Israel Sahkan RUU Ganti Nama Tepi Barat Jadi Yudea-Samaria

Nadya Quamila | Beautynesia
Rabu, 12 Feb 2025 06:15 WIB
Reaksi Palestina
Ilustrasi/Foto: Unsplash/Yousef Salhamoud

Baru-baru ini Israel mengesahkan undang-undang untuk mengganti nama wilayah di Palestina, Tepi Barat, menjadi Yudea dan Samaria. RUU tersebut disahkan oleh Komite Kabinet parlemen Israel pada Minggu (9/2).

Menurut anggota parlemen sayap kanan Israel Simcha Rothman, tujuan penggunaan nama itu untuk menyeragamkan penggunaan Yudea dan Samaria dalam teks hukum Israel.

"Mengganti istilah Tepi Barat dengan Yudea dan Samaria akan mencerminkan pengakuan legislated atas hak historis Orang Yahudi atas tanah tersebut dan mengoreksi distorsi sejarah," kata Rothman, dikutip CNN Indonesia situs Israel, Matzav.

Dia lalu berujar, "Kita harus menghindari penggunaan bahasa yang melayani musuh dan mendukung narasi yang salah. Oleh sebab itu, signifikansi perubahan ini sangat besar."

Rothman juga menyampaikan terima kasih ke anggota Kongres Amerika Serikat Claudia Tenney dan Senator Tom Cotton atas upaya mereka mempromosikan sejarah versi Israel di Negeri Paman Sam.

Reaksi Palestina

Palestina/Foto: Unsplash/Yousef Salhamoud

Ilustrasi/Foto: Unsplash/Yousef Salhamoud

Kementerian Luar Negeri Palestina mengecam langkah parlemen Israel yang mengesahkan RUU untuk mengganti nama Tepi Barat menjadi Yudea dan Samaria. Menurutnya, langkah ini merupakan eskalasi serius yang bertujuan untuk mencaplok wilayah yang diduduki.

Dalam sebuah pernyataan, kementerian tersebut mengecam persetujuan oleh Komite Kabinet Knesset untuk Legislasi atas RUU tersebut.

Dilansir dari Anadolu Agency, Kementerian Luar Negeri Palestina menggambarkan RUU tersebut sebagai "eskalasi berbahaya dari tindakan sepihak ilegal Israel, yang membuka jalan bagi aneksasi penuh Tepi Barat, penerapan hukum Israel dengan kekerasan, dan pelemahan sistematis terhadap kemungkinan pembentukan negara Palestina dan penyelesaian konflik melalui cara politik yang damai."

"Undang-undang ini, bersama dengan tindakan pendudukan lainnya, tidak menciptakan hak yang sah bagi Israel atas tanah Negara Palestina. Undang-undang ini batal demi hukum, ilegal, dan merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan resolusi PBB, yang menimbulkan ancaman langsung terhadap keamanan dan stabilitas regional dan global," pernyataan tersebut menambahkan.

Kementerian tersebut menyerukan intervensi internasional yang mendesak “untuk menghentikan upaya Israel mengubah status politik, hukum, dan geografis Negara Palestina yang diakui secara internasional.”

Kementerian tersebut juga mendesak semua negara untuk mensyaratkan hubungan mereka dengan Israel berdasarkan kepatuhannya terhadap hukum internasional dan kepatuhan terhadap resolusi PBB.

Israel Gencar Serang Tepi Barat

GAZA CITY, GAZA - OCTOBER 26: A woman holds his 3 year-old son, Ekrem Salih Abu Shemale who died after the Israeli airstrikes that continues in Gaza City, Gaza on October 26, 2023. (Photo by Abed Zagout/Anadolu via Getty Images)

Ilustrasi/Foto: Anadolu via Getty Images/Anadolu Agency

Sementara itu, di tengah gencatan senjata, Israel semakin gencar melakukan serangan di wilayah Tepi Barat yang diduduki. Baru-baru ini, tentara Israel menembak dua perempuan hingga tewas, salah satunya sedang hamil delapan bulan. Penyerangan ini terjadi di kamp pengungsi Nur Shams, di pinggiran Tulkarem di Tepi Barat utara, pada dini hari Minggu (9/2).

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan bahwa pasukan Israel menembak keluarga Palestina di kamp tersebut. Tim medis tidak dapat menyelamatkan janin perempuan berusia 23 tahun itu karena militer Israel mencegah mereka membawa perempuan itu dan suaminya yang terluka ke rumah sakit, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera.

Dalam pernyataan terpisah, Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan bahwa seorang perempuan berusia 21 tahun, Rahaf Fouad Abdullah al-Ashqar, juga dibunuh oleh pasukan Israel di rumahnya.

Sejak gencatan senjata di Gaza diumumkan pada pertengahan Januari 2025, Israel telah meningkatkan frekuensi dan intensitas serangannya di seluruh Tepi Barat yang diduduki. Wafa melaporkan bahwa lebih banyak bala bantuan militer Israel telah dikerahkan ke kamp Far’a dari pos pemeriksaan Hamra, sementara pasukan Israel terus menghancurkan infrastruktur dan properti pribadi di daerah tersebut.

Penggerebekan di rumah-rumah warga dan interogasi lapangan juga terus berlangsung, sehari setelah tentara Israel secara paksa membuat puluhan keluarga mengungsi, beberapa dari keluarga ini sekarang berlindung di sekolah-sekolah. Selain itu, setidaknya delapan warga Palestina ditangkap di Far’a.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE