Beauties, kesetaraan gender menjadi isu utama bagi para perempuan tiap kali menyuarakan pendapatnya. Sebenarnya apa itu kesetaraan gender? Bagi para beauties yang belum mengetahui mengenai isu ini, kesetaraan gender mengacu pada hak, tanggung jawab, serta kesempatan yang sama antara perempuan dan pria.
Contohnya adalah jaman dulu hanya pria yang boleh bersekolah, sementara perempuan tidak. Kemudian contoh lainnya, perempuan dilarang bekerja atau mencari nafkah, berbanding terbalik dengan pria yang banyak menempati posisi puncak di perusahaan. Padahal sebenarnya kaum perempuan mampu bekerja, namun di banyak kondisi, suara maupun pendapat dari perempuan tak didengar hanya karena gendernya.
Banyak sekali isu diskriminasi gender yang terjadi di masyarakat, sehingga melahirkan sebuah pemikiran atau suara baru mengenai kesetaraan gender. Isu ini telah lama menjadi perbincangan, bahkan tak jarang kita menemukan beberapa orang ternama khususnya perempuan, menyuarakan mengenai kesetaraan gender.
Melansir dari Bazaar, berikut adalah kutipan tentang kesetaraan gender dari selebritis dunia. Yuk, simak!
Beyonce
Beyonce/Foto: Instagram/@beyonce |
“Kau tahu, kesetaraan adalah mitos. Untuk beberapa alasan, semua orang menerima kenyataan bahwa perempuan tidak menghasilkan uang sebanyak pria. Aku tidak mengerti itu? Mengapa kita harus berada di belakang?” – GQ, Februari 2013.
Dalam kutipan tersebut, Beyonce jelas menyampaikan kesenjangan yang terjadi antara perempuan dan pria dalam dunia bekerja. Tak dapat dipungkiri, dalam dunia kerja diskriminasi antara karyawan pria dan perempuan nyata adanya. Tidak hanya perbedaan upah, namun pembagian tugas kerja, bahkan seringkali perempuan sulit mendapatkan promosi jabatan serta masih dipandang sebelah mata untuk menjadi sosok pemimpin.
Nicole Kidman
Nicole Kidman/Foto: instagram/@nicolekidman |
“Tentu saja kita perlu menciptakan lebih banyak peluang, ini bukan lapangan bermain yang seimbang. Kita juga perlu meletakkan kamera di tangan seorang gadis kecil dan membuat mereka bercerita, meningkatkan rasa kepercayaan diri mereka, sehingga mereka bisa merasa kuat.” – Women in Film’s Crystal + Lucy Awards, LA, Juni 2015.
Dari kutipannya, Nicole Kidman ingin lapangan kerja yang adil untuk perempuan terutama dalam industri film. Aktris berusia 54 tahun tersebut menginginkan adanya peluang besar bagi perempuan yang ingin bekerja di industri film baik di depan maupun di belakang layar, agar mereka mampu menyalurkan potensi mereka secara maksimal. Ia ingin agar industri film terutama di Hollywood tak memandang gender dalam pembuatannya.
Emma Watson
Emma Watson/Foto: instagram/@emmawatson |
“Baik pria maupun perempuan harus merasa bebas untuk merasa sensitif atau kepekaan, mereka harus merasa bebas untuk menjadi kuat. Sudah saatnya kita semua memandang gender dalam spektrum, bukan sebagai dua rangkaian ideal yang berlawanan.” – HeForShe Campaign Launch, September 2014.
Sering kali kita menganggap bahwa perasaan sensitif dan menangis hanya diperuntukkan oleh perempuan, bukan pria. Padahal, mengekspresikan emosi yang saat itu sedang dirasakan merupakan hal yang sah dan tidak memandang gender.
Emma Watson menginginkan agar kita sebagai manusia bebas merasakan serta mengekspresikan perasaan tanpa memandang gender, sebab rasa sedih, marah, kecewa, dan ekspresi menangis itu adalah sesuatu yang valid serta tidak dapat dihindari.
Natalie Portman
Natalie Portman/Foto: instagram/@natalieportman |
“Aku ingin setiap versi perempuan dan pria menjadi mungkin. Kekeliruan dalam industri Hollywood adalah, jika kau membuat cerita tentang feminis, karakter perempuan akan berakting menendang bokong kemudian menang. Itu bukan feminis, itu macho. Sebuah film tentang perempuan lemah dan rapuh bisa menjadi feminis, jika itu menunjukkan sosok atau karakter yang nyata dan kita dapat berempati.” – Elle UK, November 2013.
Feminisme sering kali disalahartikan oleh sebagian orang. Mereka menganggap perempuan feminis sama artinya dengan perempuan tangguh yang bisa berkelahi. Padahal feminisme adalah serangkaian gerakan sosial, politik, maupun ideologi yang memperjuangkan hak-hak perempuan. Dalam kutipannya, Natalie Portman menyampaikan keluh kesahnya mengenai karakter perempuan dalam suatu film bertemakan feminis. Ia berpendapat jika karakter perempuan yang diciptakan bukan feminis melainkan macho.
Aktris berusia 40 tahun tersebut menyampaikan mereka bisa membuat film bertemakan feminis dengan karakter perempuan yang lemah dan rapuh, hanya tinggal bagaimana mereka menceritakan sudut pandangnya yang mampu membuat penonton berempati. Feminisme tidak memandang perempuan itu lemah atau kuat, sebab yang mereka perjuangkan adalah hak-hak perempuan tanpa memandang karakteristiknya.
Brie Larson
Sumber foto: instagram/@brielarson |
“Pria mendapatkan pakaian khusus yang dibuat agar pas, tetapi seorang perempuan tidak. Jika kau tidak muat dengan pakaian yang telah diberikan, kau akan berhadapan dengan aspek kariermu sendiri. Kau tidak akan pernah bisa berkembang. Kita semua perlu keluar dari siklus dan pemikiran ini. Di mana kadar mental kita dilecehkan dan didasarkan pada berat badan kita.” - Net-a-Porter'sThe Edit, Maret 2017
Beauties, kamu tentu tidak asing lagi dengan istilah beauty standard. Dalam kutipannya, Brie Larson menyampaikan perbedaan sikap antara pria dan perempuan mengenai pakaian serta kostum. Hal tersebut tentu disetujui oleh banyak orang.
Sering kali kita menjumpai bahwa perempuan harus menurunkan berat badan jika ingin tampil di depan televisi. Tidak hanya itu bahkan pakaian atau kostum yang diberikan terkadang sengaja dibuat lebih kecil agar mereka melakukan diet ketat. Hingga detik ini, beauty standard masih terjadi di berbagai kalangan termasuk industri film.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Pilihan Redaksi |