Kebahagiaan Bisa Menular Sampai 1 Mil, Cek Faktanya Biar Ikut Bahagia!

Ayuliy Lestari | Beautynesia
Sabtu, 19 Oct 2024 12:30 WIB
Ketika Seseorang Bahagia, Orang Lain di sekitarnya Juga Akan Mengalami Peningkatan Kebahagiaan
Ilustrasi/ Foto: Freepik.com/Gratispik

Saat berkumpul dengan teman, kita cenderung terlihat bahagia. Kita mudah tertawa dan tampak ceria. Nah, ternyata, tertawa dan bahagia itu memang menular lho!

Ketika seseorang tertawa, otak kita meresponnya dengan cara yang mirip. Proses ini melibatkan area otak yang berkaitan dengan emosi dan mimik wajah, sehingga ketika kita mendengar atau melihat orang lain tertawa, kita cenderung merasakan dorongan untuk ikut tertawa, bahkan meskipun kita tidak sepenuhnya memahami apa yang lucu.

Hal tersebut terjadi karena otak kita mencoba mengadaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial. Sama dengan tertawa, bahagia juga menular.

 

Benarkah Kebahagiaan Itu Menular?

Ilustrasi/ Foto: Freepik.com/Gratispik

Bahagia adalah salah satu emosi yang paling dicari dalam kehidupan. Tanpa sadar, apa yang kita lakukan sehari-hari, tujuannya adalah untuk bahagia. Misalnya dinner dengan pasangan, shopping, bermain game dan lain-lain.

Dan ternyata, kebahagiaan tidak hanya bersifat individual. Kebahagiaan bisa menular dari satu orang ke orang lain. Fenomena ini telah menarik perhatian para peneliti di bidang psikologi dan ilmu sosial, yang menemukan bahwa kebahagiaan dapat mempengaruhi lingkungan sosial dan komunitas secara luas.

 

Ketika Seseorang Bahagia, Orang Lain di sekitarnya Juga Akan Mengalami Peningkatan Kebahagiaan

Ilustrasi/ Foto: Freepik.com/Gratispik

Dikutip dari ScienceDaily, peneliti dari Harvard Medical School and the University of California, San Diego mengatakan bahwa kebahagiaan bersifat kolektif dan menular di kalangan jaringan sosial. Studi yang melibatkan 5.000 orang selama 2 tahun pun dilakukan untuk mengetahui efek bahagia seseorang terhadap lingkungan di sekitarnya

Selama 2 tahun, peneliti melakukan survei dan menganalisis data yang mengaitkan antara kebahagiaan dan kesehatan seseorang dengan keadaan di lingkup jaringan sosialnya yakni keluarga, sahabat, rekan kerja, tetangga dan lainnya.

Dengan menggunakan sistem standar dari the Center for Epidemiological Studies Depression Index, diketahui bahwa ketika seseorang bahagia, temannya yang tinggal 1 mil darinya akan mengalami peningkatan kebahagiaan sebanyak 25 persen. Sementara itu, saudara kandung meningkat 14 persen dan tetangga akan meningkat 34 persen. 

Mekanisme Penularan Kebahagiaan Melalui Empati dan Afiliasi Sosial

Ilustrasi/ Foto: Freepik.com/Gratispik

Penularan kebahagiaan terjadi melalui interaksi sosial. Ketika seseorang merasa bahagia, ekspresi wajah, sikap, dan perilakunya cenderung mencerminkan perasaan tersebut. Orang di sekitar mereka, baik teman, keluarga, maupun rekan kerja, dapat merasakan emosi positif ini dan ikut merasakannya. Ini berhubungan dengan konsep empati dan afiliasi sosial, di mana orang cenderung menyesuaikan diri dengan emosi orang lain.

Hal ini tentu sangat baik untuk kesehatan mental. Kebahagiaan dapat mengurangi stres dan kecemasan. Ketika kita berada di sekitar orang-orang yang bahagia, kita cenderung merasa lebih positif dan lebih mampu menghadapi tantangan.

Ya, setelah tahu bahwa kebahagiaan bisa menular, tentu kita perlu menyadari betapa pentingnya peran kita dalam menciptakan suasana positif di sekitar kita, Beauties. Tindakan kecil, seperti tersenyum, memberi pujian, atau menunjukkan empati, dapat membawa dampak besar pada kesejahteraan orang lain.

Jadi, mari berupaya menjadi sumber kebahagiaan, sehingga kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih positif dan mendukung.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

 

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE