KALEIDOSKOP BEAUTYNESIA 2024

Momen-Momen Penting dari Genosida Israel di Palestina yang Jadi Sorotan Dunia Sepanjang 2024

Nadya Quamila | Beautynesia
Senin, 09 Dec 2024 14:30 WIB
Artis Dukung Palestina di Perhelatan Oscar
Mark Ruffalo/Foto: Richard Shotwell/Invision/AP

Sepanjang 2024, genosida Israel di Palestina masih menjadi sorotan dunia. Aksi brutal Israel telah memakan puluhan ribu korban jiwa, ratusan ribu luka-luka, dan jutaan warga Palestina kehilangan tempat tinggal.

Hingga saat ini, Israel masih melancarkan genosida di Palestina. Orang tua kehilangan anak, anak kehilangan orang tua. Berbagai kerusakan dan tangisan pilu menyelimuti Gaza.

Berikut ini beberapa momen penting yang jadi sorotan terkait genosida Israel di Palestina sepanjang 2024.

100 Hari Genosida Israel di Palestina

GAZA CITY, GAZA - OCTOBER 26: A woman holds his 3 year-old son, Ekrem Salih Abu Shemale who died after the Israeli airstrikes that continues in Gaza City, Gaza on October 26, 2023. (Photo by Abed Zagout/Anadolu via Getty Images)

Genosida Israel di Palestina/Foto: Anadolu via Getty Images/Anadolu Agency

Januari 2024 menandakan 100 hari genosida Israel di Palestina. Di bulan tersebut, setidaknya ada 23.700 orang yang terkonfirmasi meninggal dalam 100 hari terakhir ini. Di angka tersebut, terdapat 9.600 anak kecil dan 6.750 yang nyawanya melayang.

Dikutip dari Al Jazeera, 359.000 unit rumah telah rusak dan hancur. Hal tersebut menyebabkan 1,9 juta orang hidup dalam tempat pengungsian yang disediakan oleh lembaga naungan PBB, UNRWA. 

Selain itu, di antara lebih dari 23 ribu korban meninggal, terdapat 100 jurnalis yang terbunuh oleh pasukan tentara Israel per 14 Januari 2024. Angka tersebut menunjukkan pembunuhan terhadap pekerja media yang paling parah dalam 30 tahun terakhir.

Jurnalis Palestina Motaz Azaiza Putuskan Mengungsi dari Gaza

Motaz AzaizaMotaz Azaiza/ Foto: Instagram/motaz_azaiza

Beauties, kamu pasti tidak asing dengan jurnalis foto asal Palestina bernama Motaz Azaiza. Pria yang selama ini gencar mengabarkan kabar terkini di Palestina di tengah serangan keji Israel, memutuskan untuk mengungsi dari Gaza pada Januari 2024. Hal tersebut disampaikan pria berusia 24 tahun itu melalui akun media sosialnya.

"Jadi, saya harus mengungsi karena banyak alasan, Anda semua tahu beberapa di antaranya tapi tidak seluruhnya," tulis Motaz Azaiza di akun X (dulu Twitter), @azaizamotaz9, Selasa (23/1).

Lantas, ke mana Motaz mengungsi? Rupanya, Motaz pergi menuju Qatar. Dari unggahan media sosialnya, ia terlihat menaiki pesawat abu-abu yang bertuliskan “Qatar Emiri Air Force”. Meskipun sudah tidak berada di Palestina, namun, Motaz tetap vokal dan lantang untuk selalu mendukung kampung halamannya, Gaza.

Motaz Azaiza menarik perhatian dunia ketika ia merekam dirinya mengenakan rompi bertuliskan PERS dan helm untuk mendokumentasikan kondisi Palestina ketika selama serangan Israel. Sejak dimulainya serangan Israel, jurnalis foto ini telah mengumpulkan jutaan pengikut di berbagai media sosial. Motaz menjadi salah satu jurnalis yang menjadi kunci media dalam meliput Palestina. Berkat keberanian dan ketangguhan hatinya, ia pun dijuluki jurnalis pahlawan oleh masyarakat dunia.

Israel Luncurkan Serangan Brutal di Rafah

A woman looks on, as Palestinian arrive in Rafah after they were evacuated from Nasser hospital in Khan Younis due to the Israeli ground operation, amid the ongoing conflict between Israel and Hamas, in the southern Gaza Strip, February 15, 2024. REUTERS/Mohammed Salem

Israel Luncurkan Serangan Brutal di Rafah/Foto: REUTERS/MOHAMMED SALEM

Pada Februari 2024, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran di Rafah.  Dilaporkan Israel telah membunuh lebih dari 100 orang setiap hari dalam serangan udara di Rafah, dikutip dari Al Jazeera.

Israel mengklaim menyerang Rafah demi membebaskan sandera. Mereka juga menyebut dua sandera Israel diselamatkan dalam 'operasi khusus' di kota tersebut. 

Rafah terletak di sisi selatan Gaza dan berbatasan dengan Mesir. Sekitar 1,4 juta warga Palestina kini tinggal di Rafah, dan menjadi pusat populasi besar terakhir di Gaza yang belum dimasuki pasukan Israel setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Luas Rafah Palestina adalah 64 kilometer persegi (25 mil persegi). Selama empat bulan terakhir, ketika Israel menyerang Gaza, semakin banyak warga yang dipaksa masuk ke Rafah oleh pasukan Israel.

Warga yang selamat dari serangan Israel hidup dalam kondisi yang sangat buruk, yaitu di tenda-tenda yang selalu terisi air setiap kali hujan, atau di bawah puing-puing apa pun yang mereka temukan untuk berlindung.

Ramadan di Palestina: Serangan Israel Terus Berlanjut, Warga Tarawih di Reruntuhan Masjid

Ramadan di Palestina pada Maret 2024 harus dijalani warga dengan suasana yang mencekam dan penuh ketakutan serta kelaparan akibat serangan Israel yang terus berlanjut. Menurut Menteri Kesehatan Gaza, pada Senin (11/3/2024), sebagaimana yang dikutip dari akun Telegram Risalah Amar, lebih dari 2 ribu petugas kesehatan di Gaza utara akan memulai Ramadan tanpa sahur atau berbuka puasa. Hal ini karena pihak Israel terus membatasi bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza sehingga memperburuk krisis di wilayah tersebut.

Selain itu, Israel juga kerap membatasi akses masuk ke Masjid Al-Aqsa selama Ramadan dengan klaim dari Benjamin Netanyahu bahwa langkah tersebut dilakukan demi menjaga keamanan. Akan tetapi, klaim untuk menjaga keamanan tersebut bertentangan dengan agresi militer mereka yang masih terus dilakukan. Pasalnya, pasukan Israel tak segan untuk terus menembaki jemaah yang berada di Masjid Al-Aqsa saat Ramadan.

Puluhan warga Palestina di Gaza melaksanakan salat tarawih pertama di bulan Ramadan di tengah reruntuhan masjid yang terkena serangan udara Israel beberapa hari lalu. Mereka terlihat salat mengenakan jaket karena harus melaksanakan salat tarawih di ruang terbuka saat malam hari pada musim dingin. Selain harus melaksanakan salat tarawih di reruntuhan masjid, warga Palestina juga mengalami kisah pilu ketika mereka sempat dipukuli oleh polisi Israel saat hendak melaksanakan salat tarawih di Masjid Al-Aqsa, Yerusalem.

Artis Dukung Palestina di Perhelatan Oscar

Mark Ruffalo arrives at the Oscars on Sunday, March 10, 2024, at the Dolby Theatre in Los Angeles. (Photo by Richard Shotwell/Invision/AP)

Mark Ruffalo/Foto: Richard Shotwell/Invision/AP

Sejumlah artis Hollywood tampak menunjukkan dukungan pada Palestina pada perhelatan Oscar yang digelar pada Maret 2024. Mereka terlihat menggunakan sebuah pin berwarna merah. Pin merah ini merupakan bentuk dukungan gencatan senjata di Gaza.

Beberapa artis yang terlihat menyematkan pin merah di baju mereka yaitu Mark Ruffalo, Billie Eilish, Finneas O'Connell, Ramy Youssef, Milo Machado-Graner, Swann Arlaud, Ava DuVernay, Mahershala Ali, dan Nadim Ceikhrouha.

Tak hanya itu, sekitar seribu pengunjuk rasa berkumpul menjelang perhelatan Academy Awards untuk menyerukan gencatan senjata di Gaza. Mereka juga memblokir lalu lintas di depan Cinerama Dome sebelum acara, sehingga menghambat kedatangan beberapa tamu undangan.

Perempuan Palestina Diperkosa-Dibunuh Tentara Israel di Hadapan Keluarganya

Perempuan Palestina dilaporkan alami pemerkosaan oleh tentara Israel sebelum akhirnya tewas dibunuh. Aksi kejam ini dilakukan tentara Israel di hadapan keluarga korban.

Dilansir dari Press TV, seorang perempuan Palestina menceritakan kejadian mengerikan setelah pasukan militer Israel menggerebek rumah sakit Al-Shifa di Gaza pekan lalu, dan mengatakan bahwa tentara Israel memperkosa perempuan Palestina sebelum membunuh mereka.

Pada Senin (18/3), pasukan Israel yang bersenjata lengkap menyerbu rumah sakit Al-Shifa menggunakan tank dan drone.

Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan sekitar 3.000 orang berada di dalam Al-Shifa untuk mencari perlindungan dan mereka yang mencoba keluar menjadi sasaran penembak jitu dan tembakan dari helikopter.

Sejak militer Israel menggerebek rumah sakit tersebut minggu lalu, berbagai laporan menunjukkan adanya kekejaman yang "tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata" yang dilakukan terhadap para dokter, perawat, dan staf umum serta ribuan pengungsi di sana.

Israel telah mengakui mengeksekusi 140 orang di dalam Al-Shifa, termasuk paramedis, pasien dan orang-orang yang terluka sementara pengepungan masih berlangsung setelah tujuh hari dengan penangkapan massal.

Sementara itu, sekelompok aktivis Palestina menyebarkan cerita mengejutkan tentang tentara Israel yang memperkosa seorang perempuan hamil di rumah sakit Al-Shifa.

Seorang aktivis Watan-Palestina menceritakan kembali perkataan suami dari seorang istri yang diperkosa oleh pasukan Israel.

“Mereka memerintahkan dia untuk membuka pakaian dan mulai memukulinya… Dia [istri] mengatakan kepada militer bahwa dia sedang hamil lima bulan, meminta untuk tidak dipukuli, namun mereka terus memukulinya," ungkapnya.

“Setelah beberapa jam, mereka mengambil semua perempuan, kecuali perempuan hamil dan anak-anaknya… Mereka membawanya ke depan suami dan anak-anaknya dan memperkosanya, memerintahkan para pria untuk tidak menutup mata atau mereka akan ditembak," lanjutnya.

Baca kisah selengkapnya DI SINI.

Seruan All Eyes on Rafah Bergema di Media Sosial

Fire rages following an Israeli strike on an area designated for displaced Palestinians, amid the ongoing conflict between Israel and Hamas, in Rafah in the southern Gaza Strip, in this still picture taken from a video, May 26, 2024. REUTERS/Reuters TV     TPX IMAGES OF THE DAY

Seruan All Eyes on Rafah Bergema di Media Sosial/Foto: Reuters TV

Kalimat "All Eyes on Rafah" menggema di seluruh dunia, tak terkecuali di media sosial. Seruan yang bermakna "Seluruh Mata Tertuju pada Rafah" muncul usai serangan keji yang dilancarkan Israel di Rafah, Palestina pada Minggu (26/5) malam. Serangan yang berlanjut pada Selasa malam itu telah menewaskan lebih dari 50 pengungsi, didominasi oleh anak-anak dan perempuan. Sementara itu, 200 orang lainnya dilaporkan mengalami luka bakar yang parah.

International Court of Justice (ICJ) atau Mahkamah Internasional mengeluarkan perintah kepada Israel untuk menghentikan serangan mereka di wilayah Rafah. Namun, Israel tetap melancarkan serangan dan menewaskan puluhan pengungsi.

Dari rekaman video yang beredar, serangan Israel membuat api berkobar di tengah kegelapan di tenda pengungsian. Orang-orang berlarian dan berteriak panik. Kantor berita Wafa, mengutip Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS), mengatakan bahwa banyak dari mereka yang meninggal “dibakar hidup-hidup” di dalam tenda mereka.

Bukan hanya sekadar kata, "All Eyes on Rafah" memiliki makna mendalam, Beauties. Seruan ini merupakan panggilan bagi kemanusiaan untuk merespons genosida yang terjadi di Rafah. Seruan ini mengajak masyarakat dunia untuk tidak menutup mata atas genosida Israel terhadap Palestina.

