6 Fakta Diet FODMAP yang Bisa Jadi Solusi bagi Pencernaan Sensitif
Beauties sering mengalami masalah pencernaan yang muncul tanpa alasan jelas, mulai dari perut begah, nyeri, gas berlebih, hingga pola BAB yang tak teratur? Bisa jadi tubuhmu sedang bereaksi terhadap jenis gula tertentu yang sulit dicerna.Â
Kabar baiknya, diet FODMAP hadir sebagai solusi yang membantu meredakan gejala tersebut melalui pendekatan bertahap dan terukur, sehingga tubuhmu bisa kembali merasa nyaman. FODMAP sendiri merupakan singkatan dari Fermentable Oligosaccharides, Disaccharides, Monosaccharides, and Polyols. Ini adalah kelompok gula alami yang secara spesifik sulit diserap oleh usus halus.Â
Dikembangkan oleh peneliti dan digunakan secara global, metode ini bukan tren sesaat, tapi strategi medis berbasis penelitian klinis. Namun sebelum mencoba menerapkannya, yuk pahami sejumlah fakta penting diet FODMAP berikut ini!Â
1. Dikembangkan oleh Peneliti Monash University
Dikembangkan oleh peneliti Monash University/ Foto: Freepik/freepik
Mengutip Monash Fodmap, diet rendah FODMAP berawal dari penelitian ilmiah di Universitas Monash, Victoria, Australia, institusi yang pertama kali mengidentifikasi dan memetakan kelompok gula penyebab gangguan pencernaan. Mereka menemukan bahwa gula-gula tertentu tidak terserap optimal di usus halus dan dapat menyebabkan fermentasi berlebih di usus besar, sehingga menimbulkan sejumlah gejala negatif.
Penelitian lanjutan menunjukkan hasil konsisten, yaitu 3 dari 4 penderita sindrom usus besar mengalami perbaikan signifikan setelah menjalani diet ini. Karena bukti yang kuat, diet FODMAP kini menjadi rekomendasi dokter dan ahli gizi di berbagai negara sebagai salah satu langkah efektif manajemen sindrom usus besar.
2. Efektif Meredakan Gejala IBS
Efektif meredakan gejala IBS/ Foto: Freepik.com/katemangostar
Bagi penderita Irritable Bowel Syndrome (IBS) atau sindrom usus besar, diet FODMAP terbukti memberikan banyak manfaat, mulai dari meredakan nyeri, mengurangi distensi perut, hingga memperbaiki pola BAB. Perubahan tersebut terjadi karena sistem pencernaan tidak lagi terbebani oleh gula-gula yang mudah difermentasi.
Meskipun tidak menyembuhkan IBS secara permanen, diet FODMAP membantu memperbaiki kualitas hidup dengan membuat gejalanya lebih terkendali. Banyak orang pun merasa lebih nyaman menjalani aktivitas sehari-hari setelah mengikuti diet ini secara konsisten.
3. Cara Kerja Bertahap dalam Tiga Fase
Cara kerja diet FODMAP/ Foto: Freepik.com/freepik
Dilansir dari Cleveland Clinic, diet FODMAP dirancang dengan tiga langkah penting, yaitu eliminasi, reintroduksi atau pengenalan kembali, dan pemeliharaan. Pada fase pertama, makanan tinggi FODMAP dihindari sementara untuk menurunkan gejala seperti kembung, nyeri, atau perubahan pola buang air. Setelah dua hingga empat minggu, makanan mulai dikenalkan kembali secara bertahap untuk melihat mana yang memicu gejala dan mana yang aman.
Tahap terakhir menyesuaikan pola makan jangka panjang berdasarkan toleransi pribadi. Banyak orang menemukan bahwa hanya satu atau dua jenis FODMAP yang benar-benar mengganggu, sehingga mereka tetap bisa mengonsumsi beragam makanan tanpa khawatir.Â
4. Pilihan Makanan Aman yang Bisa Dikonsumsi
Pilihan makanan diet rendah FODMAP/ Foto: Freepik.com/Azerbaijan_stockers
Makanan rendah FODMAP mencakup berbagai kategori, termasuk sayuran seperti paprika hijau, kacang hijau, mentimun, dan zucchini. Buah-buahan seperti jeruk, kiwi, nanas, dan stroberi juga termasuk kelompok aman, begitu pula sumber protein seperti telur, tahu, dan daging polos.
Dengan panduan dari ahli gizi, Beauties bisa menyusun menu yang variatif dan tetap memuaskan. Bahkan bahan pokok seperti gandum, kacang tanah, makadamia, serta kenari dapat dikonsumsi secara aman dalam jumlah tertentu.
5. Makanan Tinggi FODMAP yang Perlu Dihindari
Makanan tinggi FODMAP/ Foto: Freepik.com/KamranAydinov
Makanan tinggi FODMAP yang umum dihindari termasuk bawang putih, bawang bombay, apel, semangka, kacang-kacangan tertentu, produk susu, dan gandum. Meski begitu, tiap orang memiliki tingkat sensitivitas yang berbeda, sehingga tidak semua makanan tersebut harus dihindari sepenuhnya.
Melalui tahap reintroduksi, kamu dapat mengetahui makanan mana yang benar-benar memicu gejala. Banyak orang akhirnya menemukan bahwa hanya beberapa jenis makanan yang perlu dibatasi, sehingga pilihan makanan untuk sehari-hari tetap luas dan fleksibel.
6. Ada Risiko Kekurangan Nutrisi
Ada risiko kekurangan nutrisi/ Foto: Freepik.com/benzoix
Mengutip Health Direct, orang yang menjalani diet FODMAP berisiko mengalami kekurangan nutrisi karena banyak jenis makanan harus dihindari pada tahap eliminasi. Akibatnya, asupan serat, vitamin, protein, dan kalsium bisa menurun sehingga berpotensi mengganggu keseimbangan mikrobiota usus. Karena itu, diet FODMAP tidak dianjurkan dilakukan dalam jangka panjang.
Adapun untuk mencegah kekurangan nutrisi tersebut, ahli gizi biasanya memberikan pilihan makanan rendah FODMAP yang lebih sehat. Dalam beberapa kasus, suplemen juga diperlukan untuk jangka pendek hingga pola makan kembali stabil.
Jadi, itulah sejumlah fakta diet FODMAP yang bisa jadi solusi bagi pencernaan sensitif. Tertarik terapkan, Beauties?Â
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!