Viral Kasus Dugaan Kekerasan-Pelecehan terhadap Karyawan Studio Game Brandoville Studios, Ini Kronologinya
Netizen di media sosial digemparkan dengan kasus dugaan kekerasan dan pelecehan terhadap karyawan yang terjadi di studio game asal Indonesia, Brandoville Studios. Dari cuitan dan utas yang beredar, sejumlah karyawan mengaku mengalami kekerasan fisik, emosional, verbal, diskriminasi, rasisme, seksisme, hingga eksploitasi.
Kekerasan diduga dilakukan oleh co-owner Brandoville Studios, yaitu Cherry Lai. Adapun pendiri dan CEO dari Brandoville Studios adalah suami dari Cherry Lai, yaitu Ken Lai.
Beredar pula bukti-bukti dugaan kekerasan yang diunggah oleh korban berupa foto-foto, tangkapan layar percakapan dengan Cherry Lai, hingga video.
Berikut ini seputar fakta-fakta kasus dugaan kekerasan terhadap karyawan Brandoville Studios.
Awal Kasus Terungkap
Ilustrasi/Foto: Freepik.com/Fantasfic Studio
Kasus ini pertama kali mencuat di media sosial oleh akun @Bisher_d790 di X (sebelumnya Twitter).
"Ini menjijikkan dan harus diselesaikan di pengadilan, Cherry Lai dari Brandoville Studios melakukan kekerasan terhadap karyawannya. Brandoville, yang sebelumnya merupakan bagian dari Lemon Sky, pernah mengalami skandal besar pada tahun 2021 tentang kondisi kerja yang buruk," tulis akun tersebut pada Senin (9/9).
Bisher juga mengunggah sebuah link berisikan bukti-bukti percakapan yang menunjukkan kekerasan dilakukan oleh Cherry Lai terhadap sejumlah karyawan. Berdasarkan bukti-bukti yang diunggah, karyawan Brandoville Studios diduga mengalami berbagai bentuk kekerasan, mulai dari fisik, emosional, verbal, finansial, diskriminasi, rasisme, seksisme, penyalahgunaan kekuasaan, hingga eksploitasi.
Cuitan Bisher kemudian dibagikan ulang animator Indonesia, Ryan Adriandhy di akun X nya, @Andriandhy.
"PERINGATAN TRIGGER: Kekerasan fisik & verbal, manipulasi, eksploitasi pekerja❗️- Baca dengan hati-hati, ya. @christasyd, artist yang bekerja di studio game Brandoville Studios dengan berani angkat suara setelah sekian lama menjadi korban kekerasan atasannya, Cherry Lai," tulis Ryan, Kamis (12/9).
"Mantan karyawan Brandoville Studios DM saya di IG dan meminta bantuan mengangkat kasus Christa di X. Namun yang terjadi padanya juga harus diketahui banyak orang. THIS IS WRONG!" lanjut Ryan.
Ryan mengunggah tangkapan layar yang berisikan pesan oleh mantan karyawan Brandoville Studios yang diduga menjadi korban kekerasan Cherry Lai.
"Tahun lalu saya hamil saya sering terpaksa pulang pagi sampe saya pendarahan dan lahiran prematur. Lalu empat bulan kemudian anak saya meninggal, dia malah marah0marah ke teman saya. Intinya saya nggak boleh tinggalin kerjaan walaupun anak saya meninggal," bunyi pesan dari mantan karyawan kepada Ryan.
Berbagai Bentuk Dugaan Kekerasan yang Dialami Karyawan Brandoville Studios
Cherry Lai, co-owner Brandoville Studios yang diduga lakukan kekerasan terhadap karyawan/Foto: Dok. X
Seperti yang sudah disebutkan sebelumya, ada banyak bentuk dugaan kekerasan yang dialami oleh karyawan Brandoville Studios. Pertama, kekerasan fisik. Sejumlah karyawan diduga disuruh menghantamkan kepala mereka ke meja, tembok, dipaksa bekerja hingga larut malam dan tidak mendapatkan waktu untuk istirahat.
Di salah satu bukti yang diunggah, seorang karyawan berinisial C diminta untuk menampar dirinya hingga 100 kali oleh Cherry Lai sebagai bentuk hukuman. Terdapat bukti percakapan antara keduanya dan video C menampar dirinya sesuai permintaan Cherry Lai.
Bukti Dugaan Kekerasan terhadap Karyawan Brandoville Studios/ Foto: Tangkapan Layar |
Salah seorang mantan karyawan Brandoville Studios membagikan kronologi terkait karyawan C yang diduga diminta menampar hingga membenturkan kepalanya ke tembok oleh Cherry Lai.
"Pada saat itu Ibu Cherry sedang berada diluar negeri, Hongkong. Jadi meeting itu menggunakan Zoom. Beberapa saat meeting berlangsung saya tidak ingat persis apa kesalahan yang dilakukan C waktu itu, tapi Ibu Cherry meminta C untuk menghadap ke dinding dan Ibu Cherry berkata “C, kamu tahu kan apa yang harus kamu lakukan?"" bunyi pengakuan mantan karyawan yang diunggah dalam bukti-bukti dugaan kekerasan di Brandonville Studios.
"Dan disana C langsung membentur kan kepalanya ke dinding, dan itu cukup keras. Tidak sampai di sana saja, Ibu Cherry meminta Christa untuk menampar muka nya sendiri dan itu juga keras, karena apabila C menamparnya mukanya tidak keras, Ibu Cherry akan meminta C untuk mengulang tamparannya lagi. Saya tidak ada gambar atau video tapi saya ingat betul hal itu terjadi," ungkap mantan karyawan tersebut.
C juga mengunggah bukti-bukti kekerasan yang dialaminya selama bekerja di Brandoville Studios. Ia diduga mengalami kekerasan fisik, verbal, emosional, dimanipulasi, diskriminasi agama, eksploitasi, hingga pemerasan.
Bukti Dugaan Kekerasan terhadap Karyawan Brandoville Studios/ Foto: Tangkapan Layar |
"Suatu kali dia menelepon saya tengah malam untuk mengambilkannya Cocsoda dari kulkasnya di dapur kantor lantai 3 dan mengantarkannya ke luar ruangannya, dan saya diharapkan mengantarkannya dalam waktu kurang dari 10 menit, padahal jarak antara tempat sewa saya dan kantornya 10-15 menit berjalan kaki," tulis C.
"Dia [Cherry Lai] pernah menghukum saya dengan menyuruh saya berlari naik turun tangga (5 lantai) dalam waktu yang telah ditentukan, setiap kali saya berlari melebihi batas waktu, saya harus mengulangi prosesnya. Total saya berlari 45 kali malam itu," bunyi pengakuan C.
"Sejak 2022, saya tidak libur saat Idulfitri, padahal itu hari libur nasional terbesar di Indonesia. Cherry juga mengambil THR saya di tahun 2023 karena dia bilang kinerja saya jelek dan saya berutang padanya atas semua investasi yang dia gunakan untuk saya, dan untuk mendidik dan melatih saya. Itu yang dia katakan untuk memeras saya dan merusak gaji saya di tahun 2024. Saya juga dipaksa bekerja sepanjang Natal dan Paskah, saya tidak diizinkan pergi ke gereja saya sendiri," lanjut C.
"Dia mendesak saya untuk mengajukan kartu kredit agar saya dapat membelikan barang-barang untuknya, padahal kartu debit sudah cukup. Pada bulan Oktober 2023, ketika saya dipaksa mengundurkan diri tanpa kompensasi, saya telah menumpuk utang kartu kredit yang tidak dapat saya bayar karena saya kehabisan uang," tulis C.
Cherry Lai diduga juga meminta C untuk memfoto pakaian yang ia kenakan setiap harinya ke kantor. C mengaku dirinya disebut 'gemuk' dan 'jelek' oleh Cherry Lai.
"Dia meminta saya untuk mengambil foto pakaian saya setiap hari ke kantor dan akan menyebut saya gemuk dan jelek. Dia mengancam akan memecat saya jika dia menganggap saya gemuk, jelek, dan tidak modis menurut standarnya," ungkap C.
Usai resign dari Brandoville Studios, hidup C diduga masih diusik oleh Cherry Lai. C mengaku bahwa Cherry Lai telah mengirimkan dirinya dan keluarganya ancaman pembunuhan.
"Keluarga saya dan saya sekarang merasa tidak aman di rumah kami sendiri, terutama karena Cherry telah mengirimi kami beberapa ancaman pembunuhan selama bertahun-tahun," ujar C.
Berikut ini beberapa link terkait bukti-bukti dugaan kekerasan yang terjadi di Brandoville Studios. Kamu bisa akses DI SINI dan DI SINI, Beauties.
Brandoville Studios Tutup pada Agustus 2024
Ilustrasi kantor/Foto: Pexels/Pixabay
Kasus dugaan kekerasan Brandoville Studios terhadap sejumlah karyawan menjadi viral di media sosial. Banyak netizen yang menyebut bahwa aksi yang dilakukan Cherry Lai adalah bentuk perbudakan.
Sebagai informasi, Brandoville Studios adalah sebuah perusahaan yang membuat artwork atau karya seni untuk game. Menurut keterangan situs resmi perusahaan, Brandoville Studios adalah studio premium pertama di Indonesia yang mengkhususkan diri dalam game dan animasi AAA.
Di laman resmi Brandoville disebutkan studio itu merupakan bagian dari Lemon Sky. Pemegang saham perusahaan membangun Brandoville Lemon Sky dengan mitra bisnis lokal di Indonesia tahun 2018, dilansir dari CNBC Indonesia.
Lemon Sky diketahui bagian dari jaringan studio yang ikut mengerjakan animasi untuk game Final Fantasy dan The Last of Us. Pada Agustus 2024, Brandoville Studios resmi ditutup.
Salah Satu Mantan Atasan Brandoville Studios Buka Suara
Ilustrasi/Foto: Unsplash/Nadine Shaabana
Salah seorang mantan atasan di Brandoville Studios, Jeremy Anandajoo, yang diduga terlibat dalam kasus dugaan kekerasan dan pelecehan karyawan, meminta maaf.
"Saya ingin meminta maaf secara terbuka atas tindakan dan kelambanan saya yang menyebabkan lingkungan kerja beracun di bawah kendali Cherry Lai. Saya sangat menyesali peran saya dalam menciptakan suasana yang berbahaya tersebut, dan saya bertanggung jawab penuh atas peran saya di dalamnya," tulis Jeremy di akun X-nya, Kamis (12/9).
"Saya ingin mengklarifikasi bahwa saya tidak memiliki hubungan resmi dengan Lailai Studios. Saya tidak dibayar, tidak memiliki surat jaminan, dan diperlakukan sebagai apa yang disebut karyawan dengan hanya janji kontrak yang tidak jelas yang tidak pernah dibahas secara resmi. Saya diharapkan untuk membantu sebagai teman, namun terus-menerus dicaci bahkan untuk "kesalahan" terkecil," lanjut Jeremy.
Sebagai informasi, Lailai Studios diduga adalah perusahaan baru yang didirikan oleh Ken Lai dan Cherry Lai. Lailai Studios adalah studio yang didirikan di Jakarta tetapi berkantor pusat di Hong Kong. Studio itu menyebut sebagai salah satu grup pengembang Computer Graphic Arts atau seni grafis komputer (CG) dan khusus membuat game AAA serta animasi premium.
"Saya juga mengalami penyiksaan keuangan, dimanipulasi agar bekerja dengan janji-janji palsu, sambil diberi harapan palsu, mempercayai bahwa keadaan akan membaik jika saya bertahan lebih lama, bekerja lebih keras, atau mengelola orang lain dengan lebih baik," lanjut Jeremy.
"Jika ada pihak berwenang atau pihak yang bersengketa menginginkan kerja sama saya, saya akan dengan senang hati membantu semampu saya. Saya tidak meminta dapat dimaafkan, tetapi saya bertanggung jawab penuh atas tindakan dan kelambanan saya. Saya berharap kerja sama saya dapat memastikan keadilan ditegakkan," tutupnya.
Kabar terbaru, kasus dugaan kekerasan terhadap karyawan Brandoville Studios sudah dilaporkan ke pihak kepolisian. namun belum mendapat tanggapan, menurut keterangan dari Ryan Adriandhy di akun X nya, @Andriandhy.
"Pagi, update kasus kekerasan terhadap Christa Sydney oleh Cherry Lai dan Brandoville Studios sudah dilaporkan ke kepolisian, namun masih belum ada respon. Kabar terakhir dari para ex-karyawan, Cherry Lai sudah berada di LN, saat ini banyak komunitas yang sedang mencoba lewat LBH," ujar Ryan.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!
Bukti Dugaan Kekerasan terhadap Karyawan Brandoville Studios/ Foto: Tangkapan Layar
Bukti Dugaan Kekerasan terhadap Karyawan Brandoville Studios/ Foto: Tangkapan Layar