Jumlah Bom yang Dijatuhkan Israel di Gaza Lampaui Perang Dunia II, Capai 70 Ribu Ton

Sebuah fakta baru terungkap bahwa Israel menjatuhkan 70 ribu ton bom di Jalur Gaza sejak Oktober 2023. Angka tersebut melebihi total jumlah bom yang dijatuhkan pada Perang Dunia II di Dresden, Hamburg, dan London, menurut pemantau hak asasi manusia, dilansir dari laman Anadolu Ajansi.

Pada akhir April, Euro-Med Human Rights Monitor memperkirakan sekitar 70 ribu ton bom dijatuhkan di Gaza, selama periode enam bulan antara 7 Oktober dan 24 April.

"Diperkirakan Israel telah menjatuhkan lebih dari 70.000 ton bahan peledak di Jalur Gaza selain operasi buldosernya, yang mengakibatkan hancurnya seluruh bangunan pada jarak hingga satu kilometer di timur dan utara Jalur Gaza secara berurutan. untuk menciptakan apa yang disebut zona penyangga," menurut organisasi pemantau hak asasi manusia yang berbasis di Jenewa.

Sementara itu pada Perang Dunia II, Jerman mengebom London dengan menjatuhkan sekitar 18.300 ton bom antara tahun 1940 dan 1941, menurut berbagai perkiraan, termasuk arsip dari New York Times.

Sekutu menjatuhkan 8.500 ton bom di Hamburg pada musim panas 1943, kata Hendrik Althoff, peneliti di Departemen Sejarah di Universitas Hamburg. Sekutu juga menggunakan 3.900 ton bom di Dresden pada bulan Februari 1945, menurut catatan sejarah.

Israel Serang Kamp Pengungsi untuk Selamatkan Sandera, Ratusan Jiwa Warga Gaza Melayang

People walk among debris, aftermath of Israeli strikes at the area, where Israeli hostages were rescued on Saturday, as Palestinian death toll rises to 274, amid the Israel-Hamas conflict, in Nuseirat refugee camp in the central Gaza Strip, June 9, 2024. REUTERS/Abed Khaled

Israel Serang Kamp Pengungsi untuk Selamatkan Sandera, Ratusan Jiwa Warga Gaza Melayang/Foto: REUTERS/Abed Khaled

Israel melancarkan serangan brutal di kamp pengungsi Nuseirat, Jalur Gaza, Sabtu (8/6). Diperkirakan 274 warga Gaza tewas dan lebih dari 700 orang terluka, dilansir dari Al Jazeera. Serangan ini dilakukan pasukan pertahanan Israel (IDF) untuk menyelamatkan empat sandera.

Serangan keji yang dilancarkan Israel digambarkan sebagai sebuah pembantaian. Warga yang meninggal dan luka-luka dilarikan ke dua rumah sakit di Gaza, yaitu RS Al-Awda di Nuseirat, dan RS Al-Aqsa Martyrs di Deir Al-Balah.

Para dokter menyebut kejadian di dalam Rumah Sakit Al-Aqsa sebagai "pertumpahan darah total", dan seorang petugas medis mengatakan bagian dalam rumah sakit tersebut "terlihat seperti rumah jagal."

Wali Kota Nuseirat Iyad al-Maghari dilaporkan tewas akibat serangan udara Israel yang menghantam stasiun pompa air di area Nuseirat, Jalur Gaza bagian tengah. Kala itu, Iyad al-Maghari sedang berkunjung ke stasiun pompa air tersebut.

Serangan Keji Israel ke Kamp Pengungsi Al-Mawasi 

Israel menggempur salah satu kamp pengungsi yang berada di Al-Mawasi, tepatnya yang terletak di sebelah barat Khan Younis, Gaza selatan. Kejadian tersebut berlangsung pada Sabtu (13/7).

Menurut para saksi, sebagaimana yang dilansir dari Al Jazeera, Israel menggunakan jet tempur dan pesawat tak berawak untuk melancarkan serangannya di zona yang diklaim sebagai "zona aman" tersebut oleh militer Israel.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, serangan tersebut telah menewaskan sedikitnya 90 warga sipil di daerah padat penduduk yang menampung sekitar 80 ribu orang dan melukai 300 orang lainnya. Bahkan para pengungsi yang berlindung di tenda-tenda pun juga ditemukan tewas di bawah pasir akibat serangan udara yang dilancarkan Israel di zona yang mereka klaim sebagai "zona aman" tersebut.

4 Jurnalis Palestina Masuk Nominasi Peraih Nobel Perdamaian 2024

Bisan Owda

Bisan Owda/Foto: Instagram/wizard_bisan1

Di tengah berita duka, ada kabar membanggakan dari jurnalis Palestina yang masuk nominasi peraih Nobel Perdamaian 2024. Mereka adalah Motaz Azaiza, Wael Al-Dahdouh, Hind Khoudary, dan Bisan Owda.

Motaz Azaiza masuk dalam nominasi penghargaan Nobel Perdamaian 2024 atas kontribusinya dalam memberikan dunia wawasan tentang kekejaman di Gaza. Sementara itu, Wael Al-Dahdouh, Hind Khoudary, dan Bisan Owda dinominasikan untuk menerima penghargaan Nobel Perdamaian 2024 atas keberanian dan tekad mereka dalam melaporkan genosida Israel di Gaza.

Jurnalis Palestina Bisan Owda Menang Emmy Awards 2024

Jurnalis video asal Palestina Bisan Owda berhasil memenangkan penghargaan Emmy Awards 2024 untuk serial dokumenter pendeknya yang bertajuk "It's Bisan from Gaza and I'm Still Alive". 

Dokumenter yang dibuat bersama outlet AJ+ memenangkan penghargaan untuk Outstanding Hard News Feature Story: Short Form di Penghargaan News and Documentary Emmy Tahunan ke-45 yang diumumkan pada Rabu (25/9), yang diselenggarakan oleh National Academy of Television Arts & Sciences (NATAS).

Dokumenter "It's Bisan from Gaza and I'm Still Alive" menunjukkan kehidupan di bawah serangan Israel pada akhir Oktober 2023, dari sebuah tenda di dekat rumah sakit al-Shifa di Kota Gaza. Dalam klip tersebut, Bisan mewawancarai seorang anak laki-laki berusia 11 tahun yang orang tuanya terbunuh oleh serangan Israel di rumah mereka.

Palestina Duduk Sejajar dengan Anggota di Sidang Umum PBB

Retno Marsudi dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Sidang Umum PBB di New York, Selasa (10/9)

Palestina Duduk Sejajar dengan Anggota di Sidang Umum PBB /Foto: Instagram/retno_marsudi

Mulai tahun ini, Palestina akan duduk sejajar dengan negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Sidang Majelis Umum. Kabar tersebut dibagikan oleh Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi melalui akun media sosialnya.

"Mulai tahun ini, Negara Palestina duduk sejajar dengan negara-negara anggota PBB di Sidang Majelis Umum," tulis Retno di akun Instagramnya, @retno_marsudi, Rabu (25/9).

Majelis Umum PBB telah meningkatkan hak-hak perwakilan Palestina, salah satunya adalah dengan mengizinkan perwakilan Palestina duduk sejajar denga negara-negara anggota PBB. Hal ini menjadi momen bersejarah bagi Palestina.

Meskipun begitu, Palestina masih berstatus pengamat dan belum menjadi anggota penuh.

Sebagai informasi, keanggotaan penuh memerlukan rekomendasi dari Dewan Keamanan. Amerika Serikat memveto resolusi tersebut sebulan sebelum diadopsi oleh Majelis Umum. Hak veto tersebut menjadikan Palestina sebagai pengamat yang tidak dapat ikut memberikan suara, sebagaimana dilansir dari situs NHK.

Di Sidang Majelis Umum PBB di New York, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mendesak masyarakat internasional untuk menghentikan pengiriman senjata ke Israel, demi menyudahi pertumpahan darah di Gaza dan Tepi Barat, sebagaimana dilansir dari CNN Indonesia.

Satu Tahun Genosida Israel di Palestina: 41 Ribu Korban Jiwa di Gaza-Serangan Meluas ke Lebanon

EDMONTON, CANADA - APRIL 27:Members of the Palestinian diaspora, supported by the local Muslim community and activists from left-wing parties, including the Communist Party of Canada, rally for Gaza under the banner 'End Genocide Now' through Edmonton's Whyte Avenue, on April 27, 2024, in Edmonton, Alberta, Canada. (Photo by Artur Widak/NurPhoto via Getty Images)Satu Tahun Genosida Israel di Palestina/ Foto: NurPhoto via Getty Images/NurPhoto

7 Oktober 2024 menandakan satu tahun telah berlalu sejak serangan Israel di Palestina. Aksi brutal Israel telah memakan puluhan ribu korban jiwa, ratusan ribu luka-luka, dan jutaan warga Palestina kehilangan tempat tinggal. Berbagai kerusakan dan tangisan pilu menyelimuti Gaza.

Sejak 7 Oktober 2023 hingga saat ini, serangan brutal Israel di Jalur Gaza telah memakan 41.780 korban jiwa. Korban luka-luka mencapai 97.166 orang dan 11.000 orang masih dilaporkan menghilang.

Menurut laporan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), mayoritas korban di Palestina adalah perempuan dan anak-anak. Sementara itu lebih daari 1,9 juta warga Palestina terpaksa mengungsi dan kehilangan tempat tinggal mereka. Tak hanya itu, seluruh populasi Gaza berada dalam tingkat krisis kerawanan pangan akut dan ancaman wabah penyakit.

Menurut data dari PBB, sebanyak 625 ribu anak di Gaza putus sekolah akibat genosida yang dilakukan Israel. Tragisnya, lebih dari 6 ribu siswa dan 400 staf pendidik telah tewas. Selain itu, 73 persen bangunan sekolah di Palestina rusak akibat serangan Israel dan 60 persen bangunan sekolah digunakan sebagai tempat untuk mengungsi.

Aksi bela Palestina digelar di berbagai penjuru dunia memperingati satu tahun berlalu sejak serangan Israel di Palestina 7 Oktober 2023. 

Di London, ribuan orang berbaris melalui ibu kota menuju Downing Street di tengah kehadiran rombongan polisi. Suasana menjadi tegang ketika pengunjuk rasa pro-Palestina berpapasan dengan demonstran lainnya yang memegang bendera Israel. Perkelahian terjadi saat petugas polisi mendorong aktivis yang mencoba melewati barikade. Setidaknya 17 orang ditangkap atas dugaan pelanggaran ketertiban umum.

Di kota Hamburg, Jerman utara, sekitar 950 orang menggelar demonstrasi damai dengan banyak orang mengibarkan bendera Palestina dan Lebanon. Mereka meneriakkan, "Hentikan genosida!"

Tak hanya di Palestina, serangan Israel kini meluas ke Lebanon. Pada akhir September, Israel mulai meluncurkan serangan udara ke Lebanon.

Israel menyebut serangan ini sebagai "fase baru" usai genosida di Gaza. Tentara Israel mengatakan mereka menyerang lebih dari 1.000 target di Lebanon, dan mengklaim bahwa target-target tersebut adalah benteng pertahanan Hizbullah (kelompok yang berbasis di Lebanon) atau fasilitas militer yang ditempatkan di rumah-rumah penduduk. Sebelumnya, pada Selasa (17/9), ratusan pager yang digunakan oleh kelompok Hizbullah meledak di sejumlah daerah di Lebanon.  Israel dicurigai sebagai dalang ledakan mematikan yang menewaskan sembilan orang, termasuk gadis berusia 8 tahun, dan sekitar 2.800 orang mengalami luka-luka.

Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Tewas

Hamas leader Yehya Al-Sinwar looks on as palestinians Hamas supporters take part in an anti-Israel rally over tension in Jerusalem's Al-Aqsa mosque, in Gaza City October 1, 2022. REUTERS/Mohammed Salem/File Photo Purchase Licensing Rights

Yahya Sinwar/Foto: REUTERS/Mohammed Salem/File Photo Purchase Licensing Rights

Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, tewas dalam serangan pasukan Zionis di Rafah, Gaza selatan, pada Rabu (16/10) waktu setempat. Dilansir dari CNN Indonesia, Sinwar tewas setelah baru dua bulan lebih menggantikan mendiang mantan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, yang tewas di Teheran, Iran pada Juli 2024 lalu.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, baru mengumumkan kematian Sinwar keesokan harinya usai Israel melakukan tes biometrik hingga DNA.

Salah satu pejabat Israel menyebut Sinwar tewas saat baku tembak dengan pasukan Israel. Sementara itu, militer Israel mengatakan dia tewas usai mereka melepas tembakan dari tank.

Selain Yahya Sinwar, pada 31 Juli 2024 lalu, Israel juga telah membunuh mantan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh dan panglima militer Hamas, Mohammad Deif.

Israel Lancarkan Serangan saat Pengungsi Terlelap, Bakar Hidup-Hidup Warga Gaza

Israel melancarkan serangan brutal di halaman Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Deir el-Balah, Gaza tengah, pada Senin (14/10) dini hari. Serangan ini menghantam tenda-tenda pengungsi, di mana para pengungsi dalam keadaan tertidur.

Akibat serangan ini, empat orang meninggal dunia dan sekitar 70 orang terluka, sebagaimana dilansir dari Al Jazeera. Jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat karena tim penyelamat masih berusaha menyelamatkan korban.

Dalam potongan video yang viral beredar di media sosial, terlihat kobaran api menelan tenda-tenda para pengungsi di halaman rumah sakit. Israel melancarkan serangan pada dini hari, di saat pengungsi masih dalam keadaan terlelap.

Kobaran api di tenda itu membakar pengungsi hidup-hidup. Terlihat pengungsi lainnya berusaha mematikan kobaran api yang begitu besar sembari berteriak.

ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Israel Benjamin Netanyahu, Jadi Buronan Internasional

Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu speaks during a news conference in Jerusalem, September 2, 2024. Ohad Zwigenberg/Pool via REUTERS Purchase Licensing Rights

Benjamin Netanyahu/Foto: Ohad Zwigenberg/Pool via REUTERS Purchase Licensing Rights

Pengadilan Kriminal Internasional atau International Criminal Court (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant. Alasan perintah penangkapan adalah keduanya diyakini bertanggung jawab atas kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang yang dilakukan sejak 8 Oktober 2023 di Palestina.

"[Pengadilan] mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk dua orang, Tn. Benjamin Netanyahu dan Tn. Yoav Gallant, atas kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang yang dilakukan setidaknya sejak 8 Oktober 2023 hingga setidaknya 20 Mei 2024, hari ketika penuntutan mengajukan permohonan surat perintah penangkapan," bunyi pernyataan ICC.

Dalam keputusannya, hakim ICC mengatakan ada alasan yang cukup untuk meyakini Netanyahu dan Yoav Gallant bertanggung jawab secara pidana atas berbagai tindakan termasuk pembunuhan, penganiayaan, dan kelaparan sebagai senjata perang sebagai bagian dari "serangan yang meluas dan sistematis terhadap penduduk sipil Gaza", sebagaimana dilansir dari Reuters.

Tak hanya itu, hakim juga mengatakan bahwa blokade di Gaza dan kurangnya makanan, air, listrik, bahan bakar, dan pasokan medis menciptakan kondisi kehidupan yang dimaksudkan untuk menyebabkan kehancuran sebagian penduduk sipil di Gaza. Hal ini menyebabkan kematian warga sipil, termasuk anak-anak, karena kekurangan gizi dan dehidrasi.

Amnesty International, organisasi nirlaba di bidang hak asasi manusia (HAM), menyebut bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sekarang resmi menjadi buronan.

"Perdana Menteri Netanyahu sekarang resmi menjadi buronan," kata Sekretaris Jenderal Amnesty International Agnès Callamard dalam sebuah pernyataan, dilansir dari WAFA News Agency.

44 Ribu Warga Tewas, 104 Ribu Luka-luka Akibat Genosida Israel di Palestina

Menurut data terkini dari Kementerian Kesehatan Gaza, jumlah korban tewas secara keseluruhan sejak 7 Oktober 2024 menjadi 44.056. Sekitar 104.268 orang lainnya terluka dalam serangan Israel.

Genosida Israel di Palestina belum berhenti.  Setidaknya 50 orang tewas dalam serangan udara Israel di Gaza, kata petugas medis Palestina, saat tank-tank Israel bergerak maju ke bagian utara wilayah Khan Younis di Gaza selatan, awal Desember ini, dilansir dari Al Jazeera.

Petugas medis mengatakan setidaknya 20 orang tewas dan lainnya terluka dalam serangan Israel pada Rabu (4/12) di sebuah perkemahan tenda di al-Mawasi dekat Khan Younis. Pertahanan Sipil Palestina mengatakan serangan itu membakar beberapa tenda yang menampung keluarga-keluarga pengungsi.

Hani Mahmoud dari Al Jazeera, melaporkan dari Deir el-Balah di Gaza bagian tengah, mengatakan jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat.

Pasien yang dirawat di rumah sakit "diperkirakan akan kehilangan nyawa mereka hanya karena tidak ada perawatan medis, pasokan medis, dan staf medis yang tidak memadai," kata Mahmoud.

Seruan gencatan senjata untuk menghentikan genosida Israel di Palestina masih terus bergema. Dukungan terhadap warga Palestina juga terus mengalir. From river to the sea, Palestine will be free.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE