Walaupun bukan hal baru, namun investasi masih dianggap sebagai salah satu cara terbaik untuk mengelola keuangan. Seiring berkembangnya zaman, bentuk investasi semakin beragam dengan bermacam konsep dan produk. Namun secara umum, investasi yang berkembang saat ini terbagi menjadi dua payung besar, yaitu investasi syariah dan konvensional.
Jika kamu masih awam soal investasi, kedua istilah ini mungkin akan bikin bingung. Penamaan syariah mungkin sudah menunjukkan dengan jelas bahwa sistem yang digunakan berbasis ajaran Islam. Meski demikian, kamu juga tak bisa asal pilih dan harus memahami perbedaannya dengan sistem konvensional. Nah, supaya lebih jelas, yuk pahami ulasan berikut ini!
Investasi Konvensional
Investasi Syariah vs Konvensional/Foto: Pexels.com/Karolina Grabowska |
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, investasi adalah penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Sedangkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan definisi berupa penanaman modal, biasanya dalam jangka panjang untuk pengadaan aset tetap atau pembelian saham-saham dan surat berharga lain untuk memperoleh keuntungan.
Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa investasi adalah penanaman modal yang tujuannya adalah untuk mencari selisih keuntungan di masa mendatang. Bentuk investasi pun beragam, mulai dari benda (emas, properti, dan barang berharga lainnya), tabungan, atau mempercayakannya pada sebuah lembaga.
Dalam investasi konvensional yang melibatkan lembaga, nasabah akan mempercayakan semua modal kepada pengelola. Pemilik modal tidak perlu mengetahui untuk apa uang atau asetnya digunakan namun hanya menerima laporan pertambahan nilai aset (misalnya bunga).
Investasi Syariah
Investasi Syariah vs Konvensional/Foto: Pexels.com/Pixabay |
Mencari investasi yang sesuai ajaran Islam, tak sedikit yang memilih investasi syariah sebagai solusi. Perbedaan utamanya dengan investasi konvensional adalah adanya akad di awal bahwa segala hal yang ada di dalamnya harus berbasis syariah. Berikut beberapa di antaranya:
- Investasi hanya dilakukan di perusahaan yang menjalankan bisnis halal.
- Tidak ada gharar, yaitu pemberian informasi yang cacat dan membingungkan nasabah.
- Larangan adanya maysir (investasi yang berlebihan).
- Akad mudharabah, yaitu bentuk kepercayaan pemilik modal pada investor, maupun sebaliknya.
- Akad wakalah bil ujrah, yaitu penjaminan atas wali dalam investasi syariah.
- Adanya pengecekan berkala untuk memastikan bahwa dana investasi dan keuntungan yang diperoleh tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
Secara umum, tujuan utama investasi syariah juga sama seperti konvensional, yaitu mencari keuntungan. Meski demikian, ada batasan yang harus diperhatikan dalam prosesnya, yaitu syariah Islam. Dengan demikian, keuntungan dan bagi hasil yang didapatkan tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
Mana yang Lebih Baik?
Investasi Syariah vs Konvensional/Foto: Pexels.com/maitree rimthong |
Tujuan utama dari investasi syariah dan konvensional pada dasarnya sama, yaitu mencari keuntungan. Meski demikian, jika bicara soal mana yang lebih baik, hal itu tergantung pada perspektif dan tujuan masing-masing.
Investasi syariah adalah pilihan terbaik untuk penganut paham syar’i yang ingin memastikan bahwa setiap keuntungan dari investasi diperoleh dari hasil yang sesuai dengan ajaran Islam. Tujuannya tak lain adalah mendapatkan berkah dari setiap laba yang diperoleh.
Meski demikian, investasi syariah menyediakan produk terbatas karena pengelola hanya mengelola aset yang disetujui syariah. Sedangkan investasi konvensional lebih fleksibel karena tidak terikat dengan jenis usaha apa yang digunakan sebagai sumber penghasilan.
Agar tidak salah pilih, pastikan kamu benar-benar memahami perbedaan keduanya dan sesuaikan dengan tujuan kamu berinvestasi ya, Beauties!
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!