
Menurut Psikologi, Ini 13 Alasan Mengapa Orang Cerdas Kurang Bahagia! Duh, Apa Saja?

Banyak yang mengatakan bahwa menjadi pintar atau cerdas adalah salah satu keuntungan dalam hidup. Sebenarnya memiliki kepintaran seperti Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi tidak sepenuhnya menguntungkan dari sisi psikologis, yaitu rasa kebahagiaan.
Dikutip dari Psychology Today, secara historis para ilmuwan telah mengukur kebahagiaan sebagai satu dimensi kepuasan hidup, sedangkan kesejahteraan telah didefinisikan secara lebih komprehensif.
Dalam buku tahun 2016 berjudul "If You're So Smart, Why Aren't You Happy?" karya Raj Raghunathari menjelaskan bahwa setelah kebutuhan dasar seseorang terpenuhi, ada tiga hal yang menjadi kunci kebahagiaan. Adalah rasa saling memiliki, menghargai hubungan sosial, berkompeten dalam apapun yang menjadi fokus energi mereka, dan memiliki kebebasan untuk membuat keputusan hidup mandiri.
13 Alasan Orang yang Memiliki IQ Tinggi Tidak Bahagia
Seorang psikolog klinis sekaligus penulis, Leon F. Seltzer Ph.D. mengatakan bahwa penelitian yang dilakukan oleh Lewis Terman menunjukkan kecerdasan dan prestasi jauh dari kolerasi sempurna.
Selain itu, mereka yang berbakat atau memiliki IQ tinggi tidak secara signifikan lebih bahagia daripada mereka yang memiliki IQ lebih rendah karena beberapa faktor. Berikut ada 13 alasan orang dengan IQ tinggi tidak merasa bahagia:
1. Memiliki Ekspektasi Terlalu Tinggi untuk Diri Sendiri
Mereka yang memiliki kecerdasan tinggi sering kecewa bahkan hingga depresi karena tingkat pencapaian mereka jauh di bahwa cita-cita mereka. Tak hanya itu mereka juga mungkin merasa gagal memenuhi harapan orang lain terhadap mereka.
2. Memiliki Masalah Kecemasan
![]() Ilustrasi kecemasan/foto: freepik |
Orang dengan IQ tinggi lebih cenderung memikirkan hal-hal negatif yang terjadi pada mereka. Mereka akan merenungkan dan mengulang skenario untuk mempelajari apa yang salah. Alhasil mungkin mereka akhirnya memperhatikan atau terobsesi dengan hal-hal yang dianggap remeh atau tidak penting oleh orang lain.
3. Belum Tentu Membuat Keputusan yang Lebih Baik
Mereka cenderung menyuntikkan bias pribadi ke dalam keputusan yang mereka buat. Hal ini membuat mereka dapat merusak objektivitas mereka secara serius dan mempengaruhinya untuk membuat keputusan yang lebih baik.
4. Mudah Meninggalkan Hal yang Baru
![]() Ilustrasi bosan/foto : freepik |
Ketika orang dengan IQ tinggi mempelajari sesuatu dengan sangat mudah ketika mereka masih muda, mereka cenderung menjadi begitu terbiasa untuk sukses tanpa berusaha keras sehingga mereka tidak mengembangkan kebiasaan ketekunan.
Karena tidak terbiasa bersusah payah mempelajari hal-hal baru, ketika mereka berada dalam situasi yang menuntut mereka mengerahkan kemampuan diri, mereka dapat menunda atau meninggalkan usaha tersebut. Hal ini dipandang terlalu sulit bagi mereka karena harus meninggalkan zona nyamannya.
5. Mengesampingkan Emosi yang Dirasakan
Karena mereka cenderung hidup dengan mengaktifkan kecerdasan mereka secara terus-menurus, maka sebagian besar dari emosi yang mereka rasakan terputus untuk diungkapkan. Mereka pun cenderung mengesampingkan emosi yang dirasakan.