Benarkah Vegetarian Lebih Mudah Alami Depresi? Ini Penjelasan Ahli

Camellia Quinita Ramadhani | Beautynesia
Jumat, 28 Oct 2022 07:30 WIB
Benarkah Vegetarian Lebih Mudah Alami Depresi? Ini Penjelasan Ahli
Ilustrasi/Foto: Freepik.com/jcomp

Beauties, vegetarian kini telah menjadi gaya hidup yang banyak digandrungi. Khususnya kaum muda, perubahan gaya hidup ini menyongsong perubahan nilai hidup atau sekadar ingin memperbaiki penampilan.

Meski vegetarian terkenal dengan pola makan sehatnya yang lebih bergantung pada sayur dan buah dibanding produk hewani, ternyata studi menunjukkan bahwa potensi mereka mengidap depresi lebih besar dibanding mereka yang makan daging, lho.

Ilustrasi Vegetarian/Foto: Pixabay/Galina Afanaseva
Ilustrasi Vegetarian/Foto: Pixabay/Galina Afanaseva

Dilansir dari laman Sciencealert.com, sebuah analisis yang terbit di Journal of Affective Disorders telah memperhitungkan berbagai faktor gizi penganut vegetarian seperti asupan kalori total, asupan protein, asupan mikronutrien, dan tingkat pengolahan makanan. Hasilnya, didapat kesimpulan bahwa bukan ketidakseimbangan gizi yang menyebabkan depresi, melainkan faktor lain yang berhubungan dengan konsep mental serta sikap sosial mereka.

Pertama, bisa jadi depresi yang mereka alami adalah juga penyebab mereka menjadi seorang vegetarian. Gejala depresi dapat mencakup perenungan pikiran negatif dan perasaan bersalah. Tak jarang orang mengawali keputusannya sebagai vegetarian karena merasa kecewa pada sistem peternakan yang tidak memperlakukan hewan dengan baik atau rumah jagal yang melakukan pembantaian setiap harinya.

Gak Cuma Turunkan Berat Badan, Diet Berikut Juga Tingkatkan Kesehatan HatiIlustrasi/Foto: Pexels.com/Cats Coming

Orang-orang yang merasa bersalah telah berkontribusi dalam menciptakan permintaan kemudian merenungkannya, memunculkan emosi negatif yang berkembang sebagai depresi dan isu mental lainnya. Meski alasan ini terdengar konyol, namun bukan berarti mereka tidak berpikir realistis. Pada kenyataannya, banyaknya peminat daging dan persaingan penjualan daging membuat pasar berusaha menjual daging kualitas rendah demi menurunkan harga dan meningkatkan penjualan.

Alasan kedua adalah adanya kemungkinan adanya dampak pola hidup vegetarian dengan hubungan sosialnya ke lingkungan sekitar. Bisa jadi, seorang vegetarian jadi membatasi keterlibatannya dalam aktivitas sosial karena kebiasaan orang di sekitar mereka untuk berkuliner di restoran daging, atau bisa jadi mereka kerap mendapat ejekan maupun pengucilan sosial atas keputusan mereka mengubah gaya hidup.

Khususnya, setelah ditinjau berdasarkan data penelitian yang berlangsung di Brazil, ditemukan adanya peningkatan tajam dalam vegetarianisme yang mengidap depresi. Setidaknya terjadi peningkatan sebanyak dua kali lipat dalam kurun waktu 6 tahun terakhir. Dari 14 ribu orang Brazil yang mengidap depresi, setidaknya 82 orang di antaranya adalah vegetarian.

Tired asian woman take a nap at home office, Overworked asia female take a break from stress work, Exhausted office girl asleep at her desk, Depressed people from work at home conceptIlustrasi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/mangpor_2004

Angka pada data yang terus melonjak signifikan, menunjukkan perlunya penelitian lebih lanjut. Sementara ini, penelitian baru dilaksanakan di Brazil. Harapannya, akan semakin banyak penelitian serupa diselenggarakan di negara-negara lain untuk dapat diuji validitasnya dan segera dapat ditemukan solusinya.

Itu dia hubungan antara depresi dengan vegetarian berdasarkan penelitian ahli. Apapun keputusanmu dalam memilih gaya hidup, pastikan kesehatan mentalmu tetap terjaga ya, Beauties!

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(naq/naq)
CERITA YUK!
Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE