Kenalan dengan 4 Narasumber di Film Dokumenter Dirty Vote II o3, Ada Pakar Hukum hingga Ekonom

Riswinanti Pawestri Permatasari | Beautynesia
Jumat, 24 Oct 2025 17:00 WIB
Kenalan dengan 4 Narasumber di Film Dokumenter Dirty Vote II o3, Ada Pakar Hukum hingga Ekonom
Empat Narasumber Dirty Vote II o3/Foto: Instagram/bivitrisusanti

Film dokumenter Dirty Vote menjadi salah satu karya yang cukup “menggemparkan” menjelang Pemilu 2024 di Indonesia. Kini, setelah satu tahun beredar, sekuel keduanya kembali dirilis dan menjadi sorotan karena menampilkan analisis yang lebih mendalam tentang dugaan kecurangan dalam proses pemilihan umum, penggunaan instrumen negara, serta intervensi kekuasaan yang bisa merongrong demokrasi.

Melansir detikcom, sekuel kedua ini tak kalah fenomenal dengan durasi mencapai 4 jam dan bebas diakses publik secara daring. Tayangan ini menjadi bahan diskusi di berbagai forum, pihak-aktif politik hingga masyarakat umum ikut memproses kontennya, baik yang pro maupun kontra. Lalu siapa saja narasumber utama Dirty Vote II o3 kali ini? Melansir berbagai sumber, berikut profil singkat mereka!

Sekilas Tentang Film Dirty Vote

Poster Film Dirty Votes/Foto: Detikcom
Poster Film Dirty Votes/Foto: Detikcom

Bagi yang belum tahu, film dokumenter Dirty Vote ini menampilkan analisis kritis terhadap mekanisme pemilu di Indonesia, seperti bagaimana instrumen negara dapat dipakai untuk mendukung satu pihak, penggunaan bansos atau mobilisasi massa, hingga dampak terhadap kebebasan memilih.

Film ini pertama kali dirilis pada 11 Februari 2024, saat momentum politik yang sensitif, sehingga resonansinya di masyarakat cukup tinggi. Disutradarai Dandhy Dwi Laksono, sekuel pertama menghadirkan tiga narasumber, yaitu Zainal Arifin Mochtar, Feri Amsari, dan Bivitri Susanti.

Dengan menghadirkan narasumber yang kompeten di bidang hukum tata negara dan ekonomi publik, film ini menegaskan bahwa diskursus demokrasi tidak bisa lepas dari perspektif akademis dan kebijakan.

Melansir YouTube resmi Dirty Vote, ketiga narasumber kembali hadir di sekuel Dirty Vote II o3 yang dirilis pada 20 Oktober 2025, namun dengan tambahan narasumber, yaitu Bhima Yudhistira. Adapun sekuel kedua ini dirilis bertepatan dengan momen satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran.

1. Bivitri Susanti

Bivitri Susanti/Foto: Instagram/bivitrisusanti

Bivitri Susanti lahir 5 Oktober 1974 dan merupakan akademisi serta pakar hukum tata negara asal Indonesia. Melansir detikcom, dia mengawali pendidikan hukum di Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan kemudian menyelesaikan gelar LL.M di University of Warwick, Inggris.

Mengutip laman pshk.or.id, kariernya mencakup pengajar di Sekolah Tinggi Hukum Indonesia Jentera dan pendiri Pusat Studi Hukum & Kebijakan (PSHK). Dalam film Dirty Vote, Bivitri tampil sebagai salah satu narasumber yang mengulas dari perspektif hukum tata negara, tentang bagaimana institusi dan regulasi pemilu bisa dimanfaatkan atau disalahgunakan.

Keunggulan analisisnya terletak pada gabungan riset akademis dan pengalaman advokasi, sehingga hadir sebagai “suara kritis” yang memahami detail teknis tetapi juga implikasi sosial-politik.

2. Feri Amsari

Feri Amsari/Foto: Instagram/feriamsari

Feri Amsari lahir 2 Oktober 1980 di Padang, Sumatera Barat. Melansir detikcom, dia menempuh studi hukum di Universitas Andalas dan kemudian LL.M di William & Mary Law School, AS. Feri sendiri adalah dosen hukum tata negara di Fakultas Hukum Universitas Andalas dan pernah menjabat Direktur Pusat Studi Konstitusi (PUSaKO).

Dalam film Dirty Vote, Feri berperan mengungkap bagaimana hukum pemilu, propaganda, dan regulasi menjalin relasi yang kompleks, terutama ketika kekuasaan negara dan partai politik berpotensi mencampuradukkan proses demokrasi.

Kepribadiannya sebagai akademisi sekaligus aktivis memungkinkan ia berbicara dengan gaya yang lugas dan mudah dimengerti publik, sehingga film mendapat sentuhan yang tidak hanya teknis, tapi juga naratif.

3. Zainal Arifin Mochtar

Zainal Arifin Mochtar/Foto: Instagram/zainalarifinmochtar

Zainal Arifin Mochtar lahir 8 Desember 1978 di Makassar. Melansir detikcom, dia menamatkan S1 Ilmu Hukum di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan kemudian menyelesaikan S2 dan S3 di luar negeri dan dalam negeri. Sebagai dosen dan aktivis di bidang hukum tata negara, Zainal pernah menduduki berbagai peran seperti advokasi anti-korupsi, pengajaran, dan penelitian regulasi kebijakan publik.

Dalam film Dirty Vote, Zainal membantu menjelaskan kerangka institusional yang memungkinkan terjadi manipulasi politik, mulai dari regulasi KPU, peran lembaga negara, hingga akar struktural yang sering tidak terlihat oleh publik.

4. Bhima Yudhistira Adhinegara

Bhima Yudhistira Adhinegara/Foto: Instagram/bhimayudhistira

Bhima Yudhistira Adhinegara narasumber baru yang berhasil memberikan tambahan dinamika dalam film Dirty Vote II. Melansir CNN Indonesia, dia adalah ekonom dan pengamat kebijakan publik dari Indonesia, yang menjabat sebagai Direktur & Founder Center of Economic and Law Studies (CELIOS). Ia meraih gelar Master of Finance dari University of Bradford, Inggris, dan aktif menulis serta berbicara di media nasional tentang ekonomi, kebijakan, transisi energi, dan keadilan ekonomi.

Meski latar belakangnya lebih ke ekonomi dan kebijakan, keterlibatannya dalam film Dirty Vote menambah dimensi bahwa proses demokrasi dan pemilu juga erat kaitannya dengan ekonomi politik dan distribusi kekuasaan melalui instrumen publik dan privat. Bhima membawa sudut pandang berbeda yang memperkaya narasi bahwa demokrasi dan pemilu bukan hanya soal prosedur legal, tetapi juga soal siapa yang memiliki sumber daya dan bagaimana mereka menggunakannya.

Itulah keempat narasumber dalam film Dirty Vote II o3. Masing-masing membawa keahlian yang berbeda, mulai dari hukum tata negara, konstitusi, politik, ekonomi publik, namun bersatu dalam satu tujuan untuk membuka ruang diskusi tentang demokrasi, transparansi, dan keadilan dalam pemilu.

Film Dirty Vote bukan sekadar tontonan dokumenter, tapi panggilan bagi kita untuk aktif berpikir dan bertanya tentang bagaimana sistem ini bekerja, siapa yang dirugikan, dan apa yang bisa kita lakukan sebagai warga negara. Apakah kamu sudah menontonnya, Beauties?

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.