Setop Mencari Validasi dari Orang Lain, Begini Tipsnya Menurut Berbagai Pakar

Budi Rahmah Panjaitan | Beautynesia
Minggu, 13 Oct 2024 22:30 WIB
Setop Mencari Validasi dari Orang Lain, Begini Tipsnya Menurut Berbagai Pakar
Foto: Freepik.com/freepik

Beauties, biasanya apa yang kamu harapkan dari orang lain setelah kamu berhasil meraih sesuatu? Apakah kamu termasuk salah seorang yang menginginkan adanya apresiasi seperti pujian dan pengakuan?

Jika ya, maka hal ini sebenarnya sah-sah saja. Secara alami, kita sebagai manusia memang menyukai yang namanya pujian. Ini adalah bagian dari upaya kita untuk mendapatkan validasi dari orang lain. Biasanya akan muncul rasa kepuasan tersendiri dalam diri kita.

Namun, kita tidak boleh lengah. Terus-terusan menginginkan validasi dari orang lain sama saja dengan mengharapkan sesuatu yang tidak pasti. Ini bisa menimbulkan rasa kepuasan sesaat karena kita menginginkan validasi secara terus menerus. Sementara, itu hampir tidak mungkin kita terima terus menerus.

Oleh karenanya, kita perlu belajar cara untuk stop mencari validasi orang lain agar hidup lebih tenang dan bahagia. Berbagai pakar telah menyuarakan hal ini. Termasuk memberikan pandangannya tentang bagaimana cara untuk berhenti mencari validasi dari orang lain. Mengutip dari laman Upjourney, berikut adalah beberapa cara yang bisa diterapkan.

Menurut Psikiater

Bangun kepercayaan/ Foto: Freepik.com/stockking
Bangun kepercayaan/ Foto: Freepik.com/stockking

Jared Heathman, MD, seorang psikiater keluarga menjelaskan bahwa penting bagi kita untuk menyadari bahwa kita tidak memerlukan persetujuan dari orang lain untuk memiliki harga diri yang tinggi. Upaya untuk berhenti mencari validasi dari orang lain bisa dimulai dengan menerima semua bagian dari diri kita, fokus pada hal-hal yang membuat kita bahagia, dan berhenti membandingkan diri dengan orang lain, terutama di media sosial.

Selain itu, bersikap baiklah pada diri sendiri dan terima kesalahan sebagai bagian dari proses belajar. Ini akan membantu meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri. Meski membutuhkan waktu dan usaha, kebiasaan mencari validasi eksternal ini bisa dihentikan dengan latihan dan meningkatkan rasa kasih sayang terhadap diri sendiri, Beauties.

Menurut Psikoterapis

Mencari validasi orang lain/ Foto: Freepik.com/8photo

Selanjutnya, psikoterapis Shelby Milhoan, LCPC menjelaskan bahwa mencari validasi sering kali terjadi karena emosi yang sulit untuk kita tangani, seperti kesepian atau rasa malu. Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah mengidentifikasi emosi tersebut agar bisa diatasi dengan lebih baik.

Perhatikan dorongan yang muncul, seperti keinginan memposting sesuatu di media sosial atau pun yang lainnya. Cobalah berhenti sejenak sebelum bertindak. Tarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri, kemudian tanyakan pada diri sendiri apa yang sebenarnya kita butuhkan. Jika masih butuh validasi, mintalah dengan cara yang lebih sehat. Meskipun validasi tidak selalu buruk, terus-menerus mencarinya bisa merusak hubungan dan harga diri.

Menurut Psikolog

Menerima diri apa adanya/ Foto: Freepik.com/cookie_studio

Dr. Bruce L. Thiessen, seorang psikolog berlisensi menjelaskan bahwa perilaku mencari validasi sering kali berakar dari kurangnya perhatian atau pengalaman negatif di masa kanak-kanak, seperti kritik destruktif atau penyalahgunaan verbal. Hal ini membuat kita terus mencari pengakuan hingga dewasa, sering kali terjebak dalam hubungan tidak seha, temoat di mana kita bergantung pada validasi orang lain.

Untuk mengatasi hal ini, langkah pertama yang  bisa kita lakukan adalah menyadari bahwa validasi dari luar tidak akan pernah cukup, dan kita harus belajar menerima diri sendiri tanpa syarat. Proses ini melibatkan penggantian pikiran negatif dengan pikiran yang lebih positif dan realistis.

Selain itu, kita juga perlu latihan penerimaan diri yang mendalam untuk sepenuhnya bisa menerima diri apa adanya. Selama proses ini berlangsung, jangan memaksakan diri untuk sepenuhnya bisa berubah dari kebiasaan yang lama. Ya, semuanya butuh waktu, dan berproseslah.

Menurut Konselor

Validasi orang lain/ Foto: Freepik.com/freepik

Kara Nassour, LPC, NCC, seorang konselor professional berlisensi mengungkapkan bahwa penting untuk melatih diri agar tidak sepenuhnya bergantung pada validasi dari orang lain. Salah satu cara efektif untuk membangun kepercayaan diri adalah dengan menulis setidaknya satu hal positif tentang diri kita sendiri setiap harinya. Kebiasaan ini membantu otak lebih mudah mengenali kekuatan dan kelebihan diri, sehingga kita lebih mampu memvalidasi diri sendiri.

Selain itu, kita juga bisa mengupayakannya dengan mengembangkan self-compassion. Cobalah menulis perasaan di buku harian atau berbicara kepada teman yang kita percaya.

Ini dapat membantu kita memberikan dukungan dan kenyamanan pada diri sendiri, sehingga kita tidak selalu mengandalkan validasi dari luar. Latihan ini, jika dilakukan secara konsisten, dapat membantu kita merasa lebih tenang dan menerima diri kita apa adanya.

Menurut Psikoterapis

Validasi menurut psikoterapis/ Foto: Freepik.com/freepik

Menurut Shrein Bahrami, MFT, CEDS-S, seorang psikoterapis berlisensi, dorongan untuk mencari validasi dari orang lain sering kali berasal dari bagaimana kita menilai harga diri kita sendiri. Ketika nilai diri didasarkan pada seberapa banyak orang lain memberikan persetujuan atau menerima kita, keinginan untuk mencari validasi dari luar akan terus muncul.

Untuk mengurangi kebutuhan akan validasi eksternal tersebut, penting bagi kita untuk memahami nilai-nilai unik kita sendiri. Dengan menuliskan hal-hal yang paling penting, kita bisa lebih jelas melihat apakah pilihan hidup kita sudah sejalan dengan nilai-nilai pribadi atau lebih dipengaruhi oleh harapan orang lain. Ini membantu membuat perubahan yang meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.