Sederet Hal yang Perlu Kamu Pahami Soal Perimenopause, Fase Menjelang Menopause
Menopause merupakan fase yang pasti akan dialami oleh setiap perempuan. Menopause menjadi tanda berakhirnya siklus menstruasi atau masa kesuburan perempuan. Hal tersebut tak dapat dihindari. Bahkan menopause pun juga dapat terjadi lebih cepat sebelum waktunya yang dikenal sebagai menopause dini.
Berbeda dengan menopause dini dan menopause itu sendiri, kamu juga perlu mengenal perimenopause, nih, Beauties. Perimenopause merupakan fase jelang menopause yang terjadi pada perempuan pada usia tertentu. Sayangnya tak banyak perempuan yang mengetahui hal ini.
Lantas, apa saja yang perlu diketahui tentang perimenopause? Yuk, simak ulasannya berikut berikut ini!
Mengenal Perimenopause
![]() Ilustrasi/Foto: Freepik.com/freepik |
Perimenopause merupakan sebuah transisi alamiah yang terjadi menjelang menopause, biasanya terjadi dimulai pada usia 51 tahun. Melansir dari Womens Health Magazine, perimenopause merupakan periode waktu ketika perempuan masih mengalami siklus menstruasi yang lebih sering atau lebih jarang terjadi. Fase ini pun juga menjadi tanda akhir dari masa reproduksi perempuan.
Menurut Dr. Heather Currie, juru bicara dari Royal College of Obstetricians and Gynecologists, perimenopause terjadi karena adanya penyesuaian pada ovarium dari yang sebelumnya bekerja normal dan menghasilkan keseimbangan hormon reproduksi menjadi tak lagi memproduksi hormon tersebut. Perempuan yang memasuki fase ini rata-rata hormon estrogennya akan mengalami naik turun selama sekitar 28 hari dan menyebabkan menstruasi menjadi tak lagi teratur.
Kapan Perimenopause Terjadi?
Jika menopause umumnya terjadi pada usia 51 tahun ke atas, fase perimenopause dapat terjadi mulai usia sekitar 30 hingga 40 tahun ke atas. Pada usia berapapun perimenopause terjadi, setiap perempuan akan mengalami penurunan estrogen dan hormon lain yang membuat tubuh mereka rusak. Fase ini mengakibatkan perempuan akan mengalami perubahan siklus menstruasi, kondisi kulit, hingga suasana hati.
Dilansir dari The North American Menopause Society, perimenopause dapat berlangsung selama 4 hingga 8 tahun dan hal ini pun merupakan transisi alamiah yang akan dialami oleh setiap perempuan. Fase ini pun akan berakhir saat perempuan telah melewati 12 bulan tanpa menstruasi dan akhirnya masuk ke tahap menopause, dikutip dari Web MD.
Hal-Hal yang Perlu Diketahui dari Fase Perimenopause
Ilustrasi/Foto: Freepik
Meskipun perimenopause jadi hal yang tak dapat dielakkan, tentu kebanyakan perempuan tidak benar-benar siap jika hal itu terjadi. Apalagi saat garis kerutan mulai muncul dan merubah penampilan secara fisik.
Apa saja hal yang perlu diketahui dari perimenopause? Melansir dari berbagai sumber, berikut jawabannya!
Gejala Awal Tak Dapat Dikenali Pasti
![]() Insomnia/Foto: Pexels.com/cottonbro-studio |
Melansir dari Womens Health Magazine, siklus menstruasi setiap perempuan bervariasi, mulai tujuh hari atau lebih. Bahkan beberapa kasus, siklus tersebut dapat terjadi dalam jangka waktu yang lebih pendek. Umumnya perempuan yang mengalami perimenopause akan mengalami masalah insomnia, keringat pada malam hari, sakit kepala, hingga perubahan suasana hati.
Perhatikan Tingkat Kesehatan Tulang
Ilustrasi/Foto: Pexels.com/Kindel Media |
Kesehatan tulang pada perempuan erat kaitannya dengan hormon estrogen. Melansir dari Women's Health Magazine, pada faseperimenopause umumnya akan terjadi pengeroposan tulang sebesar 10 persen hingga 20 persen pada tahun-tahun setelah menopause dan menjadi penyebab osteoporosis. Sehingga tulang rentan mengalami rapuh dan patah tulang. Maka dari itu perempuan yang mengalamiperimenopause disarankan untuk meningkatkan konsumsi protein dan melakukan latihan kekuatan.
Gejala Perimenopause Berubah-ubah
Gejala umum perimenopause yaitu siklus menstruasi berubah-ubah dan menurunnya kadar hormon estrogen. Faktanya, kondisi itu dapat berubah-ubah. Pada masa awal perimenopause kadar hormon tersebut dapat menjadi tinggi, bahkan dari kondisi yang pernah terjadi.
Melansir dari Women's Health Magazine, hal ini dapat terjadi karena kadar hormon progesteron yang bekerja bersimbiosis dengan hormon estrogen sudah mulai menurun. Gejala hormon estorogen yang rendah dapat menyebabkan seseorang mengalami nyeri sendi, keringnya vagina, perubahan memori, menurunnya hasrat seks, hingga depresi.Â
Masih Memungkinkan untuk Hamil
![]() Hamil/Foto: Pexels.com/andre-furtado |
Melansir dari Webmd, fase perimenopause menyebabkan perempuan mengalami penurunan tingkat kesuburan. Banyak yang menganggap pada usia 30 tahun hingga 40 tahun perempuan tak lagi dapat hamil karena hal tersebut. Faktanya, pada fase perimenopause masih dapat memungkinkan perempuan untuk bisa hamil.Â
Mempengaruhi Kesehatan Mental
![]() Depresi/Foto: pexels.com/engin-akyurt |
Perimenopause dapat mempengaruhi kesehatan mental perempuan, seperti gangguan kecemasan dan depresi. Melansir dari Healthline, sebuah studi penelitian yang diterbitkan dalam Archives of General Psychiatry pada tahun 2000-an menemukan bahwa perempuan yang memasuki fase perimenopause dua kali lebih mungkin mendapatkan diagnosis gangguan depresi mayor. Penelitian tersebut juga menemukan jumlah paling signifikan perempuan yang melaporkan depresi adalah mereka yang mengalami gejala hot flashes atau sensasi rasa panas yang muncul secara tiba-tiba.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia, B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!


Ilustrasi/Foto: Pexels.com/Kindel Media
