Beauties, pernah dengar tentang diet klimatarian? Tidak seperti diet pada umumnya, fokus utama diet klimatarian adalah untuk mengurangi efek perubahan iklim dan meningkatkan kesehatan bumi kita.
Seperti yang kita tahu, efek dari pemanasan global sangat berdampak buruk untuk bumi. Melansir dari Health, simak lebih lanjut mengenai diet eco-friendly satu ini.
Apa Itu Diet Klimatarian?
Penjelasan diet klimatarian/Foto: Freepik.com/timolina |
Diet klimatarian bukanlah diet tradisional yang mengharuskan pengikutnya untuk mematuhi pedoman makan yang ketat. Sebaliknya, diet ini berfokus pada makanan yang tidak berkontribusi terhadap kerusakan lingkungan.
Pola makan diet klimatarian tidak hanya baik untuk melindungi bumi, tapi juga melindungi kesehatan tubuh. Suhu ekstrem yang terjadi pada bumi meningkatkan risiko serangan panas. Sementara iklim yang memanas dapat mengancam kualitas dan produksi makanan.
Pedoman Utama Pemilihan Jenis Makanan
Pedoman memilih makanan/Foto: Freepik.com/fabrikasimf |
Ada beberapa pedoman utama yang dipegang oleh pengikut diet klimatarian dalam memilih makanan, seperti:
- Makanan tidak memerlukan sumber daya alam, seperti tanah dan air, dalam jumlah besar.
- Makanan tidak berkontribusi pada polusi.
- Makanan tidak menyebabkan pengasaman laut, yang dapat membahayakan tanaman dan hewan air.
- Makanan tidak menyumbang emisi gas rumah kaca, yang memerangkap radiasi dari matahari dan menyebabkan pemanasan global.
- Makanan tidak menggunakan kemasan plastik atau kemasan yang merusak lingkungan.
Jenis Makanan yang Direkomendasikan
Makanan yang direkomendasikan/Foto: Freepik.com/azerbaijan_stockers |
Menurut sebuah artikel yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America menyebutkan bahwa makanan dengan dampak lingkungan terendah juga mengurangi risiko kematian seseorang.
Berikut adalah jenis makanan yang direkomendasikan dalam diet klimatarian:
- Kacang-kacangan: Makanan ini secara alami memperkaya tanah dengan nutrisi dan memperbaiki struktur tanah secara keseluruhan, yang berarti dapat menghasilkan lebih banyak tanaman. Ditambah, kacang-kacangan mengurangi kebutuhan akan pupuk sintetis yang meningkatkan polusi air dan emisi gas rumah kaca.
- Produk Lokal Musiman: Pengikut diet ini mengonsumsi produk yang ditanam secara lokal di setiap musim karena mengurangi kebutuhan untuk pengolahan makanan, pengemasan, dan polusi. Selain itu, produk yang ditanam secara lokal masih terjaga nutrisinya karena mengalami sedikit proses pemasakan.
- Biji-bijian Utuh: Makanan seperti beras merah dan gandum juga merupakan elemen penting dari pola makan yang sehat dan ramah lingkungan. Umumnya, biji-bijian membutuhkan lebih sedikit air daripada tanaman lain.
- Jamur: Hal menarik dari jamur adalah mereka dapat tumbuh di limbah makanan lain, seperti sekam almond, sekam kapas, dan tongkol jagung, yang dapat mengurangi limbah makanan di pembuangan sampah. Budidaya jamur juga membutuhkan lahan dan air yang sedikit. Selain itu, gas karbondioksida yang dikeluarkan juga relatif lebih kecil.
Jenis Makanan yang Dihindari
Makanan yang dihindari/Foto: Freepik.com/timolina |
Ada beberapa jenis makanan yang harus dihindari ketika mengikuti pola diet klimatarian karena berdampak negatif pada lingkungan. Berikut adalah daftar makanan yang harus dihindari:
- Daging merah: Daging merah menyumbang sebanyak 41 persen emisi gas rumah kaca dari seluruh industri peternakan. Selain itu, mengurangi konsumsi daging merah juga dapat mengurangi risiko kanker.
- Produk Susu: Selain daging merah, produk susu juga berkontribusi paling besar terhadap emisi gas rumah kaca dari industri peternakan. Tapi jika menyangkut kesehatan, penelitian tentang membatasi asupan susu sangat beragam.
- Minyak Kelapa Sawit: Produksi minyak kelapa sawit yang berasal dari buah kelapa tertentu telah dikaitkan dengan deforestasi dan perusakan habitat bagi banyak spesies yang terancam punah.
- Gula: Berdasarkan sebuah studi tahun 2020 yang diterbitkan oleh Annals of Agriculture Sciences menyebutkan bahwa produksi tebu dapat menurunkan keanekaragaman hayati, berkontribusi dalam polusi udara, emisi gas rumah kaca, dan pengasaman tanah.
- Makanan Olahan Tinggi: Tidak hanya mengandung gula dan minyak kelapa sawit, makanan olahan juga cenderung menggunakan kemasan plastik. Selain itu, sebuah studi yang diterbitkan Nutrients tahun 2022 menyebutkan bahwa untuk setiap 10 persen peningkatan kalori dari makanan olahan, ada risiko kematian 15 persen lebih tinggi.
Itulah penjelasan singkat mengenai diet klimatarian. Bagaimana, Beauties? Kamu tertarik untuk mencobanya?
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!