Tahan Buat Gegabah, Tanyakan pada Diri 6 Hal Berikut Sebelum Putuskan Bercerai
Di tengah banyaknya 'gerakan' menikah muda, beberapa pasangan justru harus mengalami perceraian di usia pernikahan yang terbilang masih seumur jagung.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, sepanjang tahun 2021 terdapat 447.743 perceraian dengan Indramayu sebagai kota penyumbang terbanyak yang didominasi oleh pasangan usia 24-30 tahun, Beauties.
Bukan hanya mengorbankan masa muda, perceraian juga berisiko merenggut kebahagiaan banyak khususnya anak. Tanpa adanya persiapan yang matang, perceraian hanya akan menimbulkan banyak masalah baru ke depannya.
Untuk menghindari penyesalan, berikut ada beberapa pertanyaan yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk berpisah.
Apakah Sudah Saling Terbuka?
![]() Sudahkah sama-sama terbuka?/Foto:Freepik.com/Macniac |
Sudah lelah dengan masalah ditambah perilaku pasangan yang itu-itu saja tentu membuat kamu semakin ingin berpisah dari dirinya. Pertanyaannya, apakah sepenuhnya salah dirinya atau kamu yang belum jelas bercerita tentang semuanya?
Tidak akan ada perubahan ketika kamu terus memaksa pasangan tahu apa yang kamu butuhkan, tanpa memberikan kejelasan atas apa yang kamu mau. Bicarakan dahulu baru tentukan langkah terakhir agar tidak menyesal kemudian.
Sudahkah Saling Mendengar?
![]() Sudahkah menjadi pendengar yang baik untuk masing-masing?/Foto:Freepik.com/Gorynvd |
Bukan hanya sebanyak apa berbicara, namun sudahkah kamu dan pasangan benar-benar mendengarkan satu sama lain?
Seperti penelitian yang dikutip dari laman New York Times, sebagian orang dalam hubungan hanya mendengar sekitar 30% perkataan satu sama lain. Akhirnya, ribut panjang terjadi karena kamu dan pasangan hanya memaksa didengar tanpa memahami satu sama lain.
Siapkah Hadapi Tekanan Seusai Bercerai?
![]() Bagaimana kamu menghadapi tekanan ke depannya?/Foto:Freepik.com/Freepik |
Rasa gagal disertai guncangan psikologis dapat terus menghantui ketika hubungan pernikahan berakhir tidak bahagia. Bukan cuma itu, penelitian dari laman Time juga menemukan fakta bahwa 24% perempuan berisiko mengalami serangan jantung seusai bercerai.
Melihat banyaknya tekanan setelahnya, temukan dahulu jawaban dari kesiapan kamu serta bagaimana cara yang akan dilakukan untuk menghadapi life after divorce.
Sudah Temukan Akar Masalah Sebenarnya?
![]() Sudahkah menyadari akar masalahnya?/Foto:Freepik.com/Yanalya |
Kesalahan utama dalam hubungan pernikahan ialah membicarakan masalah ketika hati sedang tidak baik. Akibatnya, gangguan yang sebenarnya kecil terlihat seperti kesalahan besar sehingga kalimat pisah bisa terucap dengan mudah.
Mungkin kamu menemui banyak perselisihan di awal, tetapi kamu juga dapat mengalami banyak kebahagiaan setelahnya. Coba tanyakan kembali, apakah pernikahan tidak lagi dapat diperjuangkan? Atau, segalanya terasa buruk hanya karena emosi antara kamu dengan pasangan?
Akankah Kamu Lebih Bahagia Jika Sendirian?
![]() Apakah kamu yakin akan bahagia kedepannya?/Foto:Freepik.com/Dimaberlin |
Banyak ketidakcocokan membuat kamu begitu lelah dengan pasangan. Tetapi di sisi lain, kamu menyadari bahwa keberadaannya juga melengkapi banyak kekurangan yang kamu miliki.
Pikirkan secara realistis, apakah perpisahan dapat menjamin datangnya kebahagiaan yang lebih banyak dari pernikahan? Lihatlah kamu yang sekarang dan bayangkan hidup ke depan ketika hal yang semula dilakukan bersama kemudian menjadi beban sendiri.
Bagaimana Kebahagiaan Anak ke Depannya?
![]() Jangan lupakan nasib dan kebahagiaan anak/Foto:Freepik.com/Peoplecreations |
Sekalipun kamu dan pasangan yakin akan bahagia dengan cara berpisah, lalu bagaimana dengan kelanjutan hidup dari anak-anak?
Kedekatan yang erat berisiko membuat anak sulit menerima perpisahan orang tuanya. Hilangnya sosok yang dicintai menimbulkan perasaan terpukul yang dapat berdampak pada perkembangannya.
Selain kesehatan mental, financial serta kemampuan bersosialiasi juga menjadi permasalahan seusai bercerai. Pertimbangkan dahulu seberapa banyak kebutuhan anak dan bagaimana perpisahan akan mempengaruhi hal tersebut.
Beauties, menjalani hidup pernikahan memang bisa berliku atau tak selalu mudah. Kamu dan pasangan juga dapat menggunakan jasa psikolog maupun konselor pernikahan untuk membantu mengatasi permasalahan yang kalian hadapi.
---
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!





