Mengenal Metode Montessori, Pendidikan untuk Melatih Kemandirian dan Keaktifan Anak Sejak Dini
Setiap orangtua menginginkan anaknya untuk bisa tumbuh dan berkembang dengan sikap mandiri dan aktif. Oleh karena itu, tidak sedikit orang tua yang mulai mengenalkan anak-anaknya dengan berbagai macam metode pendidikan sejak dini.
Salah satu metode pendidikan yang bisa membantu orang tua dalam hal itu adalah Montessori. Metode Montessori adalah metode pendidikan yang dikembangkan oleh seorang dokter dan antropolog Italia yang bernama Maria Montessori.
Metode pendidikan ini dianggap berbeda dengan metode pendidikan lainnya karena memiliki keunikan sendiri dalam penerapannya. Nah, kira-kira keunikan seperti apa ya, Beauties? Berikut metode Montessori, metode pendidikan yang dapat melatih kemandirian dan keaktifan anak sejak dini. Yuk, cari tahu lebih lanjut!
Apa Itu Metode Montessori?
![]() Ilustrasi anak-anak yang sedang melakukan pembelajaran langsung/Foto: Pexels/Ksenia Chernaya |
Metode Montessori adalah metode pendidikan yang didasarkan pada aktivitas mandiri, pembelajaran langsung, dan permainan kolaboratif pada anak. Melansir dari Montessori Northwest, di dalam pembelajarannya, anak-anak diberikan kesempatan untuk menemukan dan mengeksplorasi pengetahuan tentang dunia dan untuk mengembangkan potensi maksimal mereka.
Setiap materi di kelas Montessori mendukung aspek perkembangan anak dan menciptakan kecocokan antara minat alami anak dan aktivitas yang tersedia. Anak-anak dapat belajar melalui pengalaman mereka sendiri dan dengan kecepatan mereka sendiri.
Keunikan Metode Montessori
![]() Ilustrasi anak-anak yang sedang belajar/Foto: Pexels/ Tima Miroshnichenko |
Jika kamu bertanya-tanya "kenapa harus Montessori?" atau "apa keunikan dari Montessori?" maka inilah jawabannya. Berikut kualitas unik yang melekat dalam metode pendidikan Montessori:
Pendekatan Terhadap Anak
![]() Ilustrasi pengembangan keterampilan sosial/Foto: Pexels/Yan Krukov |
Melansir dari The Hockessin Montessori School, tujuan utama dari metode Montessori adalah untuk membantu setiap anak mencapai potensi penuh mereka di semua bidang kehidupan. Kegiatan pengembangan keterampilan sosial, pertumbuhan emosional, dan koordinasi fisik serta persiapan kognitif untuk upaya akademis intelektual masa depan.
Dalam ruang kelas Montessori anak-anak dapat bebas menentukan pilihan belajarnya sendiri. Mereka dapat memilih untuk belajar secara sendiri, berpasangan, dalam kelompok kecil, dalam kelompok besar, di dalam, di luar, di meja, atau di lantai.
Fasilitas dan Lingkungan Pendidikan yang Mendukung
![]() Ilustrasi kelas yang memiliki fasilitas dan lingkungan yang mendukung/Foto: Pexels/Max Fischer |
Semua barang di lingkungan disesuaikan dengan ukuran anak, termasuk furnitur, rak, peralatan makan, peralatan makan, peralatan kebersihan, dan bahan-bahan Montessori itu sendiri. Tidak ada pusat fokus ke kelas. Ini mencerminkan bahwa guru bukanlah fokus perhatian anak-anak, tetapi mereka semua adalah satu komunitas bersama.
Bahan Ajar
![]() Ilustrasi guru yang sedang membimbing anak muridnya dalam belajar/Foto: Pexels/Arthur Krijgsman |
Peran guru adalah membimbing anak-anak dalam belajar, sebagaimana yang dilansir dari Supply Desk, mereka akan mengajar tanpa menjadi hambatan dan tanpa terlalu banyak memasukkan diri mereka ke dalam proses belajar alami.
Guru akan mendemonstrasikan dan memodelkan kegiatan belajar sambil memberikan kebebasan kepada siswa untuk belajar dengan caranya sendiri. Sistem penilaian yang dilakukan juga berbeda dengan sekolah lain, yaitu tidak hanya menitikberatkan pada satu aspek, melainkan juga pada perkembangan anak secara keseluruhan, mulai dari sosial, emosional, intelektual, hingga fisik.
Ruang Kelas Multi-Usia
![]() Ilustrasi ruang kelas/Foto: Pexels/Thirdman |
Salah satu fitur yang lebih dikenal luas dari pendidikan Montessori adalah kelas multi-usia. Ruang kelas Montessori biasanya diatur dalam rentang usia 3 tahun. Montessori menolak anggapan bahwa semua anak pada usia yang sama berkembang dan maju pada halaman yang sama. Sekolah Montessori percaya bahwa ruang kelas multi-usia memungkinkan anak-anak untuk bekerja lebih produktif dengan kecepatan alami mereka.
5 Prinsip Dasar Metode Montessori
Sebagaimana yang dilansir dari Supply Desk, bahwa metode Montessori memiliki 5 prinsip dasar, yaitu:
Menghormati Anak (Respect for the Child)
![]() Ilustrasi guru yang sedang memperhatikan muridnya/Foto: Pexels/Max Fischer |
Rasa hormat ditunjukkan kepada anak dengan tidak mengganggu konsentrasinya. Anak-anak diberikan kebebasan untuk membuat pilihan, melakukan sesuatu, dan belajar untuk diri mereka sendiri.
Pikiran Penyerap (The Absorbent Mind)
Melalui indera mereka, anak-anak terus-menerus menyerap informasi dari dunia mereka.
Periode Sensitif (Sensitive Periods)
![]() Ilustrasi anak yang sedang menulis/Foto: Pexels/RODNAE Productions |
Melalui observasi, guru Montessori harus mengidentifikasi periode sensitif (yaitu periode sensitif untuk menulis) pada siswa mereka dan menyediakan sumber daya bagi anak-anak untuk berkembang selama waktu ini.
Lingkungan yang Disiapkan (The Prepared Environment)
Lingkungan belajar harus mendorong kebebasan bagi anak-anak untuk mengeksplorasi materi pilihan mereka.
Pendidikan Otomatis (Auto education)
![]() Ilustrasi anak yang mampu mendidik dirinya sendiri/Foto: Pexels/Cottonbro |
Pendidikan otomatis, atau pendidikan mandiri, adalah konsep bahwa anak-anak mampu mendidik diri mereka sendiri. Guru Montessori menyediakan lingkungan, inspirasi, bimbingan dan dorongan bagi anak-anak untuk mendidik diri mereka sendiri.
Nah, Beauties, itulah tadi seputar metode Montessori. Untuk para orangtua yang sedang bingung memilih metode pendidikan, metode Montessori ini bisa dijadikan rekomendasi, lho!
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!








