Nasib Pilu Ibu Hamil di Gaza: Lahiran Caesar Tanpa Obat Bius-Anak di Kandungan Tewas

Nadya Quamila | Beautynesia
Selasa, 14 Nov 2023 07:30 WIB
Nasib Pilu Ibu Hamil di Gaza: Lahiran Caesar Tanpa Obat Bius-Anak di Kandungan Tewas
Nasib Pilu Ibu Hamil di Gaza: Lahiran Caesar Tanpa Obat Bius-Anak di Kandungan Tewas/Foto: Getty Images/FatCamera

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diperkirakan ada 50 ribu perempuan hamil di Gaza, dan lebih dari 180 melahirkan setiap hari. Di tengah serangan yang dilancarkan Israel tanpa henti, ibu hamil menjadi salah satu kelompok yang paling rentan menderita karena kekurangan peralatan medis, makanan, dan air.

Mereka tidak dapat mengakses layanan medis darurat yang diperlukan untuk melahirkan dengan aman dan merawat bayi mereka yang baru lahir. Dengan ditutupnya 14 rumah sakit dan 45 pusat layanan kesehatan dasar, beberapa perempuan harus melahirkan di tempat penampungan, di rumah, hingga di jalanan di tengah reruntuhan.

Sebelum adanya serangan Israel, angka malnutrisi pada ibu hamil sudah tinggi, sehingga berdampak pada kelangsungan hidup dan perkembangan anak. Ketika akses terhadap makanan dan air memburuk, para ibu kesulitan untuk memberi makan dan merawat keluarga mereka, sehingga meningkatkan risiko kekurangan gizi, penyakit, dan kematian.

Harus Lahiran Caesar Tanpa Obat Bius Imbas Krisis Obat

GAZA CITY, GAZA - OCTOBER 26: A woman holds his 3 year-old son, Ekrem Salih Abu Shemale who died after the Israeli airstrikes that continues in Gaza City, Gaza on October 26, 2023. (Photo by Abed Zagout/Anadolu via Getty Images)

Nasib Pilu Ibu Hamil di Gaza: Lahiran Caesar Tanpa Obat Bius-Anak di Kandungan Tewas/Foto: Anadolu via Getty Images/Anadolu Agency

Dilansir detikHealth dari laman Daily Mail, ibu hamil di Gaza terpaksa menjalani persalinan caesar tanpa obat bius karena krisis obat di tengah serangan dan blokade Israel.

"Kondisi di rumah sakit sangat berbahaya, operasi caesar dan operasi besar dilakukan hanya dengan senter telepon yang memberikan penerangan ketika mereka melakukan prosedur medis yang rumit karena bom jatuh di sekitar mereka," ungkap Soraida Hussein-Sabbah, seorang spesialis gender dan advokasi di ActionAid UK, yang berbasis di Ramallah, Tepi Barat.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebelumnya melaporkan situasi genting, atau yang disebut 'race against death', bagi perempuan hamil di Gaza yang harus berhadapan dengan ancaman kematian. Pasalnya, wilayah tersebut diserang dan terkepung secara menyeluruh akibat serangan udara yang terus menerus dilakukan Israel.

Hal pilu lainnya, seorang perempuan hamil dipulangkan hanya tiga jam setelah melahirkan seorang bayi perempuan untuk memberikan ruang bagi pasien lainnya.

Ibu Hamil Dilarang ke Luar Rumah-Anak di Kandungan Tewas

A Palestinian woman mourns after an Israeli airstrike at the Rafah refugee camp, in the southern Gaza Strip on October 17, 2023. Relief convoys which have been waiting for days in Egypt were on October 17, headed towards the Rafah border crossing with the besieged Palestinian enclave of Gaza, aid officials said. (Photo by SAID KHATIB / AFP) (Photo by SAID KHATIB/AFP via Getty Images)

Nasib Pilu Ibu Hamil di Gaza: Lahiran Caesar Tanpa Obat Bius-Anak di Kandungan Tewas/Foto: AFP via Getty Images/SAID KHATIB

Sementara itu di Hebron, Palestina, sekitar 35 ribu warga Palestina 'dilockdown', mereka terancam ditembak jika didapati keluar dari rumah.

Tentara Israel dan pemukim bersenjata berseragam militer berpatroli di jalan-jalan dan menjaga atap rumah warga, mewaspadai pergerakan apa pun dari rumah-rumah warga Palestina. Banyak warga tidak diperbolehkan mendapatkan perawatan medis.

Dilansir dari detikHealth, di lingkungan Jaber, seorang perempuan Palestina yang sedang hamil terbangun pada pukul 5 pagi karena rasa sakit yang luar biasa. Menurut ibu perempuan tersebut dan seorang teman keluarganya, tentara yang ditempatkan di luar rumah mereka menolak mengizinkannya pergi selama beberapa jam.

Sekitar pukul 11.00 malam waktu setempat, mereka berhasil berangkat dengan mobil pribadi. Dokter di rumah sakit menemukan perdarahan internal dan sayangnya bayi di dalam kandungan telah meninggal.

Sudah satu bulan lebih sejak Israel melancarkan serangan terhadap Palestina pada 7 Oktober 2023. Hingga saat ini, lebih dari 11 ribu warga Palestina tewas akibat serangan tiada henti di Jalur Gaza oleh Israel, menurut pejabat kesehatan Palestina.

Menurut laporan PBB, sebanyak 2.326 perempuan dan 3.760 anak-anak terbunuh di Jalur Gaza, mewakili 67 persen dari seluruh korban jiwa, sementara ribuan lainnya terluka. Artinya, 420 anak terbunuh atau terluka setiap harinya, di mana beberapa di antaranya baru berusia beberapa bulan.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE