Perempuan Iran Tunjukkan Aksi Solidaritas di Piala Dunia 2022 Qatar, Serukan Slogan 'Women, Life, Freedom'
Penggemar Tim Nasional Iran tunjukkan aksi solidaritas di perhelatan Piala Dunia Qatar 2022 dengan menggerakkan protes atas peristiwa yang menguncang negaranya selama berbulan-bulan. Sebagaimana diketahui, Iran kini tengah bergejolak akibat kematian Mahsa Amini, perempuan berusia 22 tahun yang ditangkap-tewas diduga karena melanggar aturan hijab.
Afasni, seorang penggemar perempuan dari Teheran mengaku menangis ketika dia memasuki stadion Internasional Khalifa, tempat timnas Iran berlaga melawan Inggris pada Senin (21/11).
"Tahukah anda betapa menyakitkannya [peristiwa] ini menjadi penggemar terbesar sepak bola dan tidak pernah menonton pertandingan selama 34 tahun?" ungkapnya, dilansir dari AFP.
Meski Iran kalah dengan skor telak 6-2 atas Inggris, namun hasil tersebut bukanlah yang terpenting bagi Maryam, warga Teheran berusia 35 tahun yang juga menyaksikan langsung pertandingan sepak bola pertamanya. Dia mengaku kecewa karena para pemain tidak menunjukkan solidaritas yang lebih terbuka dengan melakukan protes.
Aksi Solidaritas Penggemar Iran di Piala Dunia Qatar 2022/Foto:gettyimages |
"Ada para anak perempuan yang terbunuh di jalan, sulit untuk mengatakannya tetapi ini bukan kesempatan yang menyenangkan. Sangat menyedihkan," ucap Maryam.
Iran berkompetisi di Piala Dunia 2022 Qatar di tengah tindakan kekerasan terhadap adanya aksi unjuk rasa perempuan. Hal ini mengakibatkan kematian kurang lebih 419 orang, menurut aktivis Hak Asasi Manusia di Iran.
Aksi protes yang berujung ricuh itu dipicu oleh kematian Mahsa Amini, seorang perempuan berusia 22 tahun yang tewas pada 16 September 2022 lalu setelah ditangkap polisi moral karena mengenakan jilbabnya "secara tidak benar."
![]() Aksi Solidaritas Penggemar Iran di Piala Dunia Qatar 2022/Foto: gettyimages |
Terlihat banyak penggemar Iran di Doha mengenakan kaos sambil melambai-lambaikan tangan, dan membawa tulisan dengan unsur pemberontakan bertuliskan "Women, Life, Freedom." Ada juga yang terlihat mengenakan kaos bertuliskan nama pengunjuk rasa perempuan yang dibunuh oleh pasukan keamanan Iran dalam beberapa pekan terakhir.
Penggemar Iran lainnya yang mengenakan cadar hitam dan jilbab dengan warna bendera Iran bersorak keras untuk Tim Nasional kesayangan mereka. Banyak dari mereka yang juga menolak berbicara tentang situasi politik dan mengatakan bahwa itu tidak relevan bagi mereka.
Sebelum jalannya pertandingan, para pemain biasanya akan menyanyikan lagu kebangsaan mereka. Namun pemain Tim Nasional Iran tidak menyanyikan lagu kebangsaan mereka dan tidak merayakan gol yang mereka cetak.
Protes kematian Mahsa Amini/ Foto: dia images via Getty Images/dia images |
"Gerakan protes telah membayangi sepak bola, saya ingin Iran kalah dalam tiga pertandingan ini," kata Kamran seorang Profersor Linguistik yang tinggal di Provinsi Utara Mazandaran.
Desakan demi desakan terus menghantui Tim Nasional Iran, termasuk para pemain untuk diharapkan melakukan gerakan protes di lapangan.
Ali Jassim, seorang penggemar Iran berusia 14 tahun mengatakan, dia yakin krisis politik memengaruhi kinerja tim saat Inggris sudah unggul 3-0 di babak pertama.
Protes kematian Mahsa Amini/ Foto: Getty Images/Omer Messinger |
“Saya tidak tahu bagaimana mereka bisa fokus di stadion yang penuh dengan begitu banyak orang yang ingin mereka gagal,” katanya.
Pengamat mencatat bahwa para pemain kemungkinan menghadapi tekanan pemerintah untuk tidak berpihak pada protes. Namun seorang penggemar berusia 27 tahun bernama Mariam mengharapkan bahwa pemain tetap menjalankan pertandingan dengan semestinya meskipun keadaan menyulitkan mereka.
“Pada akhirnya, saya ingin para pemain mencapai impian mereka, bukan salah mereka masyarakat kita begitu terpolarisasi.” ujar Mariam.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Aksi Solidaritas Penggemar Iran di Piala Dunia Qatar 2022/Foto:gettyimages
Protes kematian Mahsa Amini/ Foto: dia images via Getty Images/dia images
Protes kematian Mahsa Amini/ Foto: Getty Images/Omer Messinger