Salju Abadi Puncak Jaya Wijaya Mendekati Kepunahan, Ini Penjelasan BMKG!
Tren ketidakpastian global dan perubahan iklim yang ekstrem saat ini menghantui seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Di tengah gegernya kondisi udara Jabodetabek yang buruk dan kemarau panjang yang terjadi di sejumlah daerah, satu-satunya salju abadi kebanggaan Indonesia dikabarkan mendekati kepunahan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam seminar “Salju Abadi Menjelang Kepunahan: Dampak Perubahan Iklim?” di Jakarta, Selasa (22/8).
"Salju abadi atau tutupan es di Puncak Jaya, Papua, semakin mengkhawatirkan karena terus mengalami pencairan akibat dampak perubahan iklim," jelasnya dikutip dari akun resmi Instagram @infobmkg.
Penyebab Mencairnya Salju Abadi di Papua
Adanya fenomena El Nino yang terjadi pada tahun ini juga berpengaruh terhadap kepunahan tutupan es atau gletser di Puncak Jaya. Menurut Dwikorita, kenyataan ini juga berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan di wilayah tersebut.
"Ekosistem yang ada di sekitar salju abadi menjadi rentan dan terancam. Perubahan iklim juga berdampak pada kehidupan masyarakat adat setempat yang telah lama bergantung pada keseimbangan lingkungan dan sumber daya alam di wilayah tersebut," terang Dwikorita.
Hasil Pemantauan Salju Abadi pada 2016-2022
Salju di puncak gunung/Foto: Pinterest/Joesoep Sanggalangi
Dwikorita menyampaikan salju abadi Indonesia terbilang unik karena terletak di wilayah tropis. Hal tersebut menjadi salah satu bukti keajaiban alam yang menarik perhatian kalangan pecinta alam, peneliti, hingga ilmuwan.
Sayangnya, luas area salju abadi dilaporkan menurun drastis dalam beberapa dekade terakhir.
"Namun dalam beberapa dekade terakhir, dilaporkan terjadi penurunan drastis luas area salju abadi tersebut." tutur Dwikorita.
Laporan tersebut berdasarkan studi yang dilakukan sejak 2010 terkait analisis paleo-klimatologi berdasarkan inti es (ice core) pada gletser Puncak Jaya oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) BMKG bersama Ohio State University, AS.
BMKG didukung PT Freeport Indonesia juga turut melakukan kegiatan pemantauan secara berkala terhadap luas dan ketebalan salju atau gletser di Puncak Jaya.
Laju Penipisan Gletser Per Tahun
Salju di puncak Gunung Jaya Wijaya/Foto: Pinterest/Marshalina Gita
Dalam kesempatan tersebut, Pakar Klimatologi BMKG Donaldi Sukma Permana juga menyampaikan bahwa dalam rentang waktu tahun 2016-2022, laju penipisan es per tahun sekitar 2,5 meter. Data terakhir pada 2022, luas tutupan es tercatat sekitar 0,23 kilometer persegi dan terus mengalami pencairan.
"Dampak nyata lainnya dari pencairan es di pegunungan ini adalah adanya kontribusi terhadap peningkatan tinggi muka laut secara global," paparnya dalam keterangan resmi dikutip dari laman BMKG.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!