Mengenal Serba-serbi Olahraga Padel, Tren Baru yang Sedang Naik Daun di Dunia

Nindya Putri Hermansyah | Beautynesia
Sabtu, 20 Sep 2025 20:30 WIB
Tren Bisnis, Media, dan Masa Depan Padel
Ilustrasi bermain padel/padelnewzealand.org.nz

Beauties, tentunya kamu sudah tidak asing dengan olahraga padel ya? Olahraga raket satu ini sedang ramai dibicarakan di berbagai belahan dunia.

Sekilas mirip dengan tenis atau squash, tapi padel punya karakter unik yang membuatnya berbeda. Dari lapangan berdinding kaca hingga cara main yang lebih seru dan dinamis, padel berhasil memikat jutaan orang dalam waktu singkat. Tak heran jika banyak yang menyebut olahraga ini sebagai tren baru yang tak boleh kamu lewatkan.

Jadi, apa sebenarnya yang membuat padel begitu istimewa dan kenapa popularitasnya terus melesat? Simak yuk!

Asal dan Perkembangan Global Padel

Ilustrasi lapangan padel/Macron: www.macron.com/eu/what-is-padel

Dilansir dari BBC Sport, padel pertama kali lahir di Acapulco, Meksiko, pada tahun 1969. Seorang pengusaha bernama Enrique Corcuera menciptakan olahraga ini dengan memodifikasi halaman rumahnya menjadi lapangan raket yang unik.

Ia membangun dinding kaca dan kawat di sekitar lapangan, lalu menggabungkan elemen tenis dan squash. Ide sederhana inilah yang kemudian berkembang menjadi cikal bakal padel modern yang kita kenal sekarang.

Meski berasal dari Meksiko, popularitas padel justru meledak di Spanyol. Menurut data yang juga dikutip BBC Sport, Spanyol kini memiliki jutaan pemain aktif, bahkan jumlah lapangan padel terus bertambah pesat setiap tahunnya. Dari sana, olahraga ini merambah ke Italia, Prancis, hingga Timur Tengah, dan belakangan mulai populer di Amerika serta Asia.

Dengan pertumbuhan cepat ini, padel kini dianggap sebagai salah satu olahraga dengan perkembangan tercepat di dunia.

Aturan dan Karakteristik Permainan

Ilustrasi olahraga padel/Playtomic: playtomic.com/blog

Dilansir dari ESPN, padel dimainkan di lapangan berukuran 20 meter x 10 meter, lebih kecil dari lapangan tenis biasa. Ciri khasnya adalah dinding kaca atau kawat yang mengelilingi lapangan, di mana bola masih bisa dimainkan ketika memantul dari dinding tersebut. Hal ini membuat rally jadi lebih panjang dan menantang, sekaligus menambah keseruan permainan dibanding tenis tradisional.

Berbeda dari tenis, raket padel tidak menggunakan senar. Raket padel berbentuk padat dengan permukaan berlubang-lubang. Permainan biasanya dilakukan dalam format ganda, dua lawan dua, dengan sistem skor yang sama seperti tenis.

Namun, servis dalam padel harus dilakukan di bawah pinggang dan bola harus memantul sekali sebelum bisa dipukul. Peraturan ini membuat padel lebih mudah dipelajari pemula, sekaligus tetap menantang bagi pemain berpengalaman.

Jumlah pemain padel umumnya empat orang, Beauties, dimainkan dalam format ganda dua lawan dua. Permainan tunggal memang ada, tapi sangat jarang digunakan karena lapangan padel didesain khusus untuk permainan ganda. Format ini membuat padel lebih sosial, interaktif, dan seru dibanding banyak olahraga raket lainnya.

Manfaat Kesehatan dan Kebugaran

Ilustrasi fleksibilitas kaki dalam bermain padel/padelnewzealand.org.nz

Practising padel secara reguler meningkatkan kebugaran kardiorespirasi, kekuatan tubuh bagian atas, kekuatan genggaman tangan, kecepatan, dan kelincahan. Perempuan yang bermain padel secara rutin memiliki kondisi fisik yang lebih baik dibandingkan dengan yang tidak aktif, termasuk komposisi tubuh, daya tahan, dan postur tubuh.

Selain aspek fisik, manfaat psikologis‐sosialnya juga signifikan: olahraga ini menyediakan kesempatan untuk bersosialisasi, mengurangi stres, dan dapat meningkatkan motivasi aktivitas fisik, terutama bagi mereka yang sebelumnya tidak rutin berolahraga.

Sebagai contoh, narasi kesehatan‐psikologis pada tinjauan sistematik di jurnal Frontiers menyebut keterkaitan partisipasi dalam padel dengan kesejahteraan psikologis orang dewasa. 

Risiko dan Cedera yang Perlu Diperhatikan

Ilustrasi media bermain padel/padelnewzealand.org.nz

Meski padel terbilang menyenangkan dan mudah dimainkan, olahraga ini juga memiliki risiko cedera yang perlu diperhatikan. Dilansir dari BMJ Open Sport & Exercise Medicine, cedera paling sering terjadi pada siku, bahu, lutut, dan punggung bawah. Cedera jenis tendonitis pada siku dan pergelangan tangan cukup dominan, terutama karena gerakan repetitif saat memukul bola.

Universidad Politécnica de Madrid juga menegaskan bahwa padel termasuk olahraga dengan prevalensi cedera cukup tinggi. Cedera otot, tendon, dan sendi tercatat sering dialami oleh atlet papan atas, terutama mereka yang bermain dengan intensitas tinggi dan jadwal pertandingan padat. Para ahli menekankan pentingnya pemanasan, teknik pukulan yang benar, serta penggunaan raket dan sepatu yang sesuai untuk meminimalkan risiko cedera.

Tren Bisnis, Media, dan Masa Depan Padel

Ilustrasi bermain padel/padelnewzealand.org.nz

Dilansir dari Forbes, industri padel global kini bernilai miliaran dolar, mencakup produksi raket, bola, apparel, hingga pembangunan lapangan yang terus meningkat. Banyak investor besar di sektor olahraga mulai melirik padel sebagai pasar potensial karena lonjakan minat masyarakat di Eropa, Timur Tengah, dan Amerika.

Selain itu, pembangunan fasilitas padel di Asia menunjukkan bahwa olahraga ini berpotensi menjadi fenomena global layaknya tenis. Di Indonesia sendiri tercatat dengan 134 lapangan permanen di tujuh provinsi, terbanyak di Bali dan Jakarta.

PBPI yang resmi masuk KONI Pusat sejak 2024 sudah menggelar Sirkuit Indonesia Open 2025 sebagai ajang pembinaan atlet. Meski masih terkendala sebaran lapangan dan biaya sewa tinggi, minat masyarakat terus naik, bisnis perlengkapan mulai tumbuh, dan padel berpotensi tampil di ajang internasional seperti SEA Games hingga Asian Games.

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(ria/ria)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE