Mitos dan Fakta Tentang Selaput Dara, Kamu Wajib Tahu Nih!

Informasi yang salah dan mitos yang beredar tentang kesehatan wanita dapat menjadi hal yang sangat berbahaya bagi wanita. Salah satu bagian tubuh wanita yang sering disalahpahami adalah selaput dara. Selaput dara merupakan jaringan sisa yang berada tepat di dalam lubang vagina. Bagian ini dapat dikatakan sebagai jaringan sisa karena jaringan ini merupakan bagian yang tersisa dari bagaimana vagina terbentuk selama perkembangan embrio.

Selaput dara/ Sumber: Freepik.com

Selaput dara ini biasanya tampak sebagai sebuah jaringan kecil yang berbentuk bulan sabit atau konfigurasi seperti cincin di sekitar tepi lubang vagina. Keberadaannya pun tidak memiliki tujuan medis atau fisiologis tertentu. Bagi sebagian wanita, jaringan tersebut memang tidak ada sama sekali dalam tubuhnya. Namun, ada pula yang ternyata memiliki jaringan berlebih hingga cenderung menutupi lubang vagina. Meskipun jarang terjadi, vagina yang tertutup dapat mengganggu hubungan seks atau penggunaan tampon.

Selaput dara/ Sumber: Freepik.com

Mitos paling umum seputar selaput dara adalah bahwa selaput dara akan tetap bertahan sampai pecah saat seorang wanita melakukan penetrasi vagina. Inilah yang kerap dianggap  menjadikannya penanda fisik sebuah keperawanan. Meskipun ada banyak contoh di mana wanita mengalami sedikit pendarahan dari selaput dara yang robek saat hubungan seksual pertama, ini sama sekali bukan pengalaman yang dialami semua wanita Faktanya, ada banyak wanita yang memiliki sangat sedikit jaringan di sana hingga tidak mengalami "robekan" yang menyebabkan pendarahan di sana.

Mitos yang banyak diyakini lainnya adalah bahwa selaput dara itu kaku dan dapat ditembus. Padahal, kenyataannya jaringan ini dapat melar dan fleksibel, yang berarti tidak perlu robek saat penetrasi. Dalam banyak kasus, beberapa robekan atau peregangan terjadi seiring waktu akibat penggunaan tampon, pemeriksaan ginekologi, atau olahraga berat.

Selaput dara/ Sumber: Freepik.com

Itulah sebabnya, konsep keperawanan yang diidentikkan dengan selaput dara sangat tidak relevan. Gagasan bahwa keperawanan dapat diukur atau diverifikasi mungkin merupakan mitos yang paling berbahaya, khususnya bagi wanita. Mengasumsikan bahwa perilaku seksual wanita dapat disimpulkan fitur tubuhnya adalah tindakan yang merendahkan. Dengan kata lain, satu-satunya cara untuk mengetahui apakah seorang wanita telah berhubungan seks adalah dengan bertanya padanya.