
Mengenal Duck Syndrome, Gangguan Psikologis yang Rentan Dialami Anak Muda, Mungkin Kamu Pernah Mengalaminya!

Kesehatan mental merupakan hal penting yang harus dijaga setiap orang. Keadaan mental yang sehat akan menjadikan kita lebih produktif, lebih positif, serta baik dalam bersosialisasi. Tentunya ini akan membuat hidup kita terasa lebih nyaman dan tenang.
Pada dasarnya, setiap orang bisa berisiko mengalami gangguan kesehatan mental, baik itu usia tua maupun muda. Namun, anak muda dengan produktivitas yang tinggi cenderung lebih mudah stres dan merasa tertekan.
Dilansir dari Mental Health UK, 50% masalah kesehatan mental terjadi pada usia 14 tahun dan 75% terjadi pada usia 24 tahun. Hal ini tentu harus kita jadikan perhatian lebih ya, Beauties. Salah satu caranya adalah dengan mengenali dan menyadari berbagai isu kesehatan mental yang rentan dialami anak muda, seperti duck syndrome.
Untuk tahu lebih lanjut tentang duck syndrome, simak artikel berikut ini, ya!
Apa Itu Duck Syndrome?
![]() Ilustrasi gangguan psikologis "duck syndrome"/foto: freepik.com/wirestock |
Dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin terlihat baik-baik saja. Bisa saja kita terlihat bahagia, ceria, dan menjalani hidup yang nyaman. Padahal, di balik itu kita merasa tertekan akan banyak hal, mulai dari nilai yang kurang memuaskan, prestasi yang terlihat kurang dibandingkan orang lain, hingga tuntutan keluarga agar bisa meraih ini dan itu. Fenomena inilah yang disebut dengan duck syndrome.
Sebenarnya, duck syndrome tidak resmi dikategorikan sebagai sebuah penyakit mental. Namun, gangguan ini kerap terjadi di kalangan anak muda seperti mahasiswa sehingga menjadi sebuah fenomena.
Medicinet menjelaskan bahwa penamaan duck syndrome ini dikarenakan gangguan ini diibaratkan seperti bebek yang terlihat tenang mengapung di atas air. Padahal di bawah air kakinya sedang panik mendayung agar tetap stabil di atas air. Hal serupa sering dialami oleh para anak muda yang terlihat tenang di luar, padahal pikirannya panik akan tuntutan akademik, sosial, dan masyarakat.
Walaupun tidak terlihat cukup berbahaya, duck syndrome dikhawatirkan dapat memicu berbagai gangguan lain yang berbahaya, seperti depresi dan gangguan kecemasan. Maka dari itu, gangguan psikologis ini harus segera diselesaikan agar tidak berlarut-larut.
Apa Penyebab dan Gejalanya?
![]() Gejala duck syndrome/foto: pexels.com//lizasummer |
Ada beberapa hal yang kerap menjadi penyebab dari sindrom ini, seperti tuntutan akademik, lingkungan yang kompetitif dan menuntut kesempurnaan, pola orang tua yang terlalu campur tangan dalam kehidupan anak-anak, pengaruh media sosial, dan kepercayaan diri yang rendah.
Walaupun mungkin terlihat baik-baik saja, seseorang dengan duck syndrome pasti mengalami kesulitan akibat tekanan-tekanan tersebut. Dilansir dari Better Help, beberapa gejala yang bisa saja dialami oleh penderita duck syndrome adalah stres berkepanjangan, merasa cemas, mudah marah, sulit tidur, sering sakit kepala, hingga sulit berkonsentrasi.
Bagaimana Penanganannya?
![]() Penanganan duck syndrome oleh psikolog/foto: pexels.com/shvetsproduction |
Ketika kamu mengalami gejala-gejala di atas, alangkah baiknya jika kamu segera menemui dokter atau psikolog. Hal ini agar gangguan psikologis yang sedang kamu alami tidak semakin parah dan dapat segera diatasi dengan baik. Selain pertolongan dari ahli, kamu juga bisa membantu dirimu dengan mengatur penggunaan media sosial, rutin meluangkan me time, serta menjalani pola hidup yang lebih sehat.
Nah, itu dia penjelasan lengkap mengenai gangguan psikologis “duck syndrome” yang rentan dialami anak muda. Mulai sekarang, kita harus belajar untuk lebih mencintai diri sendiri, ya!
-----------------
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!