Kenali Tiger Parenting: Pola Asuh yang Memaksa Anak untuk Beprestasi Secara Akademik
Beauties, pernah mendengar istilah tiger parenting? Tiger parenting adalah pola asuh orang tua kepada anaknya dengan cara pengasuhan yang ketat dan otoritatif dan dimaksudkan agar kelak anak-anaknya menjadi anak yang berprestasi.
Dikutip dari Very Well Family, istilah tiger parenting pertama kali diperkenalkan oleh penulis dan profesor hukum Amy Chua dalam bukunya, "Battle Hymn of the Tiger Mom." Novel ini mencerminkan pengasuhannya yang ketat yang didasarkan pada strategi pengasuhan ini.
Ibu dari dua putri ini menjelaskan bagaimana tiger parenting menggabungkan pendekatan pola asuh positif dan negatif. Dia menjelaskan bahwa pendekatan ini umum dalam budaya Tiongkok, terutama di kalangan ibu-ibu.
Yuk, kenalan lebih jauh dengan tiger parenting!
Karakteristik Pengasuhan Tiger Parenting
![]() Karakteristik Tiger Parenting/Foto: freepik.com/peoplecreations |
Ada beberapa ciri dari metode tiger parenting, salah satunya pola asuh ini menekankan pentingnya prestasi akademik. Akibatnya, orang tua mendorong anak-anak mereka untuk memprioritaskan sekolah di atas hal-hal lain untuk meningkatkan peluang kesuksesan mereka di masa depan.
Karakter umum dari tiger parenting di antaranya seperti penekanan pada akademisi standar pencapaian yang tinggi, penekanan pada disiplin dan kontrol hingga hukuman.
Anak-anak dari orang tua yang menerapkan tiger parenting mungkin diharapkan untuk menerima semua nilai A dalam ujian, memperoleh beasiswa atau penghargaan, dan masuk ke universitas dengan peringkat teratas. Orang tua akan puas ketika anak-anak memenuhi standar ini dan kecewa atau marah ketika anaknya gagal.
Ilustrasi tiger parenting/Foto: Freepik |
Dari hal tersebut, anak-anak hanya mendapat sedikit waktu untuk bermain dengan teman, menjalankan hobi, dan kegiatan ekstrakurikuler lainnya. Anak-anak mungkin merasa kehilangan kegiatan ini, terutama ketika mereka melihat teman sebayanya dapat berpartisipasi.
Sedihnya, anak-anak mungkin merasa tidak mampu mengekspresikan keinginan dan minat mereka sendiri. Jika mereka mencoba untuk menetapkan tujuan mereka sendiri, orang tua mungkin menanggapi dengan cara yang negatif.
Anak-anak belajar bahwa untuk memenangkan persetujuan orang tua mereka, mereka harus berkomitmen pada tujuan orang tua mereka dan mengesampingkan kepentingan mereka sendiri.
Kritik dan Dampak dari Tiger Parenting
![]() Dampak Tehadap Anak/Foto: freepik.com/master1305 |
Walaupun mendorong prestasi akademis anak, nyatanya para peneliti berpendapat bahwa tiger parenting adalah pengasuhan yang tidak hanya tidak efektif, tetapi juga berbahaya. Dari buku yang ditulis oleh Chua, banyak yang menganggap bahwa buku tersebut mengembangkan stereotip keluarga-keluarga Tionghoa.
Padahal, studi mengungkapkan bahwa karakterisasi tentang keluarga Tionghoa yang biasa menerapkan tiger parenting itu tidak benar. Faktanya, keluarga Tionghoa pada umumnya tampak memberikan penekanan yang seimbang pada akademis, keterampilan sosial, kesejahteraan mental, dan otonomi.
Lalu, telah banyak studi yang menjabarkan dampak buruk tiger parenting terhadap anak. Diungkapkan bahwa tiger parenting dapat berbahaya bagi kesehatan mental dan kesejahteraan psikologis anak-anak.
Satu studi menemukan bahwa dibandingkan dengan gaya pengasuhan yang lebih mendukung, remaja dari orang tua yang menerapkan tiger parenting lebih cenderung merasa tertekan dan terasing dari orang tua mereka.
Tiger Parenting/Foto: Freepik |
Berdasarkan Choosing therapy, tingkat stres dan kortisol yang tinggi pada anak-anak karena didikan tiger parenting dikaitkan dengan peradangan, infeksi, dan fungsi kekebalan yang buruk. Tidak hanya itu, ada pula risiko lebih tinggi terkena kondisi kesehatan seperti obesitas, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), penyakit jantung, dan kanker tertentu.
Studi lain juga menunjukkan bahwa anak-anak cenderung mendapat manfaat dari gaya pengasuhan yang lebih mendukung yang menggabungkan kehangatan, disiplin yang tepat, dan pemantauan yang memadai tanpa menghindari membentak, mempermalukan, menyalahkan, dan membandingkan dengan orang lain.
Setiap anak unik dalam cara mereka merespons pendekatan pengasuhan yang berbeda. Tapi pastikan pada pola pengasuhan selalu ada kehangatan, kepercayaan, keterbukaan sehingga menimbulkan respon positif dari anak, ya!
***
Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk, gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

Ilustrasi tiger parenting/Foto: Freepik
Tiger Parenting/Foto: Freepik