BILLBOARD
970x250

Inspiratif! Negara Ini Keluarkan Dana Rp61 Miliar untuk Bantu Remaja 'Move On' Pasca Putus Cinta

Nadya Quamila | Beautynesia
Senin, 27 Mar 2023 17:30 WIB
Kampanye Ini Jadi Cara untuk Hapus Kekerasan dalam Keluarga dan Kekerasan Seksual

Putus cinta memang bukan hal yang mudah untuk dilalui. Bagi sebagian orang, putus cinta bisa membuat mereka kehilangan semangat, tak berdaya, dan terjebak dalam kesedihan yang berlarut-larut.

Selain niat dari diri sendiri, dibutuhkan lingkungan yang mendukung untuk bisa segera move on dan kembali melanjutkan hidup. Entah itu sahabat, keluarga, hingga tenaga profesional.

Nah, uniknya, ada satu negara yang memberikan dukungan khusus bagi para remaja yang baru saja mengalami putus cinta. Tak tanggung-tanggung, pemerintah negara tersebut rela merogoh kocek hingga Rp61 miliar untuk membantu pemulihan remaja yang patah hati.

Wah, kira-kira negara apa, ya, Beauties? Dan bagaimana program tersebut berjalan? Yuk, simak ulasannya berikut ini!

Negara Ini Bantu Remaja Move On Pasca Putus Cinta

4 Cara Menyembuhkan Diri Ketika Mantan Sudah Move On Tetapi Kamu Belum/freepik.comIlustrasi putus cinta/Foto: Freepik

Selandia Baru menjadi negara yang menunjukkan kepedulian yang besar kepada para warganya yang masih remaja dan baru saja mengalami putus cinta. Kementerian Pembangunan Sosial akan memberikan dana sebesar Rp61 miliar selama tiga tahun kepada kampanye bertajuk "Love Better". Tujuannya adalah untuk membantu remaja pulih dari putus cinta dan meminimalkan kerusakan dalam hubungan mereka, lapor afiliasi CNN RNZ.

Kampanye ini didorong oleh anak-anak muda Selandia Baru dan apa yang menurut pemerintah telah mereka identifikasi sebagai salah satu masalah utama yang dialami remaja.

"Lebih dari 1.200 remaja Selandia Baru memberi tahu kami bahwa mereka membutuhkan dukungan untuk menghadapi pengalaman awal cinta dan luka, dan perpisahan diidentifikasi sebagai tantangan bersama," kata Menteri Asosiasi Pembangunan Sosial dan Ketenagakerjaan Priyanca Radhakrishnan dalam sebuah pernyataan, dilansir dari CNN International.

Selandia BaruSelandia Baru/Foto: Unsplash.com/Claudette Wicks

Dalam sebuah video promosi kampanye tersebut, menampilkan seorang remaja yang berbicara tentang perlunya memblokir mantan mereka dan move on dari hubungan masa lalu mereka.

"Putus cinta menyebalkan. Ini semakin konyol. Ini semakin tidak terkendali. Saya perlu tidur di malam hari. Aku harus melupakannya," bunyi narasi video itu.

Kampanye tersebut akan menawarkan bantuan berupa telepon, teks, atau email khusus untuk anak muda yang sedang putus cinta. Youthline, sebuah organisasi yang didedikasikan untuk mendukung anak muda berusia 12 hingga 24 tahun, akan ambil bagian di kampanye tersebut.

Kampanye Ini Jadi Cara untuk Hapus Kekerasan dalam Keluarga dan Kekerasan Seksual
Memberikan ruang untuk merasakan patah hati karena cinta ditolak merupakan upaya untuk melakukan validasi emosi.

Kampanye Love Better akan memanfaatkan media sosial dan menciptakan komunitas untuk mengatasi dampak putus cinta. Melalui kampanye ini, diharapnya dapat meningkatkan harga diri para remaja pasca alami putus cinta

“Ini adalah cara otentik untuk menginspirasi orang lain untuk membangun kekuatan, harga diri, dan ketahanan mereka sendiri,” kata Radhakrishnan dalam pernyataan.

Menurut Kementerian Pembangunan Sosial, sebuah survei terhadap 1.200 anak muda Selandia Baru menemukan bahwa 68 persen telah mengalami sesuatu yang buruk ”di luar rasa sakit yang ‘normal’ karena putus cinta. 

Radhakrishnan mengatakan tujuan dari kampanye ini adalah untuk mendukung kaum muda melalui “pengalaman formatif ini” dengan harapan dapat berdampak positif pada cara mereka menjalin hubungan di masa depan.

Kampanye Love Better adalah bagian dari strategi nasional pemerintah yang lebih luas untuk menghapuskan kekerasan dalam keluarga dan kekerasan seksual.

Woman bondage image blur , stop violence against Women, international women's dayIlustrasi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Tinnakorn Jorruang

“Selandia Baru memiliki statistik keluarga dan kekerasan seksual yang memalukan dan kami membutuhkan pendekatan inovatif untuk memutus siklus tersebut,” tambah Radhakrishnan.

Menurut Kementerian Kehakiman, setiap tahun, polisi Selandia Baru menyelidiki lebih dari 100 ribu insiden kekerasan dalam keluarga. Pada tahun 2020, polisi menerima 9.723 laporan kekerasan seksual dan sekitar setengah dari orang yang melaporkan pelanggaran kekerasan seksual di Selandia Baru berusia di bawah 18 tahun pada saat kejadian.

Wah, bagaimana menurutmu, Beauties?

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE