Review Pengabdi Setan 2: Communion, 'Wahana' Horor Tiada Henti dengan Visual Megah

Salah satu film horor Indonesia yang ditunggu banyak penggemarnya, Pengabdi Setan 2: Communion, sudah rilis di bioskop sejak 4 Agustus lalu. Film besutan sutradara Joko Anwar ini merupakan sekuel dari film Pengabdi Setan yang dirilis tahun 2017. 

Hingga hari keempat penayangan, film ini sudah mendapatkan lebih dari 2 juta penonton. Banyak orang yang mengatakan bahwa film Pengabdi Setan 2 ini merupakan salah satu film horor terbaik Indonesia yang rilis tahun ini.

Penasaran seperti apa film Pengabdi Setan 2: Communion? Yuk, simak review-nya di bawah ini! Eits, hati-hati ada spoiler!

Sinopsis Pengabdi Setan 2: Communion 

Sinopsis Pengabdi Setan 2: Communion / foto: youtube.com

Beberapa tahun setelah berhasil menyelamatkan diri dari kejadian mengerikan yang menimpa Ibu dan si bungsu, Ian, kini Rini dan adik-adiknya, Toni, Bondi dan Bapak tinggal di rumah susun. Bapak yakin tinggal di rumah susun aman karena penghuninya cukup banyak. Namun, tinggal bersama banyak orang mungkin juga bisa berbahaya, lantaran mereka tidak mengenali siapa saja tetangga mereka. Pada malam penuh teror, Rini, Toni dan Bondi harus kembali menyelamatkan diri. Sanggupkah mereka lari dari teror lagi?

Visual yang Megah 

Pengambilan Angle Rusun / foto: youtube.com

Sutradara Joko Anwar bersama sinematografer, Ical Tanjung, menciptakan visual megah yang memanjakan mata. Pengambilan gambarnya patut diacungi jempol, terutama pengambilan angle yang simetris terhadap rusun tempat Rini dan adik-adiknya tinggal. Tidak hanya itu, tiap scene diambil secara apik hingga rasanya cocok sebagai wallpaper laptop, bagi yang berani tentunya. 

Pergerakan kamera terbilang mulus ketika mengikuti tokoh-tokoh saat mengelilingi rusun. Ditambah dengan beberapa close up shot yang menampilkan ekspresi tokoh. Pencahayaan minim di dalam film Pengabdi Setan 2 ini justru mendukung dalam membangun ketakutan dan ketegangan sepanjang film. Dibantu dengan editing yang rapi, membuat perasaan penonton 'naik turun' ketika mengikuti kisah Rini, Toni dan Bondi di rusun. 

Sound Design yang Bagus dan Dialog yang Natural 

Bondi dan Teman-Temannya / foto: youtube.com

Sound design di film Pengabdi Setan 2 ini bisa dibilang juga sangat membantu dalam membangun ketegangan dan ketakutan penontonnya. Ada banyak scoring yang pas dalam menggambarkan scene-scene horor di filmnya. Walau beberapa scoring terlampau keras sehingga dialog yang diucapkan tokoh tidak terdengar secara jelas.

Joko Anwar sekaligus penulis naskah membuat cerita rapi dengan dialog-dialog natural antar tokohnya. Pun diperankan dengan baik oleh masing-masing aktor, membuat dialognya terdengar alamiah. Interaksi antara Bondi dengan teman-temannya menjadi salah satu scene stealer di film ini. Celetukan dan tingkah remaja mereka terkesan lugu dan spontan.

Jumpscare Tiada Henti 

Jumpscare yang Banyak / foto: youtube.com

Salah satu pesona film horor tentunya jumpscare dan bagi pecinta film horor, pastinya akan menyukai banyaknya jumpscare di Pengabdi Setan 2. Dari awal film, penonton disuguhi dengan beberapa adegan horor dan sedikit jumpscare. Namun, menjelang puncak konflik hingga akhir, penonton disuguhi jumpscare terus-terusan tiada henti. Bahkan penonton tidak diberi kesempatan untuk 'bernafas' sejenak. Selain jumpscare yang cukup banyak, penggambaran sosok Ibu dan pocong, sungguh menyeramkan dan menakutkan. 

Penggunaan Lampu Flash dan Shaky Cam Berlebihan

Penggunaan Lampu Flash Berlebihan / foto: youtube.com

Penggunaan flashlight atau lampu flash dan strobo dalam film Pengabdi Setan 2 ini menjadi salah satu perhatian para penggemar film. Bisa dikatakan penggunaan lampu flash tersebut terlalu banyak hingga membuat penonton tidak nyaman dan pusing. Hal ini menjadi perhatian tersendiri bagi penderita epilepsi photosensitive. Joko Anwar dan Rapi Films, per hari ini, sudah memberikan peringatan flash warning di seluruh bioskop. 

Menjelang akhir film, penonton akan disuguhkan shaky cam (kamera yang bergoyang) tiap tokoh ketika teror menghantui mereka. Sayangnya shaky cam belum bisa diterima sepenuhnya untuk penonton awam walau teknis sinematografi ini sudah pernah dipakai di berbagai film. Shaky cam di film Pengabdi Setan 2: Communion bisa dibilang cukup panjang dan membuat penonton merasa terganggu.  

Masih Banyak Misteri yang Belum Terjawab 

Masih Banyak Misteri yang Belum Terjawab / foto: youtube.com

Bagi Beauties yang ingin menonton film ini, sebaiknya menonton film Pengabdi Setan (2017) terlebih dahulu. Sebab, film Pengabdi Setan 2: Communion, ini merupakan direct sequel, yang menyambungkan cerita dari film pertama. 

Dari film Pengabdi Setan (2017), ada banyak pertanyaan yang menjadi sambungan ke film sekuelnya ini. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dijawab melalui dialog antar tokoh dan properti yang tersebar selama film. Beberapa latar belakang tokoh juga diceritakan melalui dialog secara tidak langsung.

Joko Anwar tidak pernah membiarkan filmnya 'kosong'. Di film ini pun, Joko Anwar menyisipkan pengetahuan sejarah dan isu-isu politik, yang membuat filmnya semakin berbobot dan ceritanya yang semakin menarik. 

Sayangnya di film Pengabdi Setan 2: Communion ini ada banyak misteri yang belum terjawab. Spoiler alert! Seperti simbol-simbol yang ditunjukkan sepanjang film tidak dijelaskan secara detail. Kemudian hantu Raminom yang menyerupai sosok Ibu tidak dibahas lebih mendalam. Bahkan sekte pemuja setan juga tidak dipaparkan lebih jauh sehingga masih menyimpan tanda tanya di benak penonton. 

Kemungkinan misteri-misteri yang masih menjadi pertanyaan di film Pengabdi Setan 2: Communion ini akan dijawab di film selanjutnya. Kita tunggu saja kabar dari Joko Anwar ya, Beauties! Apakah Beauties semakin tertarik untuk menonton film Pengabdi Setan 2: Communion? Segera saksikan di bioskop terdekat, ya!

------------------------

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation! Caranya DAFTAR DI SINI!