5 Alasan Perut Buncit, Simak Penyebab yang Mungkin Kamu Lewatkan!

Dewi Maharani Astutik | Beautynesia
Sabtu, 19 Oct 2024 09:30 WIB
Lemak Trans
Ilustrasi/Foto: pexels.com/VincentRivaud

Perut buncit sering kali dianggap akibat dari konsumsi makanan berlemak atau kurang olahraga. Padahal, ada berbagai faktor lain yang menyebabkan perut buncit dan mungkin kamu lewatkan.

Memahami berbagai penyebab perut buncit penting agar kamu dapat mengambil langkah yang tepat untuk mengatasinya secara efektif. Dilansir dari Healthline, inilah beberapa alasan yang bisa membuatmu memiliki perut yang buncit!

Makanan dan Minuman Manis

Cara mengurangi konsumsi makanan manis berlebihan/Foto: Freepik.com/wayhomestudioIlustrasi/Foto: Freepik.com/wayhomestudio

Banyak orang mengonsumsi gula tambahan harian lebih banyak daripada yang mereka sadari, terutama dari makanan seperti kue, yoghurt dengan aneka rasa, dan minuman manis lainnya. Mengonsumsi kalori dan gula dalam jumlah besar dari makanan dan minuman manis dapat menyebabkan lonjakan gula darah sementara yang diikuti dengan rasa cepat lapar.

Pada akhirnya, konsumsi makanan dan minuman tersebut dapat meningkatkan lemak visceral di perut yang berkontribusi pada penambahan berat badan dan masalah kesehatan lainnya. Oleh karena itu, sebaiknya batasi konsumsi makanan dan minuman manis serta pilihlah air putih, kopi/teh tanpa gula, serta makanan utuh yang minim olahan.

Lemak Trans

Makanan dengan Kandungan Lemak Trans / foto : pexels.com/VincentRivaud

Ilustrasi/Foto: pexels.com/VincentRivaud

Lemak trans merupakan salah satu jenis lemak yang paling tidak sehat. Meskipun lemak trans dalam jumlah kecil bisa dihasilkan secara alami—seperti dalam produk susu dan daging, sebagian besar lemak trans dibuat melalui proses penambahan hidrogen pada lemak tak jenuh untuk membuatnya lebih stabil pada suhu ruangan.

Lemak trans sering digunakan dalam produk roti dan makanan kemasan sebagai pengganti yang lebih murah untuk mentega dan lemak mahal lainnya. Banyak negara telah melarang penggunaan lemak trans buatan dalam produk makanan karena dapat menyebabkan peradangan yang dapat memicu resistensi insulin, penyakit jantung, beberapa jenis kanker dan masalah kesehatan lainnya.

 

Gaya Hidup Santai dan Jarang Berolahraga

Ilustrasi/Foto: Freepik.com/Racool_studio

Gaya hidup sedenter, yang melibatkan duduk dalam waktu lama di depan TV atau meja kerja, merupakan faktor risiko terbesar yang menyebabkan masalah kesehatanmu. Bahkan meskipun seseorang aktif secara fisik melalui olahraga atau tuntutan pekerjaannya, duduk dalam waktu lama tetap dapat meningkatkan risiko kesehatan buruk dan penambahan berat badan.

Oleh karena itu, disarankan agar orang dewasa melakukan setidaknya 150 menit aktivitas aerobik moderar per minggu dan rutin melakukan latihan resistensi. Kemudian, cobalah untuk membatasi waktu duduk. Jika duduk adalah bagian dari pekerjaanmu, cobalah untuk berdiri atau berjalan di sekitar bilik kerjamu selama 5-10 menit setiap kamu menghabiskan waktu duduk selama 30-90 menit.

Diet Rendah Protein

Ilustrasi stres diet

Ilustrassi/Foto: Freepik/jcomp

Mengonsumsi protein yang cukup dapat mendukung manajemen berat badan dengan meningkatkan rasa kenyang karena protein lebih lama dicerna dibandingkan dengan makronutrien lainnya. Diet tinggi protein juga mendukung perbaikan dan pertumbuhan otot yang berkontribusi pada metabolisme yang lebih tinggi dan pembakaran kalori lebih banyak saat istirahat.

Beberapa studi juga menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi protein dalam jumlah tinggi cenderung memiliki lemak perut yang lebih sedikit. Oleh karena itu, cobalah menyertakan sumber protein berkualitas tinggi dalam setiap makanan dan camilan, seperti daging tanpa lemak, tahu, telur, kacang-kacangan, dan lentil.

 

Menopause

Gejala-gejala menopause yang jarang diketahui perempuan/Foto: Freepik.com

Ilustrasi/Foto: Freepik.com

Bertambahnya lemak perut selama menopause sangat umum terjadi. Menopause secara resmi terjadi satu tahun setelah menstruasi terakhir seorang wanita, di mana saat itu kadar estrogen menurun drastis.

Umumnya, menopause menyebabkan lemak cenderung tersimpan di pinggul dan paha, berbeda dengan saat masa pubertas di mana hormon estrogen memicu tubuh untuk menyimpan lemak di pinggul dan paha sebagai persiapan untuk kemungkinan kehamilan. Oleh karena itulah, saat telah mengalami menopause, terapi estrogen mungkin dapat menjadi alternatif untuk mengurangi risiko penimbunan lemak perut dan masalah kesehatan terkait.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE