Kisah Hassan Hamad, Jurnalis Palestina yang Meninggal Dunia Setelah Diancam oleh Pasukan Israel
Hari ini, 7 Oktober 2024 tepat satu tahun serangan Israel di Palestina. Namun, walau telah memakan 41.000 lebih korban jiwa, hingga menyengsarakan masyarakat Palestina, tak membuat Israel berhenti menyerang.Â
Dari hari ke hari, korban jiwa terus bertambah. Bahkan kini, serangan telah meluas ke Lebanon, hingga mencapai lebih dari 2.000 orang meninggal dunia dan banyak korban luka hingga kerusakan bangunan.
Di samping ini, media pun semakin dibungkam oleh Israel. Akhir September 2024 lalu, pasukan Israel menyerbu kantor berita Al Jazeera untuk tutup.
Terbaru, jurnalis muda meninggal dunia akibat serangan Israel, setelah ia mendapatkan ancaman. Ia adalah Hassan Hamad.Â
Hassan Hamad Meninggal Dunia Setelah Dapatkan Ancaman dari Israel
Foto: Instagram.com/hassan_hamad.9
Hassan Hamad adalah seorang reporter TV yang baru berusia 19 tahun. Dalam setahun terakhir, ia telah bekerja sebagai jurnalis lepas yang gencar menyiarkan aksi kejam yang dilakukan Israel di tanah Palestina.Â
Namun kini, ia turut menjadi korban serangan Israel. Ia terbunuh oleh pasukan Israel di rumahnya, di kamp pengungsi Jabalia di Gaza Utara.Â
Melansir Al Jazeera, rekan kerja dan Kantor Media Pemerintah di Gaza mengonfirmasi kematian Hamad. Mereka mengatakan rumah Hamad sengaja diserang untuk membungkamnya, setelah sebelumnya Hamad menerima ancaman.
"Hassan Hamad, jurnalis yang tidak hidup lebih dari usia 20 tahun, melawan selama setahun penuh dengan caranya sendiri," demikian bunyi unggahan di akun X milik Hamad yang diunggah oleh rekannya.
Lebih lanjut, rekannya pun mengatakan bahwa Hamad selama ini mengalami berbagai kesulitan. Dari harus menjauhi keluarga, hingga kesulitannya untuk menyiarkan pemberitaan serangan Israel.Â
"Ia melawan dengan menjauhi keluarganya agar mereka tidak menjadi sasaran. Ia melawan saat ia kesulitan mencari sinyal internet, duduk selama satu atau dua jam di atap gedung hanya untuk mengirim video yang dapat Anda lihat dalam hitungan detik," lanjut rekannya.
"Pukul 6 pagi (03:00 GMT), dia menelepon saya untuk mengirim video terakhirnya. Setelah panggilan yang berlangsung tidak lebih dari beberapa detik, dia berkata, 'Itu dia, itu dia, sudah selesai,' dan menutup telepon," imbuh rekannya.
Tubuh Hamad Hancur karena Serangan Israel
Menurut rekaman yang diverifikasi oleh Al Jazeera, tubuh Hamad ditemukan hancur berkeping-keping. Jasad pahlawan yang terus menyiarkan kekejaman Israel ini harus dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam tas dan kotak.Â
"Inilah sisa-sisa jasadnya,"Â salah seorang rekannya berbagi dalam sebuah unggahan di Instagram.
Dalam setahun terakhir, Hamas telah mendokumentasikan serangan Israel di Gaza dengan pekerjaannya sebagai reporter TV lepas.
Menyurusi laman Instagramnya @hassan_hamad.9, ia mengunggah sederet kerusakan, serangan, hingga korban jiwa akibat Israel.
Hamad Meninggal Dunia Setelah Dapatkan Ancaman
Ancaman yang Dikirimkan oleh Pasukan Israel kepada Hamad/Foto: Instagram.com/hassan_hamad.9
Jurnalis Palestina Maha Hussaini mengatakan beberapa hari sebelum kematian Hamad, ia telah diancam oleh seorang pasukan Israel melalui pesan WhatsApp dan panggilan telepon. Kepada Hamad, mereka meminta untuk berhenti merekam di Gaza.Â
"'Dengar, jika kau terus menyebarkan kebohongan tentang Israel, kami akan mendatangimu selanjutnya dan menjadikan keluargamu […] Ini peringatan terakhirmu'…" tulis Hussaini di X, membagikan pesan yang diterima Hamad.
Karena tidak dipenuhi perintah pasukan Israel tersebut, membuat mereka langsung menyerang dan menewaskan Hamad.Â
Dalam sebuah pernyataan, kantor media mengidentifikasi korban baru sebagai Hassan Hamad.Â
"Kami mengutuk dengan keras penargetan, pembunuhan, dan pembunuhan jurnalis Palestina oleh pendudukan Israel," katanya mengutip Middle East Monitor.Â
Sementara itu, Pemerintah Israel belum mengomentari kematian Hamad.
"Setiap kali seorang jurnalis terbunuh, terluka, ditangkap, atau dipaksa mengasingkan diri, kita kehilangan sebagian kebenaran," kata Direktur Program CPJ Carlos Martinez de la Serna dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat.
"Mereka yang bertanggung jawab atas jatuhnya korban ini menghadapi dua pengadilan: satu di bawah hukum internasional dan satu lagi di hadapan tatapan sejarah yang tak kenal ampun," tambahnya.Â
Tepat setahun ini, korban jurnalis di Palestina yang meninggal dunia sudah mencapai 175 orang.Â
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!