Virginia Giuffre Meninggal Dunia, Penyintas Kasus Kejahatan Seksual Jeffrey Epstein yang Vokal Perjuangkan Keadilan
Virginia Giuffre, salah satu penyintas kejahatan seksual Jeffrey Epstein, ditemukan tewas bunuh diri di Neergabby, Australia, pada Jumat (25/4) waktu setempat. Giuffre dilaporkan meninggal dunia karena bunuh diri di usia 41 tahun, dikutip dari BBC.
Giuffre menjadi sosok paling vokal dalam menuntut Jeffrey Epstein atas kasus kejahatan seksual yang dilakukan pria tersebut. Giuffre mengaku dirinya menjadi korban perdagangan seksual, menjual dirinya ke Pangeran Andrew saat ia berusia 17 tahun.
Pernyataan Keluarga soal Kepergian Virginia Giuffre
Virginia Giuffre/Foto: Instagram/virginiarobertsrising11
Menurut keterangan keluarga Giuffre dalam sebuah pernyataan, selama ini Giuffre adalah sosok pejuang yang tangguh dalam mencari keadilan dan melawan pelecehan seksual. Ia juga gigih dalam mengungkapkan jaringan kejahatan seksual yang dilakukan Jeffrey Epstein.
Namun, apa yang telah ia alami selama ini telah menghantui dirinya dan meninggalkan luka mendalam.
"Dengan hati yang hancur, kami umumkan bahwa Virginia meninggal dunia tadi malam di peternakannya di Australia Barat. Ia meninggal karena bunuh diri, setelah menjadi korban pelecehan seksual dan perdagangan seks seumur hidupnya," demikian bunyi pernyataan keluarga Giuffre.
"Pada akhirnya, beban pelecehan begitu berat sehingga Virginia tidak sanggup menanggungnya," lanjut pernyataan tersebut.
Polisi Australia Barat mengatakan bahwa pihaknya dipanggil ke sebuah rumah di daerah Neergabby pada Jumat (25/4) malam, tempat Giuffre ditemukan tidak sadarkan diri. Giuffre dinyatakan meninggal di tempat kejadian setelah pertolongan pertama tidak berhasil.
"Kematian tersebut sedang diselidiki oleh detektif Kejahatan Besar; indikasi awal menunjukkan bahwa kematian tersebut tidak mencurigakan," bunyi keterangan kepolisian Australia Barat.
Sekitar tingga minggu lalu, Giuffre diketahui sempat mengunggah di Instagram bahwa ia terluka parah usai mengalami kecelakaan mobil. Namun, pihak keluarga mengatakan bahwa Giuffre tidak bermaksud mengumumkan hal tersebut ke publik. Polisi setempat kemudian membantah seberapa parah kecelakaan itu.
Giuffre sebelumnya tinggal di Amerika Serikat (AS), sebelum akhirnya pindah ke Australia bersama ketiga anaknya dan suaminya, sebelum Epstein ditangkap pada 2019.
Perjalanan Kasus Kejahatan Seksual Epstein yang Melibatkan Virginia Giuffre
Pangeran Andrew, Virginia Giuffre, dan Ghislaine Maxwell/Foto: Virginia Giuffre/Netflix
Giuffre merupakan salah satu penyintas kejahtan seksual Jeffrey Epstein yang paling vokal dalam menyuarakan keadilan. Giuffre menuduh bahwa dirinya telah menjadi korban Epstein dan rekannya, Ghislaine Maxwell, sejak dirinya masih di bawah umur.
Sebagai informasi, Jeffrep Epstein adalah seorang finansier dengan harta kekayaan yang luar biasa. Ia diketahui memiliki jaringan di lingkaran elit, seperti Bill Clinton, Donald Trump, hingga Pangeran Andrew.
Pada 2005, Epstein dituding melakukan pelecehan seksual pada puluhan anak perempuan di bawah umur. Pada 2008, ia dinyatakan bersalah dengan dua dakwaan, yaitu kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur dan pelacuran.
Epstein sempat menjalani hukuman penjara sekitar 13 bulan. Namun, pada 2019, ia kembali ditangkap atas dakwaan perdagangan seks anak di bawah umur dan kepemilikan materi pornografi anak. Namun, sebelum sempat diadili, Epstein meninggal di penjara pada Agustus 2019, yang disimpulkan sebagai bunuh diri.
Giuffre mengatakan bahwa ia bertemu Maxwell, yang merupakan seorang sosialita Inggris, pada 2000 saat bekerja sebagai asisten ruang ganti di resor milik Donald Trump di Florida, sebagaimana dilansir dari The Guardian.
Maxwell menawari Giuffre pekerjaan sebagai terapis pijat untuk Epstein. Namun, melalui tawaran pekerjaan tersebut, Maxwell diduga telah memperdagangkan Giuffre. Dalam gugatan perdata pada 2009 terhadap Epstein, Giuffre mengaku dirinya dieksploitasi secara seksual untuk menyediakan layanan seksual, tidak hanya untuk Epstein, tetapi juga teman hingga klien yang berkuasa, termasuk para bangsawan. Namun, Giuffre mencapai penyelesaian dengan Epstein dalam kasus itu sebelum disidangkan.
Pada 2021, Giuffre mengajukan gugatan perdata terhadap Pangeran Andrew di pengadilan federal di New York. Tuduhannya berisi bahwa Pangeran Andrew telah melakukan kekerasan seksual terhadapnya sebanyak tiga kali saat ia berusia 17 tahun. Namun, Pangeran Andrew telah berulang kali dan dengan tegas membantah tuduhan tersebut.
Dalam gugatan tersebut, Giuffre menuduh Epstein dan Maxwell telah memperkenalkannya kepada Andrew pada tahun 2001, dan menuduh bahwa Maxwell memaksanya untuk berhubungan seksual dengan Andrew.
Pada 2022, Pangeran Andrew dan Giuffre menyetujui penyelesaian di luar pengadilan dengan jumlah yang tidak diungkapkan. Sementara itu, Maxwell, yang tetap menyatakan bahwa dirinya tidak bersalah, dijatuhi hukuman 20 tahun penjara pada tahun 2022 atas tuduhan perdagangan seks.
Sosok Virginia Giuffre, Pejuang Tangguh dalam Melawan Pelecehan Seksual
Virginia Giuffre/Foto: Instagram/virginiarobertsrising11
Kepergian Virginia Giuffre tidak hanya meninggalkan luka mendalam bagi keluarga dan orang-orang yang mencintainya, tetapi juga pada para penyintas pelecehan seksual di luar sana. Pihak keluarga menggambarkan Giuffre sebagai "pejuang tangguh" dalam melawan pelecehan seksual dan perdagangan seks.
"Ia adalah cahaya yang mengangkat banyak korban lainnya," ucap keluarga Giuffre.
Pengacara Giuffre, Sigrid McCawley, mengatakan bahwa Giuffre "lebih dari sekadar klien".
"Ia adalah sahabat baik dan pejuang yang luar biasa bagi para korban lainnya. Keberaniannya mendorong saya untuk berjuang lebih keras, dan kekuatannya sungguh mengagumkan," kata McCawley, dilansir dari The Guardian. "Dunia telah kehilangan seorang manusia yang luar biasa hari ini. Beristirahatlah dengan tenang, bidadariku yang manis."
Josh Schiffer, seorang pengacara yang mewakili salah satu korban Epstein, mengatakan Giuffre berperan penting dalam mengungkap kejahatan seksual yang dilakukan Epstein. "Kasus ini tidak akan ada tanpa masukan, kerja samanya, keberaniannya di awal, yang menginspirasi banyak orang lain untuk maju," katanya kepada jaringan kabel AS, NewsNation.
"Kehilangannya diharapkan menjadi penanda dan hampir menjadi inspirasi bagi orang-orang untuk menarik perhatian pada epidemi perdagangan seks, yaitu industri seks internasional. Ini adalah masalah yang masih ada. Bentuknya berubah sepanjang waktu dan terjadi di seluruh dunia. Ini kebetulan menjadi contoh yang sangat menonjol," tambahnya.
Rest in peace, Virginia Giuffre.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!