5 Makanan yang Sebaiknya Kamu Hindari Menurut Ahli Diet Berpengalaman

Dewi Maharani Astutik | Beautynesia
Minggu, 15 Dec 2024 09:30 WIB
Kalium Bromat
Ilustrasi/Foto: Freepik/wirestock

Menghindari makanan tertentu dalam pola makan sehari-hari penting untuk menjaga kesehatan dan mencegah berbagai penyakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir setengah dari kematian akibat penyakit kardiometabolik di Amerika Serikat dikaitkan dengan pola makan yang tidak sehat.

Mengadopsi kebiasaan makan yang lebih sehat tidak hanya mengurangi risiko penyakit, tetapi juga memperbaiki kualitas hidup secara keseluruhan. Berangkat dari hal ini, penting banget buat kamu tahu makanan yang sebaiknya dihindari. Menurut para ahli diet berpengalaman, yang dilansir dari Wellness52, inilah beberapa makanan yang sebaiknya kamu hindari itu!

Daging Olahan

Ilustrasi/Foto: Freepik/azerbaijan_stockers
Ilustrasi/Foto: Freepik/azerbaijan_stockers

Daging olahan, seperti salami, ham, bakon, dan sosis, merupakan bahan makanan yang umum ditemukan di banyak rumah tangga di Amerika. Produk-produk ini tidak hanya mengandung lemak jenuh dalam jumlah tinggi, tetapi juga kaya akan natrium. Natrium sendiri digunakan untuk meningkatkan rasa, memperpanjang masa simpan, serta memperbaiki tekstur dan tampilan makanan.

Tubuh manusia sebenarnya hanya memerlukan sedikit natrium setiap harinya. Konsumsi natrium yang berlebihan sendiri dapat meningkatkan risiko kesehatan seperti tekanan darah tinggi. Tekanan darah yang meningkat ini akhirnya dapat memicu risiko serangan jantung atau stroke.

Selain natrium, daging olahan sering kali mengandung nitrat dan nitrit yang berfungsi mencegah pertumbuhan bakteri berbahaya. Beberapa penelitian mengaitkan asupan tinggi senyawa ini dalam daging olahan dengan risiko kanker lambung. Karena itu, produsen pun diwajibkan oleh hukum untuk membatasi jumlah penggunaannya dalam produk mereka.

Keju Olahan

Ilustrasi/Foto: Freepik/pch.vector

Keju olahan, seperti keju Amerika, sebaiknya dihindari jika memungkinkan. Produk ini sering kali lebih tepat disebut sebagai makanan olahan daripada keju karena mengandung berbagai bahan tambahan seperti lemak susu, pengemulsi, pewarna makanan, dan natrium.

Kandungan lemak dan natrium yang tinggi dalam keju olahan dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan obesitas jika dikonsumsi dalam jumlah besar. Untuk pilihan yang lebih sehat, kamu bisa mengonsumsi keju alami, seperti cedar, mozarela, gouda, parmesan, atau brie, yang tidak melalui banyak proses pengolahan.

Alternatif Margarin dan Mentega

Ilustrasi/Foto: Freepik/stockking

Secara umun, margarin yang terbuat dari minyak nabati mengandung lebih sedikit lemak jenuh dibandingkan dengan mentega yang mengandung sekitar 50 persen lemak jenuh. Margarin dan produk sejenis, dulunya, dibuat sebagai alternatif yang lebih sehat daripada mentega, tetapi ternyata tidak semuanya membawa perubahan yang berarti.

Meskipun sudah banyak margarin yang bebas lemak trans, beberapa jenis margarin masih mengandung lemak trans buatan yang dapat meningkatkan kolesterol jahat (LDL) dan menurunkan kolesterol baik (HDL), sehingga membahayakan kesehatan jantung. Jika kamu memilih margarin atau alternatif mentega, penting untuk memeriksa label produk dan memastikan bahwa produk tersebut bebas dari lemak trans.

Permen Bebas Gula dan Makanan yang Dipanggang

Ilustrasi/Foto: Freepik

Permen bebas gula dan makanan yang dipanggang memang sering dianggap sebagai alternatif yang lebih sehat dibandingkan dengan makanan manis biasa, terutama bagi mereka yang memiliki masalah kadar gula darah. Namun, meskipun bisa menjadi pilihan yang baik, konsumsi berlebihan dari produk-produk ini dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan tubuh. Salah satu efek samping yang perlu diperhatikan adalah potensi gangguan pencernaan yang dapat ditimbulkan oleh bahan pengganti gula yang terkandung di dalamnya.

Pemanis buatan yang biasa digunakan dalam produk bebas gula juga diketahui dapat meningkatkan risiko kanker jika dikonsumsi terlalu sering. Selain itu, meskipun ada alternatif gula alami seperti gula alkohol, konsumsi yang berlebihan juga bisa menyebabkan gangguan perut karena bahan ini sulit dicerna tubuh.

Kalium Bromat

Ilustrasi/Foto: Freepik/wirestock

Kalium bromat adalah bahan tambahan yang umum digunakan dalam pembuatan roti dan kerupuk untuk membantu adonan mengembang saat dipanggang dan memberikan warna putih yang menarik pada produk akhir. Meskipun begitu, berdasarkan penelitian pada hewan, bahan ini diketahui dapat menyebabkan kanker dan merusak materi genetik dalam sel tubuh manusia.

Pemerintah Indonesia memang telah mengeluarkan peraturan yang melarang penggunaan kalium bromat sebagai bahan tambahan pangan, tetapi masih ada produk yang dijual secara ilegal atau tanpa label jelas yang menggunakan bahan ini. Oleh karena itu disarankan untuk memilih roti dan kerupuk yang memiliki label “Potassium Bromate-Free” untuk menghindari risiko kesehatan.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE