
PPKM Dicabut, Bagaimana dengan Aturan Pakai Masker? Ini Kata Dinkes DKI!

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di seluruh wilayah Indonesia resmi dicabut sejak Jumat (30/12). Sejak PPKM tidak lagi diberlakukan, penggunaan masker memang tidak lagi menjadi hal yang wajib. Namun, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menyarankan warga memakai masker di kondisi-kondisi tertentu.
Misalnya, saat seseorang tengah tidak fit dan berpotensi menularkan virus. Pandemi COVID-19 disebut Widyastuti seharusnya membudayakan kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), agar infeksi virus maupun bakteri bisa terhindar.
"Saat ini memang masker bisa dilepas, tapi kami mengimbau warga kita kan sebelumnya belum terbiasa bermasker, mumpung sekarang belajar dari pandemi, harusnya ada kebiasaan baru masker ini bisa digunakan saat sedang sakit, batuk bersin, itu kan ada potensi penularan kepada orang lain," tutur Widyastuti dalam bincang-bincang bersama di RRI Pro 1, Rabu (18/1).
![]() |
Begitu pula jika berada di kerumunan dan ruangan tertutup, sebaiknya masker tetap digunakan. "Ya kecuali kalau sedang di ruangan terbuka, orangnya sedikit, itu aman tidak dipakai," kata dia.
Dinkes DKI disebut Widyastuti tetap menyiapkan tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan di tengah kekhawatiran kasus COVID-19 kembali melonjak. Ia juga menekankan masyarakat khususnya lansia dan pengidap komorbid, segera melanjutkan vaksinasi COVID-19 dua dosis dengan booster.
Pasalnya, angka kematian COVID-19 yang relatif tinggi berasal dari dua kelompok tersebut. "Saat ini di DKI Jakarta vaksin yang tersedia Pfizer dan Zifivax, silahkan pilih yang sesuai," terang dia.
![]() |
Terpisah, Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta dr Ngabila Salama mewanti-wanti kasus COVID-19 meninggal yang belakangan dilaporkan belum menerima vaksinasi booster.
"Dapatkan vaksinasi booster segera, 85 persen yang meninggal COVID-19 di DKI Jakarta memiliki jarak vaksin terakhir lebih dari 6 bulan," kata dia kepada detikcom melalui keterangan tertulis, Rabu (18/1).
"Booster dapat melipatgandakan jumlah antibodi dalam tubuh kita untuk membunuh virus yang masuk. Misalnya tadinya tinggal 10 kita lipatgandakan jadi berjumlah banyak. Terus demikian," lanjutnya.
Sepanjang 2022, kasus kematian COVID-19 didominasi pada beberapa kelompok. Apa saja? Lanjutkan membaca DI SINI!
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!