Sering Meragukan Diri Sendiri? Jangan-Jangan Kamu Alami Impostor Syndrome

Jovita | Beautynesia
Jumat, 25 Sep 2020 23:00 WIB
Sering Meragukan Diri Sendiri? Jangan-Jangan Kamu Alami Impostor Syndrome
Impostor Syndrome/ Foto: Pexels.com

Beautynesian, apakah kamu termasuk orang yang selalu bersifat rendah diri dalam pekerjaan? Apakah kamu juga sering merasa tidak pantas untuk mendapatkan penghargaan dan apresiasi? Tidak hanya itu, apakah kamu juga sering merasa tidak seperti diri sendiri saat berinteraksi dengan orang-orang kantormu?

Jika iya, analisis dan kenali gejalanya psikologis yang kamu alami dengan tepat, tanyakan kepada ahli atau psikolog tentang hal-hal yang kamu rasakan, apakah termasuk sifat normal atau justru adalah tanda dari impostor syndrome?

1. Apa itu Impostor Syndrome?

Sindrom yang Terus Meragukan Diri Sendiri/ Foto: Pexels.com
Sindrom yang Terus Meragukan Diri Sendiri/ Foto: Pexels.com

Impostor syndrome atau sindrom penipu adalah sebuah kondisi psikolgis dimana seseorang merasa tidak pantas dan tidak sekompeten yang dilihat oleh orang lain. Sederhananya, ini adalah sindrom yang membuat orang merasa seperti 'palsu'. Apapun yang dicapai, semua keberhasilan yang didapatkan, hingga seluruh hal baik yang dialami dianggap sebagai keberuntungan yang tidak pantas didapatkan oleh orang tersebut.

Orang dengan sindrom ini akan terus merasa cemas. Seolah-olah suatu hari orang-orang akan tahu bahwa dirinya hanyalah seorang penipu yang tidak berhak mengakui segala prestasi dan keberhasilan yang telah diperoleh.

Istilah tersebut pertama kali digunakan oleh psikolog Suzanna Imes dan Pauline Rose Clance pada tahun 1970-an. Saat itu, mereka meneliti perempuan berprestasi yang cenderung tidak mempercayai kemampuan mereka sendiri. Setelah itu, banyak orang yang kemudian meneliti sindrom ini hingga makna dan pengertian dari impostor syndrome jadi lebih dalam lagi.

Sebenarnya sindrom ini tidak tergolong penyakit jiwa karena impostor syndrome tidak tercatat dalam Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ), Namun, meskipun seperti itu, banyak penelitian yang menunjukkan bahwa sindrom ini sering diikuti gejala-gejala gangguan cemas hingga depresi.

2. Apa Saja Tanda Seseorang Mengalami Impostor Syndrome

Takut Tidak Memenuhi Harapan/ Foto: Pexels.com
Takut Tidak Memenuhi Harapan/ Foto: Pexels.com

Adapun beberapa tanda umum dari dialami pengidap sindrom ini meliputi:

  • Perasaan meragukan diri sendiri
  • Ketidakmampuan untuk menilai kompetensi dan keterampilan diri sendiri secara realistis
  • Mengaitkan kesuksesan pribadi dengan faktor eksternal
  • Memarahi diri sendiri atas kinerja yang sudah dilakukan
  • Ketakutan bahwa kamu tidak akan memenuhi harapan
  • Terlalu berprestasi tapi tidak bisa merasakannya
  • Menetapkan standar tujuan yang sangat menantang dan merasa sangat frustrasi apabila gagal dalam standar tersebut.

Sindrom ini biasanya bisa muncul akibat dari pengalaman pribadi sedari kecil. Orang yang tumbuh besar dalam keluarga yang selalu mengutamakan prestasi punya potensi mengalami impostor syndrome yang lebih besar.

Selain itu masyarakat yang berasal dari kaum minoritas (misalnya dari segi ras, suku, etnis, agama, jenis kelamin, tingkat pendidikan, atau latar belakang ekonomi) juga berpotensi mengalami sindrom ini.

3. Cara Menghadapi Impostor Syndrome

Hadapi Sindrom Ini Bersama Orang Terdekat/ Foto: Pexels.com
Hadapi Sindrom Ini Bersama Orang Terdekat/ Foto: Pexels.com

Salah satu cara terbaik untuk menghadapi sindrom ini adalah melepaskan pikiran dan prasangka-prasangka yang selama ini kamu serang kepada diri sendiri. Berhenti mengajukan pertanyaan yang terlalu mengkritisi diri sendiri. Cukup sadari bahwa pikiran itu ada, amati dan lepaskan. Jangan terlalu melibatkan diri pada pikiran tersebut. 

Selain itu, kamu juga bisa membangun pola pikir dari sudut pandang yang berbeda bahwa di dunia ini memang tidak ada yang sempurna dan kamu sudah melakukan hal terbaik sebisa mungkin. Tidak perlu terpaku pada standar yang terlalu tinggi karena manusia tidak perlu jadi sempurna. Hal ini bisa membangun kepercayaan diri yang kamu miliki.

Terakhir adalah curhat dengan orang-orang terdekat yang memang mengerti pikiran dan perasaanmu. Bercerita kepada orang-orang yang sungguh peduli denganmu akan menghilangkan kecemasan yang dirasakan. Kamu akan merasa tidak sendirian, di sini ada orang-orang yang selalu ada untukmu dan mendukung saat susah maupun senang.

(hld/hld)
CERITA YUK!
Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Theme of The Month :

Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE