Studi: 3 dari 5 Perempuan Pernah Alami Pelecehan di Tempat Gym
Pelecehan bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Sebuah laporan baru dari pakar pelatihan pribadi bernama Origym mengungkapkan 3 dari 5 perempuan secara mengejutkan telah mengalami intimidasi dan pelecehan seksual saat berolahraga di gym.
Dalam 12 bulan terakhir, pencarian online untuk "gym khusus perempuan" telah meningkat sebesar 69 persen. Origym memutuskan untuk menyelidiki dengan melakukan survei kepada lebih dari 1.000 pengunjung gym dari semua jenis kelamin untuk menyoroti apa yang menyebabkan meningkatnya minat pada "gym khusus perempuan."
Hasil dari laporan Origym mengungkapkan pelecehan seksual meluas di gym yang ada di penjuru negara. Ada yang menyebutkan bahwa pertemuan perempuan dengan pria di gym malah membuat perempuan diikuti di sekitar gym, adanya pernyataan seksual kepada perempuan, dan terdapat beberapa jenis pelecehan gym yang dilakukan kepada perempuan.
Bentuk Pelecehan di Gym yang Dialami Perempuan
Lebih lengkapnya, melalui infografis yang disampaikan oleh Origym pada situs My Weekly, terdapat beberapa pelecehan yang perempuan dapatkan di tempat gym, yaitu:
- Pria berdiri terlalu dekat.
- Tertawa dan mencemooh.
- Membuat komentar yang tidak pantas.
- Membuat komentar bernada seksual tentang penampilan.
- Menggoda atau lewat di hadapan perempuan.
- Mereka tidak akan menerima jawaban tidak ketika perempuan tidak menginginkan bantuan atau nasihat.
- Diikuti di sekitar gym.
- Sentuhan fisik.
- Membuat komentar seksual tentang peralatan olahraga yang digunakan.
Intimidasi Verbal
Menilik dari tanggapan-tanggapan tersebut, nampak bahwa pelecehan seksual tidak hanya dikategorikan sebagai ancaman fisik saja. Intimidasi verbal pun terlihat terjadi.
Pada dasarnya, seorang perempuan hanya ingin berolahraga dengan nyaman di gym. Berbagai rayuan yang tidak diinginkan, godaan, dan komentar seksual atau menggurui membuat pengalaman yang sangat tidak nyaman. Lebih lanjut, lebih dari 61 persen perempuan mengaku pernah dilecehkan setidaknya sekali di gym oleh seorang pria.
2 dari 5 Perempuan Menghindari Gym karena Pria
![]() Ilustrasi Pelecehan Seksual di Tempat Gym/foto:unsplash |
Terdapat 2 dari 5 perempuan membuat keputusan untuk menghindari gym karena pria membuat mereka merasa tidak nyaman berada di sana. Perempuan merasa perlu untuk menyesuaikan perilaku mereka di gym setelah adanya pertemuan negatif.
Hampir setengahnya mengatakan mereka mengajak teman atau pasangan untuk berolahraga bersama, karena para pria membuat mereka merasa tidak nyaman. Bahkan bagi perempuan yang masih berolahraga di gym, merasa perlu menghindari area tertentu.
1 dari 3 Perempuan Menginginkan Gym Khusus Perempuan
![]() Ilustrasi Pelecehan Seksual di Tempat Gym/foto:unsplash |
Sekitar 31 persen perempuan mengatakan bahwa mereka akan melihat manfaat dari adanya gym khusus untuk perempuan karena dirasa lebih aman dan nyaman. Tak hanya persoalan diadakannya gym khusus perempuan saja, namun perempuan lebih memilih untuk menginginkan pelatih pribadi seorang perempuan juga.
Hanya terdapat 4 persen saja perempuan yang menyatakan bahwa mereka menginginkan pelatih pribadi pria, dibandingkan dengan 29 persen yang menginginkan pelatih pribadi perempuan.
Alasan Menginginkan Pelatih Pribadi Perempuan
![]() Ilustrasi Pelecehan Seksual di Tempat Gym/foto:unsplash |
Dicuplik dari My Weekly, para perempuan menginginkan pelatih pribadi perempuan dikarenakan banyak faktor. Misalnya:
- "Saya takut dengan kekerasan pria"
- "Saya tidak ingin pria melirikku"
- "Saya akan merasa lebih nyaman"
- "Lebih nyaman dengan sesama perempuan"
- "Kurang adanya ancaman"
- "Saya akan merasa nyaman dan tidak terlalu dihakimi"
Lantas bagaimana cara mencegah pelecehan seksual di tempat umum layaknya gym? Simak 5 cara yang bisa dilakukan untuk mencegah pelecehan seksual yang terjadi di depanmu dan membantu korban di halaman berikutnya!
Cara Mencegah Pelecehan Seksual dengan 5D
Ilustrasi/Foto: Pexels.xom/Andrea Piacquadio
Dilansir dari laman CNN Indonesia, menurut Anindya Vivi selaku Program Director Jakarta Feminist, ada 5 cara yang bisa dilakukan untuk mencegah pelecehan seksual yang terjadi di depanmu dan membantu korban.
1. Direct (Langsung)
Ilustrasi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Tharakorn |
Kamu mungkin ingin merespons secara langsung pelecehan seksual saat itu juga. Kamu bisa langsung mengatakan bahwa tindakan tersebut termasuk pelecehan dan bahwa orang tersebut tidak boleh melakukan hal itu. Namun sebisa mungkin untuk berusaha berkata jelas dan singkat serta tidak terlibat dalam perdebatan, atau pertengkaran karena bisa berisiko.
Direct mungkin cara paling berisiko untuk menghentikan pelecehan seksual. Apalagi jika kamu berada di tempat asing tanpa kenal siapa pun. Intinya adalah menilai situasi yang aman untuk kamu dan korban.
2. Distract (Distraksi)
Kamu bisa mengalihkan perhatian pelaku dari apa yang ia lakukan. Distraksi ini adalah metode yang lebih halus untuk menginterupsi kejadian yang sedang terjadi. Idenya adalah untuk mengabaikan pelaku dan fokus pada korban. Kamu bisa pura-pura mengenal korban, berpura-pura tersesat, menanyakan waktu atau tempat, atau menghalangi korban dan pelaku secara fisik jika memungkinkan.
3. Delegate (Delegasi)
Ilustrasi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Serghei Turcanu |
Delegasi ini adalah metode untuk meminta bantuan orang lain. Kamu bisa menghubungi polisi, bekerja sama dengan seseorang yang berada di sekitar kamu untuk menghentikan pelecehan, atau mencari pihak berwenang di tempat tersebut seperti satpam, atau pemilik toko untuk turun tangan.
4. Documentation (Mendokumentasikan)
Ilustrasi/Foto: Pixabay.com/SplitShire |
Merekam sebuah kejadian pelecehan seksual sangatlah membantu. Rekaman yang kamu ambil bisa jadi bukti penting yang mungkin dibutuhkan di waktu mendatang.
Namun pastikan kamu berada dalam keadaan aman. Dokumentasi yang kamu miliki juga tidak boleh disebarkan ke media sosial tanpa persetujuan korban. Tanyakan pada korban apabila ia butuh dokumentasi tersebut untuk membuat laporan.
5. Delay (Menunda)
Sangat sulit bergerak untuk menghentikan pelecehan seksual. Kamu mungkin tidak bisa berkutik saat ada kejadian tersebut, namun setidaknya kamu bisa membantu korban setelahnya.
Kamu bisa membuat perbedaan bagi orang yang telah dilecehkan dengan menanyakan kondisinya seperti, "Apakah kamu baik-baik saja?," "Ada yang bisa dibantu," "Bolehkah saya menemani kamu," "Bagaimana dengan membuat laporan pelecehan seksual?"
Namun ketika berusaha untuk membantu korban pelecehan seksual, kamu juga harus berhati-hati dengan memperhatikan kondisi sekitar. Jangan gegabah yang akhirnya bisa membahayakan diri sendiri dan korban.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!



Ilustrasi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Tharakorn
Ilustrasi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Serghei Turcanu
Ilustrasi/Foto: Pixabay.com/SplitShire