Sering Merasa Insecure? Yuk, Belajar Menerima Kekurangan Melalui Filosofi Kintsugi dari Jepang!

Retno Anggraini | Beautynesia
Selasa, 05 Apr 2022 19:00 WIB
Ilustrasi insecure/Foto: Unsplash.com/Anthony Tran

Dalam hidup, tidak selamanya kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan. Ada kalanya kita merasa gagal dan hancur. Tidak sedikit orang yang merasa insecure dan kecewa dengan kegagalan yang mereka rasakan, bahkan akhirnya merasa insecure dengan kekurangan yang dimiliki.

Jika sedang merasa insecure, ada salah satu filosofi Jepang yang bisa mengajarkan untuk menerima kekurangan dan berhenti insecure, lho! Merangkum dari berbagai sumber, berikut penjelasan mengenai filosofi Kintsugi yang berasal dari seni kerajinan tradisional Jepang. Yuk, simak!

Apa Itu Seni Kintsugi?


Seni Kintsugi/Foto: Pinterest.com/Kevin C

Filosofi ini terinspirasi dari seni Kintsugi. Berasal dari kata kin yang berarti emas dan tsugi yang berarti perbaikan, Kintsugi merupakan sebuah kerajinan tradisional Jepang yang memperindah keramik atau tembikar yang pecah.

Dalam estetika Zen, potongan-potongan keramik atau tembikar yang pecah akan disambung lagi dengan direkatkan menggunakan pernis yang ditaburi atau dicampur bubuk emas, perak, atau platina. Inti dari seni ini adalah membuat garis retakan terlihat lebih indah.

Asal-usul Seni Kintsugi


Asal-usul seni Kintsugi/Foto: Pinterest.com/Studentessa Matta

Diceritakan asal-usul Kintsugi berasal dari periode Muromachi. Seorang Shogon Jepang, Ashikaga Yoshimitsu, tanpa sengaja memecahkan mangkuk teh favoritnya. Merasa putus asa, Ashikaga mengirim mangkuk teh itu ke China untuk diperbaiki.

Sayangnya, pecahan dari mangkuk teh itu hanya disambung menggunakan steples. Hal ini membuat pengrajin Jepang mencari cara untuk memperbaiki mangkuk teh tersebut agar terlihat lebih menarik, yang kini dikenal sebagai seni Kintsugi.

Arti Filosofi Kintsugi


Makna filosofi Kintsugi/Foto: Pinterest.com/Bernardaud

Dalam kehidupan, begitu sering kita mengalami kegagalan dan kekecewaan. Filosofi Kintsugi merupakan pengingat bagi kita untuk tetap optimis dan berpikir positif ketika segala sesuatu berjalan tidak sesuai keinginan.

Filosofi Kintsugi juga mengajarkan kita bahwa ketidaksempurnaan tidak harus ditutupi. Selayaknya tembikar pecah yang diubah menjadi barang yang lebih bernilai dengan seni Kintsugi. Jadi, ketidaksempurnaan bukan berarti segalanya akan berakhir buruk.

Kunci Berdamai ala Filosofi Kintsugi


Berdamai ala filosofi Kintsugi/Foto: Pinterest.com/Etsy

Ada dua kunci yang bisa kita terapkan untuk berdamai dengan kekurangan ala Filosofi Kintsugi. Pertama, mengakui kekurangan dan tetap bersyukur. Ketika kita mulai belajar mengakui kekurangan yang dimiliki, kita akan melihatnya sebagai hal yang positif.

Kedua, belajar dari masa lalu dan kegagalan. Tidak apa-apa jika saat ini kita tengah mengalami kegagalan karena setiap orang pasti pernah mengalaminya. Tapi, perlu diingat bahwa tidak ada pengalaman yang terbuang percuma. Semua yang kita alami bisa jadi pelajaran, termasuk kegagalan.

Kegagalan sendiri bisa jadi pelajaran paling penting dalam hidup. Belajarlah dari kegagalan itu untuk mendapatkan kesempatan yang lebih baik.

Beauties, berhentilah untuk merasa insecure. Bahkan kita bisa menggunakan kekurangan kita untuk menjalani hidup yang lebih baik. Bagaimanapun, kekurangan yang kita miliki merupakan salah satu pembentuk karakter kita. Semangat, Beauties!

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Loading ...
Tonton video di bawah ini ya, Beauties!
5 Kebiasaan Perempuan Sukses yang Bisa Kamu Lakukan