Pengakuan Mahasiswa yang Diserang Pasukan Keamanan Iran saat Protes Kematian Mahsa Amini: Kami Tidak Akan Berhenti

Nadya Quamila | Beautynesia
Rabu, 09 Nov 2022 07:30 WIB
Pengakuan Mahasiswa yang Diserang Pasukan Keamanan Iran saat Protes Kematian Mahsa Amini: Kami Tidak Akan Berhenti
Protes kematian Mahsa Amini/Foto: Getty Images/Omer Messinger

Gelombang protes di Iran akibat tewasnya Mahsa Amini belum kunjung mereda. Sudah dua bulan berlalu sejak perempuan berusia 22 tahun tersebut ditangkap-tewas diduga karena melanggar aturan hijab pada September 2022 lalu.

Unjuk rasa menyebar di seluruh Iran, termasuk dari kalangan mahasiswa. Baru-baru ini, dikabarkan pasukan keamanan Iran telah meluncurkan serangkaian serangan terhadap mahasiswa di kampus-kampus di seluruh negeri dengan puluhan mahasiswa ditangkap, menurut Persatuan Mahasiswa Iran, dilansir dari The Guardian.

Menurut organisasi mahasiswa dan kelompok hak asasi manusia, serangan terhadap universitas meningkat ketika anak muda berkumpul untuk memperingati 40 hari sejak kepergian Mahsa Amini. Hari ke 40 sendiri sangat simbolis secara tradisional sebab menandai akhir dari masa berkabung.

Persatuan Mahasiswa Iran telah mendokumentasikan lebih dari 40 penangkapan mahasiswa. Mereka mengumpulkan laporan penahanan dan penggerebekan di kampus-kampus oleh pasukan keamanan di seluruh negeri di saluran Telegram.

BERLIN, GERMANY - SEPTEMBER 28: Supporters of the National Council of Resistance of Iran, an Iranian opposition group based abroad, protest over the death of Mahsa Amini in Iran on September 28, 2022 in Berlin, Germany. Amini, 22, was arrested by Iranian authorities in Tehran on September 13 for not wearing her headscarf properly and died three days afterwards, apparently due to a severe head injury. Her death has sparked demonstrations in Iran nationwide that have spiralled into violence between protesters and police and left dozens of protesters dead. (Photo by Sean Gallup/Getty Images)Protes kematian Mahsa Amini/ Foto: Getty Images/Sean Gallup

Organisasi Hak Asasi Manusia Hengaw yang berbasis di Norwegia, yang melaporkan daerah Kurdi di barat Iran, melaporkan nasib puluhan anak muda yang ditangkap pekan lalu dan puluhan lainnya ditahan oleh pasukan keamanan karena menghadiri protes masih belum diketahui.

Anousheh (bukan nama sebenarnya), seorang mahasiswa di sebuah universitas di Teheran, mengatakan kepada The Guardian bahwa dia diserang dengan kejam oleh pasukan keamanan akhir pekan lalu ketika dia meninggalkan kampusnya.

"Salah satu sahabat saya ditangkap di luar kampus akhir pekan ini dan saya masih tidak tahu di mana dia. [Setelah protes] pasukan keamanan sedang menunggu mahasiswa keluar dari universitas dan mereka mulai memukuli kami dengan pentungan," ungkapnya.

"Kami semua berlari untuk hidup kami," kata Anousheh. "Kami telah diperingatkan oleh fakultas kami untuk segera menghentikan protes untuk menghindari penangkapan [tetapi] kami tidak berhenti."

ISTANBUL, TURKIYE- OCTOBER 22: Protests in Iran, which started with the death of 22-year-old Mahsa Amini after being detained on the grounds that she did not comply with the headscarf rules, continue. The protest at the Iranian consulate in Istanbul continues on October 22, 2022 in İstanbul, Türkiye. (Photo by Omer Kuscu/ dia images via Getty Images )Protes kematian Mahsa Amini/ Foto: dia images via Getty Images/dia images

Mahasiswa universitas di Mashhad juga mengatakan telah diserang oleh pasukan keamanan Iran minggu ini. Di internet, beredar video yang menunjukkan petugas berpakaian preman menyeret mahasiswa ke dalam kendaraan.

Karim (bukan nama sebenarnya) mengatakan dia termasuk dari sekitar 200 mahasiswa yang berkumpul pada peringatan 40 hari kematian Mahsa Amini. Beberapa saat setelah tiba, Karim mengklaim pasukan keamanan mengunci gerbang dan memblokir pintu keluar. Para siswa ditahan dan dipukuli ketika mereka mencoba pergi.

"Setelah tiga jam, dengan pasukan keamanan menggunakan gas air mata dan pentungan, saya berhasil keluar tetapi setidaknya tujuh teman saya telah ditahan minggu ini. Begitu mereka dibawa pergi, tidak ada yang tahu di mana mereka berada. Pejabat universitas tidak berdaya," katanya.

"Saya tidak mengenal seorang teman pun yang belum pernah menyaksikan penculikan, penangkapan, atau tidak membantu menyelamatkan seorang teman yang terluka. Serikat mahasiswa di sini, di Mashhad, percaya setidaknya 50 mahasiswa telah ditangkap di kota kami," imbuhnya.

ISTANBUL, TURKEY - SEPTEMBER 29: Women hold signs and chant slogans during a protest over the death of Iranian Mahsa Amini outside the Iranian Consulate on September 29, 2022 in Istanbul, Turkey. Mahsa Amini fell into a coma and died after being arrested in Tehran by the morality police, for allegedly violating the countries hijab rules. Amini's death has sparked weeks of violent protests across Iran.  (Photo by Chris McGrath/Getty Images)Protes kematian Mahsa Amini/ Foto: Getty Images/Chris McGrath

Mahasiswa lain dari Mashhad, yang mengatakan diserang saat menghadiri protes, mengatakan pasukan keamanan memukuli anak-anak muda hingga pingsan. Mereka juga tidak diberikan akses kepada bantuan medis.

"Salah satu teman terdekat saya dipukuli begitu parah sehingga saya menghabiskan empat hari terakhir merawatnya di rumah sakit," katanya. "Kami menunggu berjam-jam untuk masuk ke dalam universitas dan membawanya ke rumah sakit.

Saya tahu bahwa lebih banyak siswa telah ditangkap sepanjang minggu ini. Kami tidak tahu di mana mereka berada atau apakah mereka aman. Lain kali mereka mengunci kita, mereka akan membunuh lusinan dari kita," tambahnya.

Beberapa mahasiswa yang ditangkap pada awal protes belum terdengar kabarnya sejak penangkapan. Menurut serikat mahasiswa, seorang perempuan bernama Zainab Nasiri, yang merupakan mahasiswa sosiologi dari Universitas Isfahan dilaporkan ditangkap pada 2 Oktober di luar rumahnya dan dipindahkan ke penjara Dolatabad. Masih belum diketahui apa yang terjadi padanya atau tuduhan apa yang dia hadapi.

Signs of  picture of Mahsa Amini  are seen  in front of Dom Cathedral in Cologne, Germany on September 21, 2022 to protest against woman's death in the custody which sparked outrage against government in Iran (Photo by Ying Tang/NurPhoto via Getty Images)Protes kematian Mahsa Amini/ Foto: NurPhoto via Getty Images/NurPhoto

Pada 30 Oktober lalu, Human Rights Watch memperkirakan bahwa setidaknya 308 mahasiswa telah ditangkap oleh pasukan rezim sejak protes dimulai. Kelompok Hak Asasi Manusia Iran (IHRNGO) mengutuk penangkapan massal dan "perambahan" ke kampus-kampus oleh pasukan keamanan Iran. Kelompok itu mengatakan pasukan khusus polisi yang berpakaian preman dan dilaporkan bersenjata telah "menyerang dan menculik siswa dari asrama mereka".

Menurut laporan terbaru, setidaknya 277 orang, termasuk 40 anak-anak, tewas dalam protes terhadap kematian Mahsa Amini. Masyarakat yakin bahwa Mahsa Amini meninggal karena menjadi korban kekerasan polisi moral Iran. Namun otoritas Iran menegaskan bahwa Mahsa Amini meninggal karena sakit, bukan dipukuli.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
CERITA YUK!
Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.