Mengenal Lebih Dalam Fenomena Generasi Stroberi, Apa Benar Nggak Tangguh?
Di era perkembangan teknologi yang pesat, muncul berbagai istilah generasi yang mencerminkan karakteristik dan perilaku individu-individu dalam kelompok usia tertentu. Salah satu istilah yang belakangan populer adalah Generasi Stroberi.Â
Istilah ini mungkin terdengar unik dan menggemaskan, namun memiliki makna yang lebih dalam yang menggambarkan fenomena sosial di berbagai negara. Lantas, apa itu Generasi Stroberi? Apa saja ciri khas mereka? Yuk pelajari lebih lanjut!
Apa Itu Generasi Stroberi?
Apa Itu Generasi Stroberi/ Foto: freepik.com/benzoix
Dilansir dari laman resmi Kementerian Keuangan Republik Indonesia, generasi Stroberi (Strawberry Generation) adalah istilah yang pertama kali muncul di Taiwan pada awal tahun 2000-an. Nama ini mengacu pada buah stroberi yang tampak menarik, segar, dan indah dari luar, namun mudah rusak atau lembek jika tertekan.Â
Generasi Stroberi merujuk pada generasi muda yang lahir di era 1980-an hingga awal 2000-an, yang dianggap cenderung memiliki mental yang lebih rapuh dibandingkan generasi sebelumnya. Generasi ini sering dianggap kurang tahan banting, mudah terpengaruh, dan kurang memiliki ketangguhan dalam menghadapi tekanan hidup.
Ciri-ciri Generasi Stroberi
Ciri-ciri Generasi Stroberi/ Foto: freepik.com/diana.grytsku
Generasi Stroberi memiliki beberapa ciri khas yang membuatnya berbeda dari generasi-generasi lain.
Tingkat Toleransi Rendah terhadap Stres
Mereka sering kali merasa cemas atau tidak nyaman saat dihadapkan pada tekanan, baik dalam pekerjaan, hubungan, atau studi. Banyak yang menyebut generasi ini mudah menyerah ketika menghadapi tantangan besar.
Sensitivitas yang Tinggi
Generasi ini juga dikenal lebih peka terhadap perasaan dan kondisi mental mereka. Mereka lebih mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar, termasuk kritik dan opini dari orang lain.
Prioritas pada Kebahagiaan Pribadi
Dibandingkan generasi sebelumnya, Generasi Stroberi cenderung menempatkan kebahagiaan dan kepuasan pribadi sebagai prioritas. Mereka tidak ragu untuk mengejar pekerjaan atau aktivitas yang dianggap menyenangkan, bahkan jika pekerjaan tersebut tidak menawarkan stabilitas finansial yang besar.
Menghindari Konflik
Banyak anggota Generasi Stroberi yang memilih menghindari konflik atau situasi yang memicu stres. Misalnya, mereka lebih cenderung mencari lingkungan kerja yang mendukung dan nyaman.Â
Faktor yang Mempengaruhi Generasi Stroberi
Faktor yang Mempengaruhi/ Foto: freepik.com/tirachardz
Dikutip dari sumber yang sama, ada beberapa hal yang menjadi faktor penyebab adanya Generasi Stroberi.
Self-Diagnosis yang Terlalu Dini
Generasi stroberi seringkali melakukan self-diagnosis tanpa konsultasi dengan ahli. Mereka terpapar berbagai informasi dari media sosial yang kadang tidak akurat, lalu mencocokkannya dengan kondisi mereka.Â
Pola Asuh Orangtua
Generasi ini umumnya dibesarkan dalam situasi yang lebih makmur dibanding generasi sebelumnya. Orang tua yang ingin memberikan yang terbaik cenderung memenuhi semua keinginan anak tanpa konsekuensi, yang akhirnya membuat anak-anak kurang siap menghadapi tekanan di dunia nyata.
Pemberian Label dari Orangtua
Saat ini, banyak orangtua yang melabeli anak sebagai "moody," yang justru mempengaruhi identitas diri anak. Anak-anak ini cenderung membawa label tersebut hingga dewasa dan merasa wajar untuk tidak stabil secara emosional.
Kesulitan dalam Menghadapi Tantangan
Generasi stroberi lebih sering memilih lari dari kesulitan daripada menghadapinya. Mereka cenderung mudah menyerah saat dihadapkan pada hambatan, yang berdampak pada kurangnya kemampuan mereka untuk mengatur tekanan hidup.
Gimana pendapat kamu mengenai fenomena ini, Beauties?
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!