Ini Jamur Paling Mematikan yang Tersebar Luas di Dunia, Gimana Bedainnya?

Dimitrie Hardjo | Beautynesia
Senin, 11 Sep 2023 17:15 WIB
Racun Tetap Ada Meski Dimasak
Foto: Getty Images/DeAgostini

Jamur kerap jadi makanan sehari-hari yang sangat mudah dimasak. Begitu banyak jenisnya yang bisa kita temukan, baik yang bisa dimakan maupun yang tidak atau beracun. Tahukah kamu apa saja jenis jamur yang beracun itu?

Ada satu jenis yang dinyatakan paling mematikan dan sayangnya, bentuknya mirip jamur payung pada umumnya. Berdasarkan The Guardian, jamur payung maut (death cap mushroom) dengan nama Latin Amanita phalloides disinyalir menjadi penyebab 90% kematian oleh jamur setiap tahunnya secara global. Jamur ini kembali jadi sorotan setelah 3 warga Australia meninggal akibat mencerna jamur death cap bulan Agustus lalu.

Jamur dengan wujud mirip jamur payung yang bisa dimakan ternyata sudah ditemukan di berbagai negara, tapi dengan cara yang masih belum diketahui. Yuk kenali jamur death cap lebih lanjut lewat rangkuman dari laman National Geographic berikut!

Mengenal Bentuk dan Racun Jamur Payung Maut

UNSPECIFIED - APRIL 02: Cluster of Death cap (Amanita phalloides), Amanitaceae. (Photo by DeAgostini/Getty Images)UNSPECIFIED - APRIL 02: Cluster of Death cap (Amanita phalloides), Amanitaceae. (Photo by DeAgostini/Getty Images)/ Foto: Getty Images/DeAgostini

Jamur death cap bisa tumbuh mencapai tinggi 15 cm. Meski mirip dengan jamur yang bisa dimakan, kamu bisa mengenali death cap dari bentuknya yang ramping dengan kubah cukup lebar serta rona kekuningan atau hijau tampak di bagian atasnya. Insang putih terlihat pada sisi bawah kubah serta akar berwarna putih yang lebih pucat. Namun untuk jamur yang lebih muda, bentuk kubah lebih bulat, Beauties.

Berdasarkan penjelasan ahli patologi dari US Department of Agriculture, Milton Drott, Amanita phalloides memiliki racun yang cukup unik. Ia aman jika disentuh, tapi jamur death cap mengandung racun amatoxins yang bisa mencegah pembentukan protein dalam sel, menyebabkan kematian sel, dan gagal organ jika dikonsumsi siapa pun, baik manusia maupun hewan. Racun ini pun dipercaya menjadi cara jamur bertahan dari predator sehingga mudah berkembang biak.

Penyebab Peredaran yang Masih Jadi Misteri

Tom May, a principal research scientist mycology at the Royal Botanic Gardens in Melbourne inspects a Death Cap mushroom as the Victorian Government issues a health alert on March 31, 2021 for poisonous mushrooms after favourable weather conditions have seen an outbreak of the mushroom which is extremely toxic and responsible for 90 percent of all mushroom poisoning deaths. (Photo by William WEST / AFP) (Photo by WILLIAM WEST/AFP via Getty Images)

Jamur Death Cap/ Foto: AFP via Getty Images/WILLIAM WEST

Jamur death cap berasal dari di Eropa dan banyak ditemukan mulai dari Swedia hingga selatan Prancis. Namun saat ini makin tersebar luas di berbagai negara di dunia. Di Amerika Serikat, jamur ini ditemukan di California hingga ke wilayah barat AS. 

Banyak hipotesis peneliti terkait imigrasi jamur death cap. Sejumlah peneliti berteori bahwa jamur bisa beredar hingga ke negara lain karena adanya tanah atau pohon yang diimpor. Jamur yang biasa tumbuh di akar pohon ini pun ikut terbawa bersamanya dan tumbuh saat pohon ditanam. Parasit ini juga dikhawatirkan akan mengganggu ekosistem lokal meskipun masih butuh waktu lama sampai berdampak signifikan.

 

Racun Tetap Ada Meski Dimasak

Ilustrasi memasak dengan api besar/Foto: Freepik/golfcphoto

Foto: Getty Images/DeAgostini

Penampilan jamur yang sederhana bisa mengecoh orang yang tidak mengetahui bahayanya. Drott menjelaskan bahwa racun jamur death cap tidak berbau atau menunjukkan ciri-ciri yang mudah dikenali.

Walaupun dipanaskan, racun di dalamnya tetap stabil dan tidak hancur saat dimasak. Hal ini pun jadi pembeda death cap dengan jamur beracun lain yang hanya berbahaya jika dikonsumsi mentah.

 

Gejala yang Muncul Saat Dikonsumsi Manusia

Ilustrasi toilet atau sakit perut

Ilustrasi gejala/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Tharakorn

Karena racun tidak hilang saat dipanaskan dan dimasak, manusia yang memakannya akan terkena efek racun. Melansir The Guardian, gejala keracunan akan muncul dalam beberapa jam setelah konsumsi, yaitu rasa mual, diare, dan gejala sakit perut lainnya yang akan terus berkembang selama 6 hingga 12 jam.

Hanya dalam kurun waktu satu hari sampai seminggu setelah konsumsi jamur death cap, orang tersebut bisa mengalami gagal hati, gagal ginjal, ensefalopati, serta kematian.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE