Bisnis Brand Mewah Lesu di Awal Tahun 2024, Ini Brand yang Justru Meroket

Dimitrie Hardjo | Beautynesia
Selasa, 30 Apr 2024 17:15 WIB
Bisnis Brand Mewah Lesu di Awal Tahun 2024, Ini Brand yang Justru Meroket
Foto: Instagram.com/miumiu

Sederet brand mewah tengah merilis laporan penjualan mereka selama awal tahun 2024 (Q1). Dihimpun oleh Business of Fashion, sales luxury brand mengindikasikan pertumbuhan lambat atau justru menurun di tengah pertumbuhan ekonomi global yang melambat pula.

Berdasarkan press release-nya, Kering (perusahaan induk brand Gucci, Saint Laurent, Bottega Veneta, Balenciaga, Alexander McQueen, dan sejumlah brand lain) mengumumkan revenue kuartal pertama mereka sebesar 4,504 juta EUR, turun 11% seperti yang dilaporkan. Hal ini dikarenakan turunnya traffic di pertokoan dengan penurunan tajam terjadi di wilayah Asia Pasifik. Kering menyatakan penurunan ini diakibatkan adanya proses transisi dan penyesuaian dalam sejumlah rumah mode yang dinaungi perusahaan.

Rumah mode Gucci, misalnya. Desainer Sabato de Sarno baru diangkat sebagai direktur kreatif yang debut koleksi Spring/Summer 2024 tahun lalu. Dari situ, Kering juga memprediksi penjualan mereka untuk paruh pertama tahun 2024 akan menurun sekitar 40-45%. Lalu, bagaimana dengan brand mewah lainnya?

Brand yang Mengalami Pertumbuhan Lambat

Foto: Instagram/Dior

Dior/ Foto: Instagram/Dior

Berbeda kasus dengan perusahaan Kering yang mengalami kemerosotan penjualan. Masih ada brand yang bertumbuh, tapi meleset dari ekspektasi dan justru melambat. 

Valentino melaporkan mengalami kemerosotan revenue sebesar 5% di tahun 2023 pasar barang mewah global yang lesu. Mereka pun mengatur strategi kembali untuk meningkatkan direct sales sehingga per awal tahun 2024, berhasil meningkat 3%. Peningkatan itu didorong oleh kuatnya pasar di Asia Pasifik dan Jepang.

Perusahaan LVMH yang menaungi rumah mode Dior, Louis Vuitton, Loewe, Fendi, Givenchy, Marc Jacobs, dan sebagainya, juga melihat pertumbuhan sebesar 3%. Angka tersebut merupakan total dari bisnis mulai dari fashion & leather goods, wine & spirit, jam tangan & perhiasan, hingga parfum & kosmetik. Jika dilihat dari fashion & leather goods itu sendiri, terdapat pertumbuhan sebesar 2% secara organik.

Walaupun ada peningkatan, angka tersebut masih meleset dari ekspektasi analisis yang memprediksi peningkatan 5-6%.

Di sisi lain, peningkatan lebih tinggi dialami Hermès pada kuartal pertama 2024. Berdasarkan laporan dalam press release-nya, penjualan melihat pertumbuhan sebesar 17% dengan nilai tukar konstan dan 13% dengan nilai tukar saat ini. Mereka juga menjelaskan per akhir Maret, kenaikan penjualan terbesar terjadi di Jepang, yakni sebesar 25%.

Brand yang Meroket di Awal 2024

Tas Miu Miu

Miu Miu/ Foto: Instagram.com/miumiu

Hal menarik terjadi di Prada Group yang mengawali tahun 2024 dengan laporan positif. Ya, penjualan kuartal pertama mereka meningkat 16% year-on-year (yoy) dengan brand Miu Miu mengalami pertumbuhan signifikan, yaitu sebesar 89% yoy. Performa ritel sales terbesar terjadi di Jepang dengan peningkatan 46% yoy.

Prada Group melaporkan peningkatan ini didukung identitas yang kuat, kreativitas, dan dinamisme. Melirik produk-produk yang tengah diluncurkan, baik Miu Miu maupun Prada menawarkan produk yang easy to wear, bahkan membuat tren tersendiri. Desain yang memikat hati para pecinta fashion turut mendongkrak popularitas.

Menurut laporan Lyst Index, Miu Miu berhasil merebut posisi pertama sebagai brand paling populer di awal tahun 2024. Sementara Prada turun menempati posisi kedua. 

Bagaimana menurutmu, Beauties?

***

Ingin jadi salah satu pembaca yang bisa ikutan beragam event seru di Beautynesia? Yuk gabung ke komunitas pembaca Beautynesia B-Nation. Caranya DAFTAR DI SINI!

(dmh/dmh)
Komentar
0 Komentar TULIS KOMENTAR
Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama memberikan komentar.

RELATED ARTICLE