan cara sarkas tanpa mempedulikan perasaan korban. Pelaku juga tak ragu melakukannya di depan banyak orang sehingga mempermalukan korban.
Selain itu, pelaku juga umumnya terlalu sering melontarkan pendapat negatif dan menghakimi, seolah jauh lebih tahu dari korban. Alhasil, korban akan merasa rendah diri di depan banyak orang. Bahkan jika korban menentang atau memberikan bantahan, pelaku biasanya akan langsung kaget atau tersinggung.
2. Mengabaikan Batas dan Privasi
Jika pasanganmu mulai menyerang ranah pribadi, misalnya memaksa memeriksa ponsel, meminta password akun media sosial, masuk ke kamarmu tanpa izin, dan bahkan memaksa melakukan hubungan seksual, maka kamu harus mulai waspada. Bisa jadi, dia sedang berusaha menjajah dan menguasai kehidupanmu.
Jika dia marah saat kamu menolak memberikan akses, kemungkinan besar dia memang sengaja ingin mengontrol kehidupanmu. Kemarahannya adalah sikap playing victim untuk membuatmu merasa tidak enak dan akhirnya setuju untuk membiarkannya masuk ke dalam privasimu.