Terbiasa Diamkan Pasangan Saat Ada Masalah? Tidak Sehat, Lho! Kenali Apa Itu Silent Treatment

Meydiana Adinda | Beautynesia
Jumat, 30 Jul 2021 19:15 WIB
Terbiasa Diamkan Pasangan Saat Ada Masalah? Tidak Sehat, Lho! Kenali Apa Itu Silent Treatment
Silent treatment tidak sehat bagi hubungan/foto: freepik.com/nensuria

Dalam sebuah hubungan, tentu terkadang kita mengalami beberapa konflik, baik itu dipicu oleh hal-hal kecil maupun besar. Setiap pasangan memiliki cara unik tersendiri dalam menyelesaikan konflik yang dihadapinya.

Jika bisa diselesaikan dengan baik, hubungan dapat bertambah erat dan kuat. Sebaliknya, masalah yang tidak tuntas diselesaikan dapat memicu terjadinya konflik serupa di masa depan. Salah satu tindakan yang tidak tepat dalam menghadapi konflik adalah silent treatment.

Silent treatment adalah perilaku mengabaikan atau mendiamkan pasangan saat terjadi konflik. Dilansir dari ABC Australia, seorang peneliti psikologi, John Gottman menjelaskan bahwa aksi mogok bicara, yang juga dikenal sebagai stonewalling, terjadi ketika pendengar (pasangan) menarik diri dari interaksi, menolak untuk berpartisipasi dalam percakapan, dan menjadi tidak responsif.

Tak hanya menghambat penyelesaian konflik, tindakan ini juga dapat menjadi salah satu bentuk kekerasan emosional yang dapat merugikan pasangan. Jika kamu mengalami atau bahkan melakukan silent treatment dalam hubunganmu, coba kenali lebih detail mengenai tindakan ini:

Alasan Silent Treatment

Silent treatment
Mengabaikan pasangan dengan silent treatment/foto: freepik.com/jcomp

Sebelum berbicara mengenai efek dari silent treatment, kita harus mengetahui alasan seseorang melakukan tindakan ini. Elisabeth Shaw, CEO dari Relationships Australia NSW dalam ABC menjelaskan bahwa silent treatment terjadi ketika seseorang dipicu dan dipenuhi oleh emosi. Umumnya, ada beberapa alasan dibalik tindakan ini, seperti:

- Untuk menghindari masalah

- Untuk mengontrol pasangan dan memanipulasi situasi

- Untuk menghukum pasangan

- Cara berkomunikasi, mengekspresikan kesal atau bahkan minta diperhatikan.

Efek dari Silent Treatment

Silent treatment
Silent treatment menyebabkan frustasi/foto: freepik.com/cookie_studio

Silent treatment dapat menyebabkan trauma emosional bagi pasangan. Hal ini dikarenakan seseorang yang diabaikan merasakan berbagai macam emosi yang membingungkan, seperti kemarahan, kesedihan, frustrasi, rasa bersalah, putus asa, sekaligus kesepian.

Perasaan ini dapat menyebabkan sakit secara emosional, sehingga menyiksa mental seseorang yang menerima silent treatment secara terus-menerus. Trauma emosional ini kemudian dapat menyebabkan ia kehilangan harga diri, merasa tidak layak dicintai, hingga dapat memicu self-harm.

Tak hanya bagi pasangan, silent treatment juga dapat memperburuk hubungan. Tindakan keliru ini dapat menghambat jalan komunikasi yang sehat, menjadikan satu pihak lebih dominan dan berkuasa, memunculkan ketergantungan berlebih sehingga hubungan tak lagi sehat untuk dijalani.

Tak Sehat Bagi Hubungan, Kenali “Silent Treatment” dan Cara Menghadapinya:

Silent treatment tidak sehat bagi hubungan/foto: freepik.com/nensuria

Cara Menghadapi Silent Treatment

Silent treatment
Menghadapi silent treatment/freepik.com/yanalya

Jika kamu adalah pihak yang menerima silent treatment, tentu kamu kerap merasa bingung harus bersikap bagaimana. Yang pertama, penting untukmu mengetahui tanda ketika kamu telah dilecehkan secara emosional.

Terdapat beberapa tanda yang bisa kamu kenali, Beauties. Tanda-tanda ini meliputi silent treatment yang dilakukan secara berulang, silent treatment yang tak akan berhenti sampai kamu meminta maaf bahkan memohon-mohon padanya, dan ketika kamu telah mengubah sikap untuk menghindari terjadinya silent treatment.

Dilansir dari Healthline, kamu bisa melakukan beberapa hal dalam menghadapi silent treatment, seperti:

  • Berikan pendekatan secara lembut dan perlahan. Sampaikan bahwa tindakan mendiamkan ini tidak menyelesaikan masalah dan sepakati bagaimana penyelesaian masalah yang cocok bagimu dan pasangan. Sampaikan juga permintaan maaf jika kamu memang membuat kesalahan.
  • Utarakan apa yang dirasakan. Sampaikan bahwa kamu tidak ingin diabaikan karena hal ini membuatmu frustasi serta menyakitimu.
  • Abaikan. Walaupun sulit, hal ini dapat membuatmu tetap terkendali, Beauties. Tunjukkan bahwa silent treatment tidak bisa membuatmu dikontrol olehnya. Selain itu, jika pasanganmu melakukan silent treatment untuk menghindari masalah, maka cara ini efektif digunakan agar ia segera melanjutkan pembicaraan.
  • Beri solusi. Tawarkan beberapa opsi, seperti berbicara secara bergantian untuk saling mendengarkan atau mengajaknya pergi ke “couples counseling”.
  • Utamakan diri sendiri. Ketika silent treatment sering dilakukan dan telah merugikanmu, maka jangan berlama-lama menghadapinya, Beauties. Jika menurutmu hubungan ini masih layak dipertahankan, ajaklah pasanganmu berkonsultasi ke ahli untuk menyelesaikan masalah komunikasi yang dialaminya, pertegas bahwa kamu tak ingin menerima silent treatment, dan sampaikan konsekuensi yang akan ia terima jika melanggar janji. Namun, jika rasanya tidak layak dipertahankan, maka tidak apa-apa untuk melepaskan hubungan yang tidak sehat ini, Beauties.

Hal yang Harus Dihindari

Silent treatment
Hindari merespons silent treatment dengan kemarahan/foto: freepik.com/freepik

Ketika menghadapi silent treatment, ada beberapa hal yang perlu dihindari agar tidak memperkeruh suasana. Dilansir dari Healthline, hal-hal tersebut meliputi:

  • Merespons dengan marah
  • Mengemis atau memohon
  • Meminta maaf agar segera ditanggapi, padahal kamu tidak melakukan kesalahan
  • Berlarut-larut memikirkan masalah hingga menyalahkan diri sendiri
  • Mengancam untuk mengakhiri hubungan, kecuali kamu memang siap untuk itu.

Mencegah Diri Melakukan Silent Treatment

Silent treatment
Mencegah silent treatment/foto: freepik.com/cookie_studio

Jika kamu adalah pihak yang melakukan silent treatment, apalagi dengan tujuan menghukum atau mengontrol pasangan, maka ingatlah bahwa hal ini dapat dikategorikan pada kekerasan emosional, Beauties. Bahkan sebenarnya, apapun alasan yang digunakan, tindakan silent treatment ini dapat memberikan efek buruk pada pasangan dan hubungan yang dijalani.

Namun pada beberapa kasus, ada yang mengabaikan pasangan dengan tujuan untuk menenangkan diri setelah bertengkar. Tentu alasan ini dapat diterima dengan catatan kamu mengatakan hal ini dengan pasanganmu untuk menghormati dan menjaga kesehatan mentalnya.

Dilansir dari Psych Central, ada beberapa pilihan kalimat yang bisa disampaikan ketika membutuhkan ruang sendiri, seperti:

  • “Aku butuh waktu untuk memproses ini, biarkan aku memikirkan masalah ini dengan tenang. Aku akan menghubungimu lagi.”
  • “Lebih baik kita jernihkan pikiran dulu dan lanjutkan pembicaraan ini 1 jam lagi.”

Jika situasinya sangat panas dan kamu butuh waktu jeda segera, maka kamu dapat mengatakan: “Aku tidak bisa membicarakan ini sekarang. Kita pikirkan besok saja” kemudian akhiri telepon/chat, atau pergi.

Jadi, silent treatment bukanlah pilihan yang tepat dalam menyelesaikan konflik. Sayangi dirimu dan pasanganmu dengan melakukan komunikasi yang sehat, ya!

Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE