Perlahan tapi Pasti, 4 Startup Indonesia Ini Gulung Tikar, Kenapa?
Istilah startup mulai menghiasi dunia pekerjaan beberapa tahun belakangan ini untuk menggambarkan perusahaan yang baru dirintis. Setiap hari, ada saja startup yang memperkenalkan diri untuk siap bersaing di bidangnya masing-masing.
Dewasa kini, nasib startup makin menarik untuk disimak. Pasalnya, banyak kabar bermunculan satu persatu startup di Indonesia berujung gulung tikar alias bangkrut. Dikutip dari CNBC Indonesia, Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika, Dedy Permadi, menilai kegagalan startup akibat faktor manajerial, seperti kurangnya pengalaman dan visi jelas dari founder.
Ilustrasi startup. / Foto: Freepik/yanalya |
Dedy menambahkan, sebagaimana tertulis dalam Laporan Failory, kegagalan startup juga diduga berasal dari kurangnya fokus dalam menjalankan bisnis.
"Selain itu, menurut laporan dari CB Insights dua alasan utama startup mengalami kegagalan adalah karena kehabisan dana [ran out of cash] dan tidak adanya kebutuhan pasar [no market need]," ujar Dedy saat dihubungi CNBC Indonesia melalui pesan singkat.
Ilustrasi startup. (Foto: Pexels/Fox) |
Berikut ini, setidaknya ada empat startup company yang diketahui telah gulung tikar. Siapa saja?
Airy Rooms
Bisnis hotel sebelum pandemi bisa dibilang ramai dan tergolong stabil. Biasanya, mereka bekerja sama dengan pemilik properti, seperti hotel, hostel, atau vila untuk bermitra tempat menginap dengan standar yang sama lewat platform online.
Airy Rooms. (Foto: Pexels/Startup Stock Photos) |
Namun, saat pandemi datang, Airy Rooms menjadi salah satu perusahaan yang berhenti beroperasi. Mereka resmi menyetop operasionalnya per 31 Mei 2020. Hal ini sudah dipertimbangkan matang-matang oleh CEO Airy Rooms Indonesia, Louis Alfonso Kodoatie.
Qlapa
Qlapa merupakan salah satu platform jualan daring khusus kerajinan tangan Indonesia. Berbeda dari Airy Rooms yang gulung tikar akibat efek pandemi, Qlapa sudah lebih dulu tutup pada 2019, setelah 4 tahun beroperasi.
Tutupnya Qlapa dinilai karena mereka tak mampu bersaing dengan e-commerce lain seperti Shopee, Tokopedia, dan Bukalapak Cs.
Ilustrasi startup. (Foto: pexels.com/Startup Stock Photo) |
"Hampir 4 tahun yang lalu, kami memulai Qlapa dengan misi memberdayakan perajin lokal. Banyak pasang surut yang kami alami dalam perjalanan yang luar biasa ini. Kami sangat berterima kasih atas semua tanggapan positif dari para penjual, pelanggan, dan media. Dukungan yang kami terima sangat luar biasa dan membesarkan hati," tulis manajemen Qlapa merilis pernyataan di situs resminya.
Untuk membaca selengkapnya, silakan baca di SINI, ya, Beauties.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Ilustrasi startup. / Foto: Freepik/yanalya
Ilustrasi startup. (Foto: Pexels/Fox)
Airy Rooms. (Foto: Pexels/Startup Stock Photos)
Ilustrasi startup. (Foto: pexels.com/Startup Stock Photo)