Ini Penyebab dan Cara Atasi Keputihan Berlebihan Menurut Para Ahli, Beauties Perlu Tahu!
Keputihan adalah campuran cairan dan sel yang secara alami dikeluarkan oleh vagina setiap hari. Keputihan normal membantu menjaga kebersihan dan kesehatan vagina dengan menjaga jaringan tetap lembap, serta melindungi dari infeksi dan iritasi.
Dr. Mary Marnach, seorang ginekolog di Mayo Clinic menjelaskan, keputihan yang normal dapat bervariasi dari putih dan lengket hingga bening dan berair, tergantung pada siklus menstruasi. Namun, perubahan signifikan dalam warna, konsistensi, atau jumlah keputihan dapat menandakan adanya masalah kesehatan.Â
Beauties, mari kita bahas lebih lanjut mengenai penyebab, solusi, pencegahan, dan kapan sebaiknya kamu berkonsultasi dengan dokter terkait keputihan berlebihan.
Penyebab Keputihan Berlebihan
Foto: Getty Images/Yana Iskayeva
Meskipun keputihan merupakan kondisi umum yang dialami oleh banyak perempuan, namun kita perlu mengetahui penyebab atau faktor pendukung mengapa kita mengalami keputihan, apalagi berlebihan. Berikut adalah beberapa penyebab utama keputihan:
1. Infeksi Jamur (Kandidiasis Vagina)
Infeksi jamur, terutama yang disebabkan oleh jamur Candida, adalah salah satu penyebab umum keputihan abnormal. Menurut Dr. Jennifer Robinson dari Mayo Clinic, kandidiasis vagina terjadi ketika ada pertumbuhan berlebih dari jamur Candida di area vagina.
Gejala yang sering muncul meliputi keputihan yang kental dan berwarna putih seperti keju cottage, disertai dengan rasa gatal, kemerahan, dan iritasi di sekitar vagina. Faktor-faktor seperti penggunaan antibiotik, kehamilan, diabetes yang tidak terkontrol, dan sistem kekebalan tubuh yang lemah dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi ini.
2. Vaginosis Bakterialis
Vaginosis bakterialis terjadi akibat ketidakseimbangan bakteri alami di vagina, di mana bakteri "baik" berkurang dan bakteri "jahat" meningkat. Dr. Mary Marnach, seorang ginekolog di Mayo Clinic, menjelaskan bahwa kondisi ini sering menyebabkan keputihan berwarna abu-abu atau putih dengan bau amis yang kuat, terutama setelah berhubungan seksual.
Penyebab pasti vaginosis bakterialis belum sepenuhnya dipahami, namun faktor-faktor seperti memiliki pasangan seksual baru atau berganti-ganti pasangan, serta penggunaan douching, dapat meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini.
3. Penyakit Menular Seksual (PMS)
Beberapa PMS dapat menyebabkan keputihan abnormal. Dr. Jennifer Robinson dari Mayo Clinic menyatakan bahwa infeksi seperti klamidia, gonore, dan trikomoniasis dapat menyebabkan perubahan pada keputihan.
Beberapa PMS dapat menyebabkan keputihan abnormal, antara lain:
- Klamidia:Â Infeksi bakteri yang sering tidak menunjukkan gejala awal, namun dapat menyebabkan keputihan yang berwarna kuning atau hijau, nyeri panggul, dan nyeri saat buang air kecil.
- Gonore: Infeksi bakteri yang menyebabkan keputihan berwarna kuning atau hijau, disertai dengan nyeri panggul dan nyeri saat buang air kecil.
- Trikomoniasis: Infeksi parasit yang menyebabkan keputihan berbusa berwarna kuning atau hijau dengan bau tidak sedap, serta rasa gatal dan nyeri saat buang air kecil.
4. Perubahan Hormonal
Perubahan hormon estrogen dan progesteron selama siklus menstruasi, kehamilan, atau menopause dapat mempengaruhi jumlah dan konsistensi keputihan. Misalnya, selama ovulasi, keputihan cenderung lebih banyak dan encer, sementara menjelang menstruasi, keputihan bisa menjadi lebih kental. Penggunaan kontrasepsi hormonal juga dapat mempengaruhi produksi keputihan.
5. Kebersihan dan Iritasi
Penggunaan produk pembersih vagina yang mengandung pewangi, sabun yang keras, atau douching dapat mengganggu keseimbangan bakteri alami di vagina, menyebabkan iritasi dan keputihan abnormal. Selain itu, kebiasaan memakai pakaian dalam yang ketat dan tidak menyerap keringat dapat menciptakan lingkungan lembap yang mendukung pertumbuhan bakteri dan jamur.
Cara Mengatasi Keputihan Berlebihan
Foto: Getty Images/iStockphoto/Nitcharee Sukhontapirom
Keputihan berlebihan dapat menjadi tanda adanya infeksi atau kondisi medis tertentu. Berikut beberapa solusi yang dapat membantu mengatasi masalah ini:
1. Menjaga Kebersihan Area Genital
Dr. Monte Swarup, seorang dokter kandungan dan pendiri Vaginal Health Hub, menyarankan untuk menjaga kebersihan area genital dengan membersihkannya secara teratur menggunakan air hangat dan menghindari penggunaan produk beraroma yang dapat menyebabkan iritasi. Selain itu, mengenakan pakaian dalam berbahan katun yang bersih dan longgar dapat membantu menjaga area tersebut tetap kering dan mencegah pertumbuhan bakteri.
2. Menghindari Douching
Dr. Felice Gersh, spesialis kesehatan reproduksi dan penulis buku "PCOS SOS: A Gynecologist's Lifeline To Naturally Restore Your Rhythms, Hormones, and Happiness," menekankan bahwa douching dapat mengganggu keseimbangan bakteri alami di vagina dan meningkatkan risiko infeksi. Oleh karena itu, sebaiknya hindari praktik ini untuk menjaga kesehatan vagina.
3. Pola Hidup Sehat
Mengadopsi gaya hidup sehat dapat membantu mencegah keputihan berlebihan. Healthline merekomendasikan untuk mengonsumsi diet seimbang, minum banyak air, dan berolahraga secara teratur. Selain itu, menjaga tingkat stres tetap rendah dan memastikan area vagina tetap bersih dan kering juga penting.
4. Penggunaan Obat sesuai Resep
Jika keputihan disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur, penting untuk mengikuti pengobatan yang diresepkan oleh dokter. Healthline menekankan pentingnya mengambil semua obat sesuai dengan resep untuk memastikan infeksi teratasi sepenuhnya dan mencegah kekambuhan.
5. Konsultasi dengan Profesional Kesehatan
Jika keputihan berlebihan disertai dengan gejala lain seperti nyeri, gatal, atau bau yang tidak sedap, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Dr. Jennifer Robinson dari Mayo Clinic menyarankan untuk mencari bantuan medis guna mendapatkan diagnosis yang tepat dan perawatan yang sesuai.
8 Kebiasaan untuk Mencegah Keputihan Berlebihan
Menjaga pola makan bisa menjadi salah satu langkah pencegahan/Foto: Freepik/freepik
Untuk mencegah keputihan yang tidak normal, berikut adalah beberapa langkah yang direkomendasikan oleh para ahli:
1. Hindari Douching
Praktik douching atau membilas bagian dalam vagina dengan cairan tertentu dapat mengganggu keseimbangan bakteri alami di vagina dan meningkatkan risiko infeksi. Menurut Mayo Clinic, douching dapat menyebabkan iritasi dan meningkatkan risiko infeksi.
2. Gunakan Pakaian Dalam yang Tepat
Memilih pakaian dalam berbahan katun yang bersih dan menjaga area vagina tetap kering dapat membantu mencegah infeksi. Hindari penggunaan produk beraroma di sekitar area vagina, seperti sabun atau semprotan beraroma, karena dapat menyebabkan iritasi.
3. Perhatikan Perubahan pada Keputihan
Perubahan warna, tekstur, atau jumlah keputihan dapat menjadi indikator adanya masalah kesehatan. Healthline menyarankan untuk memperhatikan perubahan ini dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan jika terjadi perubahan yang signifikan.Â
4. Praktikkan Kebersihan yang Baik
Menjaga kebersihan area genital dengan membersihkannya secara teratur dan menghindari penggunaan produk produk kewanitaan yang mengandung pewangi adalah langkah tepat yang bisa kita lakukan agar tidak mengganggu keseimbangan pH vagina dan meningkatkan risiko iritasi serta keputihan. Selain itu, pastikan area tersebut tetap kering untuk mencegah kelembapan berlebih yang dapat memicu pertumbuhan jamur.Â
5. Menghindari Penggunaan Semprotan Air
Para ahli juga menekankan untuk tidak membersihkan area vagina dengan semprotan air, karena dapat mematikan bakteri baik yang berfungsi melindungi vagina dari infeksi.
6. Menghindari Penggunaan Pantyliner secara Terus-menerus
Penggunaan pantyliner setiap hari dapat menghambat sirkulasi udara di area vagina, terutama jika tidak sering diganti, sehingga meningkatkan risiko keputihan.Â
7. Menghindari Pakaian yang Terlalu Ketat
Mengenakan pakaian yang terlalu ketat dapat menyebabkan area vagina menjadi lembap, sehingga meningkatkan risiko pertumbuhan bakteri dan jamur penyebab keputihan.Â
8. Mengonsumsi Makanan Sehat
Pola makan yang sehat dan seimbang dapat membantu menjaga kesehatan vagina dan mencegah keputihan yang tidak normal.
Kapan Sebaiknya Pergi ke Dokter?
Ilustrasi konsultasi pada dokter untuk penanganan keputihan berlebihan/Foto: Freepik/freepik
Sebaiknya kamu segera memeriksakan diri ke dokter apabila keputihan yang kamu alami berlangsung secara berlebihan, berbau tidak sedap, berwarna kekuningan, kehijauan, atau bercampur darah, serta disertai rasa gatal, panas, atau nyeri di area vagina. Kondisi tersebut bisa menjadi tanda adanya infeksi atau gangguan kesehatan yang membutuhkan penanganan medis lebih lanjut. Â
Menjaga kesehatan area kewanitaan adalah langkah penting untuk mendukung kualitas hidup yang lebih baik. Mulai sekarang, yuk lebih peka terhadap perubahan tubuhmu dan jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter demi kesehatan reproduksi yang optimal!
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!