Peringatan Darurat Garuda Merah Bergema, Netizen Tolak Efisiensi Anggaran Pendidikan yang Bisa Picu Biaya Kuliah Naik

Nadya Quamila | Beautynesia
Jumat, 14 Feb 2025 12:00 WIB
Peringatan Darurat Garuda Merah Bergema, Netizen Tolak Efisiensi Anggaran Pendidikan yang Bisa Picu Biaya Kuliah Naik
Peringatan Darurat Garuda Merah Bergema, Netizen Tolak Pemangkasan Anggaran Pendidikan yang Bisa Picu Biaya Kuliah Naik/Foto: Dok. X

Bergema lagi, Peringatan Darurat dengan Garuda berwarna merah viral di media sosial. Apa maknanya?

Rupanya kali ini Peringatan Darurat dengan Garuda merah menyoroti soal pemangkasan anggaran di bidang pendidikan. Imbas efisiensi anggaran di sejumlah program Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek), biaya kuliah berpotensi naik hingga ribuan mahasiswa terancam kehilangan beasiswa. Gambar Peringatan Darurat kini menjadi simbol perjuangan masyarakat Indonesia dalam menyuarakan suara mereka.

Selain Peringatan Darurat dengan Garuda merah, tagar #SaveKIPKuliah dan #daruratpendidikan juga memenuhi media sosial. Sejumlah netizen mengemukakan kecewaan dan kritik tajam akibat efisiensi anggaran di Kemendiktisaintek yang dikhawatirkan dapat mengancam masa depan pendidikan bangsa.

Apa yang Terjadi?

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Prof. Satryo Soemantri Brodjonegoro saat menerima wawancara khusus detikcom di Kemendiktisaintek, Jakarta Jumat (10/1/2024).

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Satryo Soemantri Brodjonegoro/Foto: Ari Saputra/detikFoto

Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini mengeluarkan kebijakan untuk menghemat anggaran besar-besaran di pemerintahan. Tujuannya adalah Prabowo ingin anggaran negara tersebut dialokasikan untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan perbaikan sekolah. Prabowo menginstruksikan adanya efisiensi anggaran belanja negara tahun 2025 sebesar Rp306 triliun.

Kemendiktisaintek menjadi salah satu kementerian yang mengalami pemangkasan anggaran. Salah satu program di Kemendiktisaintek yang kena efisiensi anggaran adalah Bantuan Operasional Perguruan Tinggi (BOPTN). Pagu awal program itu sebesar Rp6,018 triliun, namun terkena efisiensi sebesar Rp3 triliun.

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Satryo Soemantri Brodjonegoro mendorong anggaran dikembalikan ke pagu awal. Sebagai informasi, pagu adalah batas tertinggi (maksimal) anggaran yang dikeluarkan sebuah perusahaan.

"Karena kalau BOPTN ini dipotong separuh, maka ada kemungkinan perguruan tinggi harus menaikkan uang kuliah," kata Satryo dalam rapat dengan Komisi X DPR RI, Rabu (12/2), dikutip dari CNN Indonesia.

Selain itu, program revitalisasi perguruan tinggi negeri, pagu awal Rp856,2 miliar, terkena efisiensi Rp428 miliar. Satryo juga mengusulkan anggaran ini dikembalikan ke pagu awal.

Program Bantuan Pendanaan Perguruan Tinggi Badan Hukum (BPPTNBH) pagu awalnya Rp2,37 triliun, dipotong efisiensi 50 persen. Satryo mengusulkan efisiensi tak sebesar itu agar tak berpengaruh ke uang kuliah.

"Ini kami mencoba untuk mengurangi potongan tersebut sehingga kami usulkan efisiensi yang dilakukan semula Rp1,185 triliun menjadi Rp711,081 miliar, 30 persen dari 50 persen yang semula. Kita ikuti potongan meski tidak sebesar yang mereka lakukan, kalau besar potongannya, PTNBH terpaksa naikkan sebagian uang mahasiswa," kata dia.

Kemudian program pusat unggulan antar perguruan tinggi, pagu awal Rp250 miliar, diusulkan efisiensi 50 persen. Satryo juga mengusulkan program itu dikembalikan ke pagu awal.

"Ini merupakan program bantuan langsung kepada perguruan tinggi, karena kalau mereka juga kena efisiensi, ada kemungkinan perubahan tinggi akan mencari tambahan dana untuk pengembangan, dan kalau tidak ada opsi lain terpaksa menaikkan uang kuliah," kata dia.

Terakhir, bantuan pada PTS dianggarkan pagu awal Rp365,3 miliar, diusulkan dipotong efisiensi 50 persen. Satryo mengusulkan dikembalikan ke pagu awal agar PTS tidak harus menaikkan uang kuliah.

"Jadi total yang akan dilakukan efisiensi oleh Kemendiktisaintek jumlah sebesar Rp6,785 triliun dari Rp14,3 triliun yang diusulkan oleh Dirjen Anggaran. Ini belum termasuk tunjangan kinerja dosen, PNS, sebesar Rp2,5 triliun yang sudah di dapat lampu hijau dari Kemenkeu untuk dibayarkan," kata dia.

Satryo berharap Komisi X bisa memperjuangkan agar kementeriannya tidak dipotong Rp14,3 triliun dari total pagu anggaran sebesar Rp56,6 triliun di 2025.

"Dengan posisi ini saya berharap bapak ibu Komisi X bisa memperjuangkan supaya pemotongan tidak Rp14,3 trilim tetapi menjadi hanya Rp6,78 triliun," ujar dia.

Kekhawatiran Netizen soal Masa Depan Pendidikan Bangsa Indonesia

Lulusan

Ilustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/Prostock-Studio

Selain potensi adanya kenaikan biaya kuliah imbas efisiensi anggaran, netizen di media sosial juga menyorot perihal Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah dan berbagai beasiswa lainnya. Beredar di media sosial data yang menunjukkan bahwa pagu awal KIP Kuliah yang semula Rp14,698 triliun mengalami pemotongan drastis menjadi Rp1,319 triliun.

Satryo telah menegaskan bahwa program beasiswa tidak akan terdampak, dan telah ada usulan untuk mengembalikan anggaran ke pagu awal untuk program lainya. Namun, netizen di media sosial tetap merasa khawatir akan hal ini.

Keresahan ini mereka tuangkan dalam bentuk membagikan gambar Peringatan Darurat dengan garuda merah, tagar #SaveKIPKuliah dan #daruratpendidikan. Mereka menolak adanya pemangkasan dana pendidikan.

"Kok bisa ya pemerintah lebih milih ngegaji stafsus dari pada ngasih beasiswa ke generasi penerus bangsa. Harapan buat bisa sekolah lewat beasiswa makin pupus 😭 mimpi anak" dan keluarga buat anaknya bisa sekolah tinggi juga terancam," tulis akun @_se***.

"Di-PHP gebetan mah biasa, lah ini di-PHP N-E-G-R-A! Para siswa udah prepare bahkan dari masih kelas X. Giat kokurikuler & ekskul buat menunjang portofolio. Lalu mimpi mereka harus kandas begitu aja? Ini adalah pembunuhan intelektual. Saya mengecam ketetapan ini!" tulis akun @raf***.

"600k masyarakat yang bergantung dgn kip-k kebanyakan adalah anak-anak yang pertama kali menjadi sarjana di keluarganya, tapi terancam putus kuliah jika efisiensi ini dilaksanakan. TOLAK PEMANGKASAN DANA PENDIDIKAN‼️ #daruratpendidikan #savekipkuliah #turunkanuktptn," tulis akun @can***.



Netizen Ungkit Janji Prabowo soal Pendidikan Jadi Prioritas

Presiden Prabowo Subianto melantik Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin sebagai Ketua Harian Dewan Pertahanan Nasional (DPN). Pelantikan dilakukan di di Istana Negara, Jakarta.

Presiden RI Prabowo Subianto/Foto: Grandyos Zafna/detikcom

Sejumlah netizen juga kembali mengungkit soal janji Presiden Prabowo Subianto terkait pendidikan. Semasa kampanye, Prabowo pernah mengungkapkan keinginannya untuk mengratiskan biaya pendidikan di Indonesia.

Janji tersebut pernah ia sampaikan saat hadir dalam acara Silaturahmi Relawan Prabowo-Gibran se-Sulsel di Makassar, Februari 2024.

"Kami bertekad untuk secepat-cepatnya menyejahterakan rakyat Indonesia. Kami ingin semua pendidikan untuk anak-anak kita harus tidak perlu bayar apa pun," kata Prabowo, dilansir dari CNN Indonesia.

Ada pula netizen yang menunggah tangkapan layar cuitan Prabowo di akun X pada 2018. Kala itu, Prabowo membalas cuitan seseorang yang mendoakannya untuk bisa jadi seorang presiden Indonesia. Prabowo membalas bahwa sebagai anak seorang dosen, pendidikan menjadi prioritasnya. Ia pun minta diingatkan jika ia lupa.

"Insya Allah. Sebagai anak dari seorang dosen, pendidikan menjadi prioritas setelah ekonomi. Mohon ingatkan saya jika saya lupa," tulis Prabowo di akun X-nya, @prabowo, pada Mei 2018.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE