Hati-Hati, 8 Bahaya Kerokan yang Sering Tidak Disadari Banyak Orang
Kerokan sudah lama dipercaya sebagai cara ampuh untuk mengatasi masuk angin, pegal, atau rasa lelah. Dengan alat sederhana seperti koin atau batu, kulit digosok hingga memerah dan muncul bercak yang diyakini sebagai tanda keluarnya “angin” dari tubuh.
Praktik ini begitu populer karena mudah dilakukan, murah, dan diwariskan secara turun-temurun, sehingga banyak orang menganggapnya aman tanpa perlu khawatir. Namun, di balik rasa lega yang muncul setelah dikerok, ternyata ada risiko tersembunyi yang jarang diketahui. Penasaran apa saja risikonya dan mengapa kamu harus lebih berhati-hati sebelum melakukan kerokan lagi?
Yuk, Beauties, simak ulasan lengkapnya di sini!
1. Memar dan Bengkak
Ilustrasi kerokan/foto: pexels.com/Anna Tarazevich
Kerokan dapat menyebabkan memar atau bercak ungu pada kulit karena pecahnya pembuluh darah kecil di bawah permukaan kulit. Menurut Medical News Today, memar ini biasanya bersifat ringan dan hilang dalam beberapa hari dengan perawatan yang tepat. Namun, jika tekanan terlalu kuat atau dilakukan berulang kali pada area yang sama, bisa menyebabkan pembengkakan yang lebih besar dan rasa nyeri.
WebMD juga menekankan bahwa penggunaan alat kerokan yang tidak bersih atau teknik yang salah dapat meningkatkan risiko memar dan pembengkakan. Oleh karena itu, penting untuk memastikan kebersihan alat dan teknik yang benar saat melakukan kerokan.
2. Perdarahan Internal atau Komplikasi Pembuluh Darah
Tekanan berlebihan saat kerokan dapat merusak pembuluh darah yang lebih dalam, menyebabkan perdarahan internal. Healthline menyebutkan bahwa meskipun jarang, kerokan yang terlalu keras dapat menyebabkan perdarahan di bawah kulit, terutama pada individu dengan kondisi medis tertentu.
WebMD juga memperingatkan bahwa orang yang mengonsumsi obat pengencer darah atau memiliki gangguan pembekuan darah harus berhati-hati, karena kerokan dapat memperburuk kondisi tersebut. Oleh karena itu, selalu konsultasikan dengan tenaga medis sebelum melakukan kerokan jika memiliki kondisi kesehatan khusus.
3. Iritasi dan Kemerahan
Ilustrasi kerokan/Foto: Thinkstock
Setelah kerokan, kulit seringkali tampak merah atau iritasi akibat gesekan alat pada permukaan kulit. Reaksi ini biasanya bersifat sementara dan akan hilang dalam beberapa jam hingga satu hari. Namun, pada kulit sensitif, iritasi bisa berlangsung lebih lama dan menyebabkan rasa gatal atau perih.
Medical News Today juga menambahkan bahwa penggunaan minyak atau lotion yang tidak cocok sebelum kerokan dapat meningkatkan risiko iritasi. Oleh karena itu, pilihlah produk yang sesuai dengan jenis kulitmu dan hindari penggunaan bahan yang dapat menyebabkan reaksi alergi.
4. Efek Sistemik yang Tidak Diinginkan
Selain efek lokal pada kulit, kerokan juga dapat memengaruhi sistem tubuh lainnyaKerokan dapat memicu reaksi peradangan ringan sebagai respons tubuh terhadap stres mekanik.
Pada beberapa individu, kerokan dapat memengaruhi sistem saraf dan limfatik, menyebabkan gejala seperti pusing atau kelelahan. Jika merasakan gejala seperti ini setelah kerokan, sebaiknya hentikan dan konsultasikan dengan profesional medis.
5. Pelebaran Pori-pori
Ilustrasi pelebaran pori-pori/www.today.com
Kerokan yang dilakukan secara berulang dapat menyebabkan pori-pori kulit tampak lebih besar. Stimulasi berlebihan pada kulit dapat merusak kolagen dan elastin, yang berfungsi menjaga kekencangan kulit.
WebMD juga menyebutkan bahwa tekanan yang terlalu kuat dapat merusak struktur kulit, menyebabkan pori-pori membesar dan kulit tampak kendur. Untuk mencegahnya, lakukan kerokan dengan lembut dan hindari tekanan yang berlebihan pada kulit.
6. Penularan Penyakit
Penggunaan alat kerokan yang tidak bersih atau dipakai bergantian dapat meningkatkan risiko penularan penyakit. Bakteri atau virus dapat berpindah melalui luka kecil yang mungkin timbul akibat kerokan.
Pentingnya menjaga kebersihan alat dan kulit untuk mencegah infeksi. Selalu pastikan alat kerokan dalam keadaan bersih dan hindari penggunaan bersama untuk mencegah penularan penyakit.
7. Infeksi Kulit
Ilustrasi faktor penularan penyakit/www.baokangtcm.com.my
Luka kecil akibat kerokan dapat menjadi pintu masuk bagi kuman penyebab infeksi. Jika alat kerokan tidak dibersihkan dengan baik atau digunakan pada kulit yang terluka, dapat menyebabkan infeksi kulit.
Infeksi dapat ditandai dengan gejala seperti kemerahan, bengkak, nanah, atau demam. Jika mengalami gejala tersebut setelah kerokan, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
8. Stroke
Meskipun sangat jarang, kerokan yang dilakukan dengan tekanan berlebihan pada area leher dapat memengaruhi pembuluh darah besar dan meningkatkan risiko stroke. Healthline memperingatkan bahwa kerokan di area leher harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan sebaiknya dihindari jika tidak memiliki pengalaman atau pengetahuan yang cukup.
Penting menghindari tekanan yang berlebihan pada area sensitif seperti leher dan kepala untuk mencegah komplikasi serius.
Beauties, itu dia dampak kerokan yang sering tidak disadari banyak orang. Semoga penjelasan ini membantumu untuk lebih memahami potensi bahaya kerokan dan pentingnya berhati-hati dalam melakukannya. Jika kamu merasa ragu atau memiliki kondisi medis tertentu, selalu konsultasikan dengan tenaga medis sebelum melakukan kerokan. Ingat, kesehatanmu adalah prioritas utama!
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!