Beauties, apakah ketika sedang beres-beres rumah dan menemukan barang, kamu merasa sulit untuk membuangnya? Kamu lebih memilih untuk menyimpannya karena merasa barang tersebut bernilai sentimental. Akibatnya rumah, kamar, atau ruanganmu dipenuhi oleh barang dan terasa sesak.
Nah, bisa jadi karena kebiasaan tersebut kamu terkena hoarding disorder, Beauties! Lantas, apa itu hoarding disorder? Berikut adalah penjelasannya.
Apa Itu Hoarding Disorder?
![]() Ilustrasi rumah berantakan/Unsplash/Onur Bahçıvancılar |
Hoarding disorder adalah gangguan mental atau perilaku yang gemar menimbun barang serta sulit membuang barang. Hal ini karena barang tersebut dinilai memiliki nilai sentimental, sejarah, atau merasa akan digunakan di kemudian hari.
Dilansir dari psychiatry.org seseorang yang mengalami hoarding disorder sangat sulit untuk berpisah dari barang-barang di sekitarnya atau barang yang dimilikinya. Ia akan sulit membuang barang tersebut dan selalu berusaha untuk menyelamatkan barang-barang yang dimilikinya. Sehingga, ruangan atau rumah yang ditempati dipenuhi oleh barang serta mengganggu kemampuan untuk menggunakan suatu ruang bagi kehidupan.
Perbedaan Hoarding Disorder dan Kolektor
![]() Ilustrasi rumah berantakan/Foto: freepik/user15285612 |
Hoarding disorder sangat berbeda dengan kolektor. Kolektor biasanya akan mengumpulkan barang sesuai dengan fokusnya, terorganisir, dan disengaja. Barang yang sudah didapatkan oleh kolektor biasanya akan dipajang, dikagumi, dan ditampilkan pada orang lain.
Sementara orang yang mengalami hoarding disorder cenderung mengumpulkan barang yang tidak penting maupun kekonsistenan tema dalam barang yang ia simpan. Karena itulah perilaku suka menimbun barang bisa dimasukkan dalam ciri gangguan penimbunan.
![]() (sumber foto: freepik/wayhomestudio) |
Seseorang yang mengalami hoarding disorder akan sangat berdampak bagi kehidupan, mulai dari gaya hidup, aktivitas, kesehatan maupun keselamatan, serta bisa menimbulkan konflik dari orang-orang sekitarnya. Contohnya seperti kemarahan dari anggota keluarga, keengganan seseorang untuk memasuki tempat tinggalnya, dan lainnya.
Gejala Hoarding Disorder
Ada beberapa gejala dari hoarding disorder, yaitu:
- Sulit untuk membuang barang yang tidak memiliki nilai dan tidak dibutuhkan.
- Merasa berat berpisah dengan barang-barang di sekitarnya.
- Resah ketika orang lain menyentuh barangnya bahkan cenderung marah jika barangnya dibuang dan berusaha untuk menyelamatkan barangnya.
- Selalu merasa perlu untuk menyimpan barang-barangnya.
- Cenderung memiliki sifat ragu, perfeksionis, sulit mengambil keputusan, dan sulit dalam melakukan masalah perencanaan.
Jika kamu mengalami gejala seperti yang telah disebutkan di atas, bisa jadi kamu terkena gangguan penimbunan atau hoarding disorder. Untuk mengatasinya kamu bisa mulai dengan beberapa cara di bawah ini:
- Belajar memilah barang yang benar-benar dibutuhkan dan barang yang tidak dibutuhkan.
- Sadar bahwa kegiatan menimbun barang sangatlah tidak berguna dan cenderung merugikan diri sendiri serta orang lain.
![]() Ilustrasi membersihkan rumah/Foto: Pexels/Andrea Piacquadio |
Namun, jika kedua cara di atas masih tidak membantu hoarding disorder, cobalah untuk menghubungi dokter atau psikiater agar gangguan penimbunan yang dialami bisa teratasi dengan baik. Hoarding disorder sama sekali tidak bisa disepelekan, sebab perilaku ini sangat berdampak buruk bagi diri sendiri, lingkungan sekitar, terutama untuk kesehatan dan keselamatan.
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!