Kekerasan vs Konflik di Kantor, Bedakan agar Bisa Mengatasinya dengan Bijak

Dewi Maharani Astutik | Beautynesia
Minggu, 12 Jan 2025 17:00 WIB
Kekerasan vs Konflik di Kantor, Bedakan agar Bisa Mengatasinya dengan Bijak
Kekerasan vs Konflik di Kantor, Bedakan agar Bisa Mengatasinya dengan Bijak/Foto: Freepik.com/DCStudio

Kekerasan dan konflik sering kali dianggap serupa, padahal keduanya merupakan masalah yang sangat berbeda, termasuk di tempat kerja. Kekerasan di kantor mencakup tindakan fisik atau verbal yang merugikan dan merendahkan, sedangkan konflik umumnya melibatkan perbedaan pendapat atau kepentingan yang tidak selalu disertai dengan agresi.

Memahami perbedaan kekerasan dan konflik sangat penting untuk menangani situasi dengan cara yang tepat dan efektif. Dilansir dari This vs That, inilah beberapa perbedaan antara kekerasan dan konflik di kantor yang perlu kamu pahami!

Apakah Terjadi Interaksi Dua Arah?

Ilustrasi/Foto: Freepik.com/DC Studio
Ilustrasi/Foto: Freepik.com/DC Studio

Umumnya, perilaku kekerasan di tempat kerja cenderung bersifat sepihak dengan adanya pola yang berulang dan kumulatif. Pelaku kekerasan biasanya memulai dan terus melanjutkan tindakan yang tidak diinginkan korban sehingga menciptakan lingkungan yang makin menekan dan merugikan korban.

Sebaliknya, konflik yang terjadi di tempat kerja biasanya melibatkan dua belah pihak dan cenderung berkembang secara timbal balik. Meskipun konflik di tempat kerja juga dapat meningkat seiring waktu, biasanya akan ada upaya untuk menyelesaikan ketidaksepakatan.

Latar Belakang Masalah

Mengobrol dengan rekan kerja/ Foto: Freepik.com/freepik

Ilustrasi/Foto: Freepik.com/freepik

Pelaku kekerasan sering kali melakukan serangan yang sangat pribadi terhadap karakter seseorang yang tidak relevan dengan pekerjaan, seperti menghakimi penampilan, julukan merendahkan, atau mendistorsi informasi. Perilaku ini biasanya didorong oleh perasaan benci yang mendalam sehingga tingkat keparahannya bisa sangat tinggi dan terus-menerus.

Sebaliknya, konflik di tempat kerja biasanya berakar pada masalah yang berkaitan dengan pekerjaan dan cenderung bersifat lebih impersonal. Konflik semacam ini sering kali melibatkan perbedaan pendapat atau kepentingan terkait tugas atau proses kerja, bukan serangan pribadi terhadap individu.

 

Strategi Agresi

Ilustrasi/Foto: Freepik.com

Pelaku kekerasan akan dengan sengaja menargetkan korban untuk memicu emosi dan reaksi yang kuat. Tujuan utama dari perilaku ini adalah untuk menciptakan rasa sakit yang mendalam dengan memanfaatkan kelemahan yang mereka ketahui atau mengabaikan hak dan martabat korban.

Sebaliknya, individu yang mengalami konflik di tempat kerja tidak memiliki strategi tertentu untuk membuat pihak lain merasa tersakiti. Mereka malah lebih memilih untuk menghindari konfrontasi langsung dan tidak secara sengaja berusaha menjadikan rekan kerja mereka tersebut sebagai sasaran.

Dampak Kesehatan

Ilustrasi/Foto: Freepik.com/BalashMirzabey

Korban kekerasan merasa terancam dan rentan sehingga sering kali kesulitan untuk mengajukan keberatan atau membela diri dari tindakan negatif yang berulang. Mereka menghadapi luka emosional yang sulit sembuh dan sering kali mengancam kesehatan mental mereka.

Rasa tertekan tersebut bahkan bisa berujung pada kondisi stres dan perubahan kesehatan yang signifikan seiring berjalannya waktu. Seiring dengan timbulnya dampak psikologis itu, korban kekerasan juga akan lebih cenderung mengalami kerugian waktu saat bekerja dan harus mencari bantuan medis. Suatu kerugian yang tidak akan terjadi jika yang korban alami hanyalah sebatas konflik di tempat kerja.

 

Agresi Ditunjukkan secara Terbuka atau Tertutup?

ilustrasi kondisi rapat yang tengah berlangsung di tempat kerja

Ilustrasi/Foto: freepik/tirachardz

Pelaku kekerasan sering kali secara terbuka menunjukkan agresi mereka dengan tujuan memperluas pengaruh dan mencoba menghancurkan reputasi korban. Dengan cara inilah mereka bisa menunjukkan dominasi dan mengintimidasi korban.

Sebaliknya, individu yang terlibat dalam konflik dengan rekan kerja lainnya biasanya lebih memilih untuk merahasiakan dan menyelesaikan masalah secara pribadi. Mereka cenderung merasa tidak nyaman dengan ketegangan yang ada dan lebih memilih menyelesaikan konflik dengan cara yang tidak mencolok.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.