Xueli Abbing, Wanita Albinisme Asal China yang Dibuang Saat Bayi Kini Menjadi Model Vogue

ira syafira | Beautynesia
Sabtu, 08 May 2021 10:30 WIB
Xueli Abbing, Wanita Albinisme Asal China yang Dibuang Saat Bayi Kini Menjadi Model Vogue
Foto: instagram.com/xueli_a

Albinisme merupakan sebuah kelainan genetik yang di derita seseorang sejak lahir, dimana hal ini menyebabkan mereka kekurangan melanin atau bahkan sama sekali tidak memiliki pigmen tersebut. Oleh karena itu, warna kulit, rambut dan mata pengidap albinisme biasanya berwarna pucat dan cenderung putih. 

Kondisi ini sebetulnya tidak membuat pribadi seseorang berbeda dengan orang lain. Namun, di beberapa negara seperti China, memiliki seorang anak albinisme akan dianggap sebagai kutukan untuk keluarga tersebut. Seperti yang dialami oleh Xueli Abbing, seorang anak perempuan yang dibuang sejak bayi oleh orang tuanya karena ia mengidap albinisme.

Orang tuanya meninggalkan Xueli di depan panti asuhan dan membaringkannya di tanah begitu saja.

foto: Albinisme/instagram.com/@xueli_a
foto: Albinisme/instagram.com/@xueli_a

Xueli, gadis 16 tahun asal China, ia mengalami sebuah kondisi genetika yang langka yang membuatnya kekurangan pigmen. Ia juga sangat sensitif terhadap sinar matahari. Namun, penampilan berbeda ini tidak membuatnya merasa kurang, malah hal ini membawa Xueli menjejaki karirnya sebagai seorang model.

Sebagai gadis yang masih tergolong muda, visualnya telah mengisi halaman sampul majalan Vogue. Dia juga dipercayai untuk memamerkan karya desainer ternama.

Xueli benar-benar tidak mengetahui siapa orang tua kandungnya, karena ia ditinggalkan tanpa keterangan apapun. Nama dirinya pun diberikan oleh pegawai panti asuhan, dimana Xue memiliki arti salju dan Li bermakna cantik. Saat berumur tiga tahun, Xueli diadopsi oleh seorang wanita dan membawanya untuk berpindah tempat tinggal ke Belanda.

Foto: Xueli/instagram.com/@xueli_a
Foto: Xueli/instagram.com/@xueli_a

Walaupun dirinya sempat dibuang, ia tetap merasa bersyukur. Hal ini terjadi karena, menjadi albinisme di China tidak akan membuatnya bebas. Jika tidak dibuang orang tua mungkin seorang anak albinisme hanya akan dikurung di rumah. Untuk pergi ke sekolah pun, mereka harus mengecat rambut menjadi berwarna hitam.

Xueli memulai karirnya sebagai seorang model secara tidak sengaja saat usianya 11 tahun. Ibunya yang berkawan dengan seorang desainer asal Hong Kong menawarkan ia untuk berpartisipasi dengan peragaan busananya yang bertajuk 'Ketidaksempurnaan yang Sempurna'. Tentu kesempatan ini menjadi sebuah pengalaman luar biasa bagi Xueli.

Setelah pagelaran, ia diundang ke beberapa sesi pemotretan dan salah satunya oleh fotografer asal Inggris, Brock Elbank.

Foto: Pemotretan pertama/instagram.com/@xueli_a
Foto: Pemotretan pertama/instagram.com/@xueli_a

Ia melakukan sesi fotonya di London dengan Elbank, kemudian diunggah ke akun instagram miliknya. Dari situ, agensi model Zebedee Talent menghubungi dan bertanya apakah Xueli ingin bergabung dengan mereka dalam misi menjadi perwakilan penyandang disabilitas di industri fashion. Salah satu satu potret yang diambil Brock telah ditampilkan di majalah Vogue Italia edisi Juni 2019. 

Dari sinilah kemudian karir Xueli semakin menunjukkan kemajuan. Ia juga diberi kesempatan untuk menampilkan karya dari Kurt Geiger yang menurutnya tepat untuk menggambarkan perbedaan dari dirinya. Namun, dibalik banyaknya sesi pemotretan, ada kesulitan tersendiri. Karena mengidap albinisme, penglihatan Xueli sangatlah terbatas, hanya delapan hingga sepuluh persen saja. Ia tidak bisa melihat langsung ke sumber cahaya, karena itu membuat matanya sakit.

Foto: Tidak bisa terkena cahaya/instagram.com/@xueli_a
Foto: Tidak bisa terkena cahaya/instagram.com/@xueli_a

Manajemen dari Xueli selalu mengatakan kepada klien, jika mereka tidak bisa mengatur soal cahaya, maka mereka tidak dapat bekerja sama dengan Xueli. Gangguan ini memang sedikit mempersulit, tapi menurut Xueli sendiri, hal ini dapat melahirkan sebuah perspektif berbeda yang membuat dirinya lebih detail dalam menilai gambar.

Foto: Harapan Xueli/instagram.com/@xueli_a
Foto: Harapan Xueli/instagram.com/@xueli_a

Harapan Xueli, ia sangat ingin memanfaatkan modeling ini untuk berbicara mengenai albinisme kepada khalayak luas. Ia ingin berkata jika kelainan genetik bukanlah sebuah kutukan. Cara membicarakan isu pun juga demikian, jangan menyebut orang dengan 'albino', tapi lebih ke 'albinisme', agar tidak terdengar seolah memberikan sebuah stigma. Dirinya ingin anak-anak dengan albisinme lainnya, atau segala bentuk kekurangan dan perbedaan, mereka bisa melakukan dan menjadi apapun yang mereka impikan. 

(mel/mel)
CERITA YUK!
Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE