Profil Fatma Hassona, Jurnalis Perempuan Gaza yang Tewas Akibat Serangan Israel

Riswinanti Pawestri Permatasari | Beautynesia
Rabu, 23 Apr 2025 17:00 WIB
Profil Fatma Hassona, Jurnalis Perempuan Gaza yang Tewas Akibat Serangan Israel
Fatma Hassona/Foto: Instagram/fatma_hassona2

Fatma Hassona, seorang jurnalis foto asal Gaza yang dikenal karena dokumentasi intensnya tentang kehidupan warga Palestina, tewas dalam serangan udara Israel pada 16 April 2025. Sebagaimana dilaporkan Al Jazeera, serangan itu merenggut nyawanya bersama sepuluh anggota keluarganya. Mirisnya, kejadian ini hanya sehari setelah ia mendapat kabar bahwa dokumenter tentang dirinya akan tayang di Festival Film Cannes.

Kematian Fatma menambah daftar panjang jurnalis Palestina yang menjadi korban dalam genosida Israel di Gaza. Sejak bombardir Israel pada Oktober 2023, wilayah ini terus dihujani serangan yang merenggut ribuan nyawa, termasuk warga sipil tak bersenjata. Namun di tengah gelapnya situasi, sosok Fatma justru bersinar sebagai suara yang mewakili rakyatnya melalui foto-foto, narasi, dan dedikasinya terhadap kebenaran.

Lalu siapa sebenarnya Fatma Hassona, dan mengapa kisahnya begitu menggugah? Mari mengenal lebih dekat sosok perempuan pemberani ini!

Latar Belakang Kehidupan

Fatma Hassona/Foto: Instagram/fatma_hassona2
Fatma Hassona/Foto: Instagram/fatma_hassona2

Fatma Hassona lahir pada tahun 1999 di Gaza City. Ia menempuh pendidikan di bidang multimedia di University College of Applied Sciences. Sejak usia muda, Fatma sudah menunjukkan ketertarikan terhadap visual dan narasi, sesuatu yang kemudian berkembang menjadi komitmen mendalam terhadap jurnalisme foto.

Sebagai warga Gaza, hidup Fatma memang tidak pernah lepas dari konflik. Namun yang membedakan dirinya dengan kebanyakan orang adalah keberanian dan keputusannya untuk tidak tinggal diam. Ia memilih kamera sebagai senjatanya untuk merekam kenyataan yang banyak orang tutup mata terhadapnya.

Karier Sebagai Jurnalis dan Dokumenteris

Salah Satu Karya Fatma Hassona/Foto: Instagram/fatma_hassona2

Fatma mulai aktif mendokumentasikan kondisi lapangan sejak serangan Israel pada 7 Oktober 2023. Saat jurnalis internasional dilarang masuk Gaza, Fatma menjadi salah satu dari sedikit jurnalis lokal yang mampu menyampaikan cerita dari dalam Palestina.

Ia berhasil merekam segalanya, evakuasi paksa, bangunan yang rata dengan tanah, anak-anak yang tetap tersenyum di tengah puing, hingga prosesi pemakaman korban. Foto-foto Fatma menyebar luas di berbagai platform sosial media dan menjadi jendela yang menunjukkan sisi kemanusiaan dari tragedi yang terjadi.

Dalam wawancara dengan Deadline, dia mengungkap bahwa selain bekerja secara independen, Fatma juga berkolaborasi dengan Untold Palestine. Platform visual ini mengangkat narasi dari perspektif warga Palestina sendiri.

Melansir Al Jazeera, Fatma sendiri sebelumnya telah kehilangan sebagian besar keluarganya dalam serangan Israel pada Januari 2025. Namun hal itu tidak menghentikannya. Ia tetap turun ke jalan, tetap mengambil foto, tetap menyebarkan cerita.

Lolos Seleksi Film Dokumenter di Cannes

Fatma Hassona/Foto: Instagram/fatma_hassona2

Pada awal April 2025, sutradara Iran Sepideh Farsi mengumumkan bahwa dokumenter berjudul Put Your Soul on Your Hand and Walk, yang menampilkan percakapan dan dokumentasi visual Fatma selama hampir setahun, berhasil lolos seleksi untuk ditayangkan di program ACID Festival Film Cannes. Melansir Time, film ini memperlihatkan sisi personal Fatma, mulai dari bagaimana ia menyiasati hari-harinya di tengah serangan Israel, hingga obrolan tentang mimpinya.

Dalam percakapan terakhirnya dengan Farsi, Fatma berkata bahwa ia ingin menghadiri pemutaran film di Cannes, tapi ia juga ingin kembali ke Gaza. “Aku tidak ingin meninggalkan Gaza,” katanya.

Sayangnya Mimpi Harus Terhenti

Fatma Hassona/Foto: Instagram/fatma_hassona2

Namun, satu hari setelah kabar bahagia terkait film dokumenternya yang lolos seleksi Cannes Frstival, hidup Fatma direnggut oleh rudal yang menghantam rumah keluarganya. Dalam laporan Time, ia tewas bersama 10 anggota keluarganya, termasuk adik perempuannya yang sedang hamil.

Fatma pernah menulis di media sosial, “Jika aku mati, aku ingin mati dengan suara yang lantang.” Kalimat ini kini jadi pengingat akan tekad dan keberanian perempuan muda tersebut. ACID, organisasi di balik pemutaran film dokumenter Fatma, menyebut dirinya sebagai sosok yang memiliki “senyum semagis kegigihannya”.

Hingga April 2025, lebih dari 200 jurnalis dilaporkan tewas di Gaza. Fatma kini menjadi bagian dari daftar panjang nama-nama yang gugur dalam tugas. Tapi kisah dan karya-karyanya akan terus hidup, menembus batas-batas politik, dan menyentuh hati siapa pun yang melihat. Selamat jalan Fatman Hassona, karyamu akan tetap dikenang.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE