Sadar Nggak Sih? Selama Lockdown Jadi Jarang Ada Petir, Begini Penjelasannya
Menurut sebuah penelitian, ketika COVID-19 menyebar di berbagai negara dan memberlakukan lockdown, saat hujan turun jadi jarang ada petir. Rupanya, hal ini memiliki pengaruh dengan aktivitas manusia.
Jadi, saat lockdown, manusia jadi jarang menggunakan energi. Efeknya pun udara dan air menjadi lebih bersih. Tampak banyak laporan di media sosial yang menunjukkan kecerahan langit pada saat lockdown.
Ilustrasi hujan. (Foto: Pinterest/Yellow Girl)/ Foto: ira syafira |
Hal tersebut membuat para peneliti berupaya menemukan dampak lain dari lockdown. Menurut mereka, partikel kecil di atmosfer bernama aerosol berpengaruh pada kemunculan petir.
Menurut ilmu pengetahuan, aktivitas manusia seperti berkendara atau aktivitas yang melibatkan bahan bakar fosil bisa melepaskan aerosol. Dikutip dari Discover Magazine, selama lockdown, konsentrasi aerosol di atmosfer menurun.
Para peneliti di American Geophysical Union di New Orleans pada bulan lalu mengatakan adanya temuan penurunan aerosol atmosfer bersamaan dengan penurunan intensitas petir.
ilustrasi hujan. (Foto: pexels.com/Kaique Rocha) |
Earle Williams, ahli meteorologi di Massachusetts Institute of Technology, mengatakan bahwa tim mereka menggunakan tiga metode berbeda untuk mengukur intensitas petir.
"Semua hasil menunjukkan tren yang sama yaitu, aktivitas petir berkurang terkait dengan konsentrasi aerosol berkurang," katanya.
Bagaimana Pengaruh Aktivitas Manusia dengan Intensitas Petir
Untuk mendapat penjelasan ini, silakan baca kelanjutan artikel ini di SINI, ya, Beauties.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Ilustrasi hujan. (Foto: Pinterest/Yellow Girl)/ Foto: ira syafira
ilustrasi hujan. (Foto: pexels.com/Kaique Rocha)